Puisi
Perikemanusiaan telah Mati
Oleh: Nabila Zidane
TanahRibathMedia.Com—Gaza berdarah, langitnya pun merintih,
Anak kecil gugur tanpa peluk ibunda,
Dunia berpaling, matanya pun letih,
Hanya Allah tempat harap dan doa.
Tangan penjajah menggenggam besi panas,
Mereka membunuh, merampas, dan membakar,
Sementara dunia membisu, tumpul dan malas,
Melihat derita namun enggan kirim pasukan kekar.
Tentara umat hanya bisa duduk di barak dengan gagah,
Mereka tak gerak, tak goyah, tak sadar,
Padahal firman Allah jelas menyerah,
“Perangilah demi yang lemah dan terkapar”
Pemimpin munafik menjual tanah suci,
Mengirim buah pada si penjajah bengis.
Mereka biarkan Al-Aqsha terus dilucuti,
Tak peduli sabda Nabi yang tegas dan manis.
Fatwa-fatwa lahir tanpa nyala,
Doa digadang lebih kuat dari senjata,
Namun Gaza butuh jihad, bukan kata,
Bukan sekadar tangis dalam ceramah semata.
Syaikh Taqiyuddin telah lama berseru,
“Khilafah wajib tegak, tiada kompromi.”
Abu Rasytah pun memekik tak ragu,
“Tanpa jihad, Al-Quds tak akan kembali.”
Kaum Muslimin, bangkitlah dari lena,
Jangan biarkan darah tertumpah sia-sia,
Khilafah solusi, jalan mulia nan nyata,
Yang akan giring jihad menuju Palestina.
Imam adalah perisai, sabda Nabi tercinta,
Di belakangnya umat berperang bersama,
Maka bangkitlah, wahai jiwa yang setia,
Tegakkan khilafah, tegakkan izzah agama.
Via
Puisi
Posting Komentar