SYIAR
‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Para alumni pondok Pesantren Nurul Huda Pulo Sari Limbangan - Garut, mulai berdatangan untuk memenuhi undangan reuni alumni pesantren yang diselenggarakan pada hari Ahad, 29 Juni 2025. Acara reuni tahunan yang membawa tema "Mengulas Kisah, Menyambung Ukhuwah" di awali dengan pembacan ayat suci Al-Quran yang bacakan oleh salah satu putri dari sesepuh Pesantren Pulo Sari, dan pembacaan salawat oleh salah satu alumni, serta acara pokok berupa wejangan dari sesepuh pesantren, Bapak KH. Apud Saepudin S.H.I.
Dalam wejangannya, ia berharap para alumni senantiasa menjadi pewaris Rasul, yaitu dengan cara terus berdakwah, mengajak kepada kebaikan, dan menyebarkan ilmu Allah. Ia pun memaparkan tentang bagaimana cara bekerja agar mendapatkan keuntungan yang besar untuk bekal hidup di dunia, serta bagaimana cara beribadah agar mendapatkan keuntungan yang besar untuk bekal hidup di akhirat.
Bekerja itu terbagi dua. Ada yang hanya menggunakan skill otot dan ada yang menggunakn skill otak. Bekerja yang menggunakan skill otot, keuntungannya akan sedikit jika dibandingkan dengan bekerja menggunakan skill otak. Contoh: pekerja bangunan yang bekerjanya menggunakan skill otot keuntungannya kecil, padahal tenaga yang dikeluarkan sangatlah besar. Beda lagi dengan seorang arsitek, dia akan mempunyai keuntungan lebih besar jika dibandingkan dengan pekerja bangunan, padahal bekerjanya hanya duduk. Apa yang menjadi pembedanya? Yang menjadi pembedanya adalah seorang arsitek bekerja menggunakan skill otak, dan itu termasuk skil intelektual.
Begitu pun dalam beribadah, jika kita ingin mendapatkan keuntungan yang besar, maka beribadahlah dengan menggunakan skill otak, yang dalam konteks ibadah disebut skill spiritual. Beribadah dengan menggunakan skill spiritual, bisa kita terapkan ketika kita melaksanakn salat.
Salat adalah ibadah yang menghubungkan manusia dengan Rabb-nya. Oleh karenanya, dirikan salat dengan sebaik-baiknya, dan jadikan ibadah salat ini ibadah yang menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi kehidupan di akhirat kelak.
Pak kiai menjelaskan, bahwa salat terbagi tiga bagian. Pertama, salat syariat, yaitu salat yang biasa kita lakukan, hanya seputar gerakan dan bacaannya saja, serta menghabiskan waktu sekitar kurang lebih lima menit saja. Maka, tingkatkan menjadi salat yang kedua, yaitu salat tarikat. Salat tarikat adalah: ketika kita berdiri, duduk, serta gerakan yang lainnya kita selalu mengingat Allah. Misalkan, sebelum tidur kita berwudu, terus berzikir, dan berwudu serta berzikir sebelum tidur. Fadilahnya adalah selama tidur kita akan di doakan oleh para malaikat agar Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kita.
Ia pun menjelaskan, bahwa bersentuhan dengan pasangan ketika tidur tidak akan membatalkan pahala berwudu. Inilah ibadah yang disebut salat tarikat. Namun, salat tarikat pun belum termasuk ke dalam ibadah yang menggunakan skill spiritual. Oleh karenanya, tingkatkan ke salat yang ketiga, yaitu salat hakikat. Salat hakikat adalah ibadah seseorang yang sudah meyakini bahwa selain Allah yang menciptakannya, Allah juga yang membuat dan memberi aturan kepada hamba-Nya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kebaikan yang ia perbuat, prestasi yang ia miliki, jasa yang ia berikan, langkahnya, gerakan badannya, dan semua ibadah, serta amal-amal lainnya yang ia lakukan sudah seharusnya bersandar kepada Allah semata dalam meraihnya.
Jadi tidak ada alasan baginya untuk melakukan kesombongan, karena ia merasa tidak mempunyai apa-apa di dunia ini, serta orang yang menyadari bahwa semua adalah hak Allah, maka ketika ia menjanjikan sesuatu, atau ketika ia dipinta sesuatu, maka tidak akan mengucapkan kata: "Siap", tetapi akan mengucapakan kalimat: "InsyaaAllah". Itulah yang dinamakan salat hakikat, salat yang dilaksanakan menggunakan skill spiritual.
"Setiap gerak dalam kehidupannya dinilai sebagai ibadah salat,dan skill spiriual dalam salat akan menjanjikan keuntungan yang besar untuk bekal hidup di akhirat,” sambungnya.
Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sehari-hari kita tidak boleh lepas dari salat, dan salat hakikat itu tidak hanya berfokus kepada seputar gerakan dan bacaan dalam salat saja, tetapi dalam gerak langkah, pemikiran, serta tekad dalam menjalani kehidupan ini pun harus bisa dikatagorikan ke dalam ibadah salat.
Sesepuh Pesantren Pulo Sari yang selalu berpenampilan nyentrik ini pun menambahkan wejangannya. Ia berpesan agar kita tidak boleh berkeluh kesah, karena berkeluh kesah akan membuat hidup bertambah susah dan selalu merasa kurang. Hidup yang selalu merasa kurang itu sendiri disebabkan dari kurangnya beristighfar dan kurangnya bersyukur. Hindari juga selalu menilai keburukan orang lain, dan jangan sekali-kali menggibahnya, agar kita tidak menjadi orang yang bangkrut.
Siapa orang yang bangkrut itu? Orang yang bangkrut itu bukan orang yang dagangannya habis beserta modalnya, tetapi orang bangkrut yang sesungguhnya adalah orang yang selama hidup di dunia selalu menggibah keburukan orang lain, dan di akhirat kelak dia harus membayar orang yang dia ghibah dengan pahala amalnya selama didunia. Naudzubillah.
Ada satu amal di dunia, yang pahalanya tidak bisa dipakai membayar hutang dosa gjibahnya kepada orang lain, amal itu adalah zikru napas. Zikru napas ialah setiap hembusan dan tarikan napas selalu diisi dengan zikir, dan ibadah tersebut adalah mutlak miliknya, serta pahalanya tidak akan pernah bisa diberikan kepada orang lain.
Dengan penyampaiannya yang humoris sehingga membuat suasana menjadi hangat, guru kami ini memberikan contoh-contoh seputar tema yang dipaparkan, serta tidak lupa ia mengucapkan terimakasih atas kedatangan kami, para alumni.
Acara ini pun diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh menantunya.Terimakasih kami haturkan kepada sesepuh pesantren dan keluarga, serta para ustaz dan ustazah yang telah mengajar, mendidik, serta membimbing kami agar kami selalu ada di jalan-Nya.
Semoga jasa guru-guru kami dibalas oleh Allah dengan sebaik-baiknya balasan, dan semoga ilmu yang diberikan menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir terus hingga ke surge-Nya, dan semoga kami alumni Pesantren Nurul Huda Pulo Sari pun bisa menjadi sebaik-baiknya manusia, yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Aamiin ya Rabbalalamin.
Wallahu alam bisshawwab.
Via
SYIAR
Posting Komentar