Opini
Propaganda Berbayar: Senjata Licik Zionis dalam Perang Opini Global
Oleh: Syifa Rafida
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Firma, disebut menerima kontrak senilai U$$ 900.000 atau sekitar Rp 14 miliar dalam beberapa bulan terakhir. Dana tersebut dipakai untuk merekrut influencer memproduksi konten hingga membiayai operasional kampanye digital. Setiap influencer dilaporkan mendapatkan bayaran fantastis hingga mencapai sebesar US$ 7.000 atau setara Rp 116,2 juta perpostingan propaganda Israel (news.detik.com, 3 Oktober 2025).
Sementara itu, di negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia, sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Zionis juga menggunakan berbagai strategi untuk melemahkan gerakan boikot produk pro-zionis yang semakin meluas. Mereka aktif mendekati komunitas muslim dengan berbagai cara agar produk mereka tidak lagi menjadi sasaran boikot. Salah satunya dengan menyalurkan donasi bertema "Peduli Palestina" melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Fenomena dibayarnya para influencer dunia untuk menyebarkan narasi pro-Zionis menunjukkan betapa zionis sangat takut pada kebenaran. Mereka menyadari bahwa dukungan publik global terhadap Palestina semakin menguat, terutama setelah berbagai kekejaman mereka terekspos di media sosial.
Karena itulah mereka berusaha mengendalikan opini publik dengan cara licik yakni membayar para pesohor digital agar dunia berpihak pada narasi palsu yang mereka bangun. Di sisi lain, hal ini juga memperlihatkan wajah asli sistem kapitalisme dimana, opini publik dapat dibeli oleh siapapun yang memiliki uang. Dalam sistem ini, media dan influencer tidak lebih menjadi corong kebenaran melainkan alat propaganda yang tunduk pada kepentingan finansial. NIlai moral dan kemanusiaan dikalahkan oleh transaksi ekonomi. Ironisnya praktek semacam ini mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat.
Amerika Serikat bukan hanya menjadi sponsor utama zionis dalam bentuk dana dan senjata, tapi juga memberikan dukungan politik tanpa batas di berbagai forum internasional. Namun yang lebih menyedihkan para penguasa negeri-negeri Arab dan Muslim memilih diam, bahkan ada yang ikut menguatkan narasi bohong zionis demi menjaga hubungan politik dan ekonomi mereka dengan Barat. Semua ini menegaskan bahwa persoalan Palestina bukan sekadar konflik wilayah, melainkan benturan antara kebenaran dan kebatilan, antara keberanian menegakkan prinsip Islam dengan ketundukan terhadap sistem kapitalisme global yang dikuasai oleh kekuatan zionis dan sekutunya.
Kenyataan inilah yang menunjukkan betapa umat membutuhkan sistem yang mampu melindungi kebenaran dari manipulasi dan kebohongan musuh. Ketika para penguasa hari ini bungkam, opini publik umat pun menjadi lemah dan mudah diarahkan oleh narasi buatan musuh. Karena itulah, hanya dengan kembali pada aturan Islam sebagai sistem kehidupan, opini publik dapat dikembangkan pada porosnya yakni berpihak kepada kebenaran membela kaum tertindas dan menentang segala bentuk kezaliman.
Dalam pandangan Islam, opini publik bukanlah komoditas yang bisa dibeli atau dikendalikan oleh kekuatan uang dan kepentingan penjajah melainkan amanah besar yang harus dijaga agar senantiasa bergerak pada kebenaran opini publik yang benar menjadi benteng umat dari propaganda budaya musuh, karena itu dalam sistem Islam yakni khilafah media dan para influencer tidak diarahkan untuk membentuk citra atau kepentingan ekonomi semata, tetapi untuk menyeru kepada kebenaran, membongkar kebohongan musuh, dan membela kaum muslimin di seluruh dunia.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itu selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa menyuarakan kebenaran dan melawan kebatilan adalah kewajiban setiap muslim, termasuk melalui media dan ruang publik. Dalam sistem Islam, opini publik dibangun berdasarkan akidah Islam, sehingga setiap pemberitaan narasi dan konten diarahkan untuk memperkuat kesadaran umat terhadap hakikat perjuangan, menjelaskan makar musuh dan menyerukan pada persatuan umat di bawah kepemimpinan Islam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan". (TQS.Al- Ma'idah:2).
Maka melawan narasi batin zionis bukan sekadar soal informasi, tetapi bagian dari perang pemikiran untuk menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebohongan penjajahan. Hanya dengan dakwah ideologis dan kesatuan umat di bawah satu kepemimpinan Islam opini publik dapat kembali diarahkan pada kebenaran yang hakiki di bawah kepemimpinan Islam atau Khilafah jihad fisabilillah.
Wallahua'lam bissowwab.
Via
Opini
Posting Komentar