Opini
Pembantaian dengan Kelaparan Sistemik, hanya Islam Solusi Hakiki
Oleh: Tita Rahayu Sulaeman
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Penduduk Gaza diambang kematian akibat kelaparan. Israel telah menjadikan kelaparan sebagai senjata genosida penduduk Gaza. Bantuan kemanusiaan diblokade sejak Maret 2025, hingga menyebabkan bencana kelaparan penduduk Gaza. Kekejaman zionis tak berhenti di sana. Penduduk Gaza yang tengah mengantre bantuan makanan pun ditembaki. Thameen Al-Kheetan, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, lebih dari 1000 orang tewas ditembaki pasukan Israel saat mengantre makanan.
Bencana kelaparan yang diciptakan oleh Israel telah menyebabkan setidaknya sekitar 900.000 anak di Gaza menderita kelaparan, dan 70.000 di antara mereka mengalami malnutrisi. Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, mengatakan 21 anak telah meninggal dunia akibat malnutrisi dan kelaparan di seluruh wilayah tersebut dalam 72 jam terakhir (bbc, 23-07-2025). Penjajahan yang terjadi di Gaza dengan membuat kelaparan menunjukkan kelemahan dan pengecut zionis dalam menghadapi kaum muslimin gaza.
Ironisnya, Para pemimpin negeri-negeri Arab menunjukkan keberpihakannya pada Israel. Sejumlah 17 negara dan 22 negara anggota Liga Arab menyepakati Deklarasi New York yang ditandatangani di PBB. Tujuannya adalah untuk mengakhiri konflik di Gaza, terbentuknya negara Palestina tanpa kekuatan militer dan bisa hidup berdampingan dengan Israel (kompas, 31-07-2025). Solusi dua negara (two nation state) yang digadang-gadang akan mengakhiri konflik hanyalah dalih untuk melegalkan kependudukan zionis di tanah Palestina.
Terbelenggu Perjanjian
Para penguasa diharapkan pertolongannya kini justru berkhianat, berjabat tangan dengan sekutu para penjajah. Kecaman, retorika, gencatan senjata hingga resolusi demi resolusi yang dibuat nyatanya tidak ada yang mampu menghentikan genosida Israel atas Palestina. Upaya untuk mengadili Israel selalu dimentahkan oleh Amerika Serikat dengan hak vetonya.
Saudara terdekat Palestina, Mesir terbelenggu dalam perjanjian-perjanjian dengan para penjajah. Mesir terikat Perjanjian Camp David (1979) dengan Israel sehingga tidak mampu keputusan yang tegas untuk menolong Palestina. Stabilitas keamanan dan ekonomi dalam negeri dijadikan dalih pembenaran. Sementara Mesir dengan Amerika memiliki hubungan erat dalam bidang militer. Amerika Serikat menjadikan Mesir penerima bantuan militer Amerika non-NATO terbesar kedua setelah Israel (sindonews, 19-02-2024). Meski kelaparan massal ini telah memicu kemarahan dunia internasional. Namun pintu Raffah tetap tertutup rapat. Otoritas Mesir lebih memilih menjaga perjanjiannya dengan Israel dan sekutunya Amerika.
Umat perlu Bersatu
Kondisi Gaza kian memburuk. Sementara umat semakin merasa tak berdaya. Upaya yang dilakukan nampak seperti jalan buntu. Dari mulai boikot, long march, mengirim bantuan mandiri dengan kapal, melakukan aksi Global March to Gaza, hingga menghanyutkan botol-botol berisi beras di lautan terdekat Gaza agar sampai ke penduduk Gaza. Semuanya memang tidak mampu menjadikan solusi bagi penjajahan Israel atas Palestina. Namun, dari beberapa upaya yang dilakukan umat, menunjukan bahwa masih adanya ghirah pada saudara seakidahnya di Palestina.
Umat Islam sesungguhnya bukanlah umat yang lemah. Allah Swt. memperikan predikat pada umat Islam sebagai umat terbaik (khairu ummah). Secara jumlah, umat Islam adalah salah satu umat yang terbanyak di dunia. Bila negeri-negeri Islam bersatu, maka akan membentuk kekuatan militer yang juga kuat. Bersatunya umat, harus dipimpin oleh pemimpin yang hanya memiliki ketakutan kepada Allah Swt. Tidak ada ketundukan pada makhluk. Dengan demikian, ketika persatuan umat terwujud dalam satu kepemimpinan, maka syariat jihad yang Allah swt turunkan bisa direalisasikan untuk menghentikan penjajahan zionis Israel di Palestina.
Allah Swt berfirman,
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah: 216)
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (TQS. Al-Baqarah: 190)
Solusi jihad akan sempurna dilakukan jika ada pemimpin (khalifah) di tengah kaum muslimin. Untuk itu, kaum muslimin harus berjuang untuk mewujudkannya bersama kelompok dakwah ideologis.
Via
Opini
Posting Komentar