Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang
Opini

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
05 Jul, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Hesti Nur Laili, S.Psi
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Indonesia, tanah air dengan kekayaan alam melimpah. Hamparan hijau hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia, perbukitan yang indah bagai lukisan, terumbu karang yang indah dan menakjubkan, juga pulau-pulau kecil yang eksotis dan mempesona. Keindahan yang tak hanya membuat warganya betah tinggal di dalamnya, tetapi juga membuat rindu warganya yang jauh tinggal di luar Indonesia, sekaligus juga membuat iri banyak penduduk dunia.

Namun kini semuanya berubah. Pesona keindahan itu tak lagi tampak dan memberikan manfaat. Semuanya hilang akibat tangan-tangan serakah manusia yang memanfaatkan jabatan demi keserakahannya. Realitas buruk kian terpampang nyata dengan tergilasnya kekayaan alam Indonesia oleh eksploitasi besar-besaran seperti merajalelanya pertambangan nikel, batubara, emas, timah, dan semuanya yang terus dikeruk dan digali tanpa ampun hingga merusak ekosistem Indonesia.

Salah satu kekayaan ekosistem alami Indonesia adalah Raja Ampat. Dia disebut “last paradise on earth” dan rumah bagi 75 persen spesies terumbu karang dunia dan ribuan spesies ikan. Namun, aktivitas tambang nikel telah menghancurkan 500 hektar hutan dan merusak terumbu karang akibat sedimentasi dari tambang (Nasional.kompas.com, 7-6-2025).

Kasus tambang ilegal di Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur juga mencatat kerusakan 3,26 hektar hutan (Prokal.co, 10-7-2025). Lalu di Kepulauan Riau, kota Batam menjadi salah satu wilayah dengan pembalakan hutan terbesar se-provinsi itu (Ombudsman.go.id, 4-11-2022).

Yang terbaru di Riau, kawasan hutan lindung dan hutan produksi di Kabupaten Kampar, Riau menjadi gundul akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Hutan-hutan tersebut sengaja dibabat oleh mafia sawit hingga 6000 hektar terancam gundul (JPNN.com, 9-6-2025).

Indonesia telah menyumbang sebanyak 58.2 persen deforestasi akibat pertambangan hingga berdampak pada ketidakseimbangam ekosistem di sekitar 428 kabupaten/kota, utamanya di Kalimantan dan Riau. Tak hanya di darat, bahkan kerusakan juga terjadi di laut Indonesia. Pertambangan timah di Bangka-Belitung menghancurkan mangrove dan terumbu karang, meninggalkan kolong dan lumpur yang mengancam ekosistem pesisir. Sungai-sungai tercemar, sumber mata pencaharian nelayan rusak. Hutan dan lahan gambut yang terkikis ini juga meninggalkan jejak besar bagi iklim: Indonesia jadi penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi ketiga di dunia (Tempo.co, 21-4-2024).

Kasus di atas hanyalah beberapa contoh bagaimana keadaan Indonesia kini yang menjadi malang akibat sistem yang tak berpihak pada rakyat maupun pada ekosistem alam. Inilah akibat dari buruknya sistem kapitalisme yang diadopsi oleh pemerintah untuk mengatur urusan negara. Kapitalisme benar-benar merusak dari segala lini. Termasuk melegalkan penjajahan dalam bentuk investasi, hingga hasil kekayaan alam yang dikeruk, tak ada sedikit pun yang bisa dinikmati oleh masyarakat.

Ideologi kapitalisme yang lahir dari paham sekuler dan liberalisme yang memuja kebebasan dan tak mengenal halal-haram. Di dalam sistem ini, pemerintah hanyalah sebagai regulator bagi para investor. Apalagi untuk menjabat di posisi tertentu, atau ingin menjadi pemimpin di negeri ini, biaya kampanye begitu mahal hingga harus menggaet para investor untuk membiayai kampanye mereka. Hal ini secara otomatis menciptakan transaksi antara investor dengan para calon-calon pemimpin untuk membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan mereka. Bahkan jika itu harus merusak negaranya, mereka tak segan melakukannya. 

Dapat disimpulkan bahwa pemegang kendali atas Indonesia hingga keadaanya begitu malang kini adalah para investor yang hanya ingin mengeruk kekayaan alam Indonesia saja. Alih-alih untuk kesejahteraan rakyat, segala bentuk kebijakan dibuat hanya untuk melegitimasi kerakusan para pemodal juga kerakusan para pejabat yang ingin kaya dengan cepat.

Situasi seperti ini, terpuruknya keadaan Indonesia kini, seharusnya menjadikan umat Islam, khususnya sebagai warga negara Indonesia untuk sadar bahwa saat ini kita sedang dijajah habis-habisan oleh penjajah-penjajah bertopeng investor dengan antek-anteknya yang tengah duduk di kursi pemerintahan yang menghamparkan karpet merah untuk mereka. Umat harus sadar bahwa sistem sekuler-kapitalisme yang diterapkan oleh negara adalah sumber dari segala kerusakan di Indonesia kini.

Sayangnya banyak di antara kaum Muslimin hari ini justru mengharapkan perubahan dari sistem yang sudah rusak ini. Sistem sekuler-kapitalisme yang dibalut oleh demokrasi seolah menjadi satu-satunya jalan untuk bisa berubah. Padahal sudah sangat jelas bahwasanya untuk bisa merubah Indonesia dengan tetap memegang ideologi ini sangatlah mustahil.

Oleh karenanya, jika ingin Indonesia kembali indah seperti dulu, ingin membentuk kehidupan yang ideal dan penuh berkah, maka umat tak boleh lagi percaya dengan ideologi sekuler-kapitalisme, apalagi sampai memperjuangkannya. Umat Islam harus bertaubat dan kembali berjuang menegakkan syari'at Islam sebagai bagian dari keimanan. Bukti sudah nyata bahwa hanya sistem Islam yang mampu menjaga keharmonisan alam, manusia, dan hubungan antar keduanya.

Jelas sekali berbeda antara sistem sekuler-kapitalisme dengan sistem Islam. Di dalam Islam, pemimpin adalah ra'in dan junnah, yakni pengayom dan pelayan umat. Perihal tambang, di dalam sistem Islam, pengelolaan tambang diwajibkan hanya untuk kemaslahatan umat, kemuliaan Islam dan kejayaan negara. Pengelolaan tambang benar-benar sesuai prosedur, tidak ugal-ugalan, dikelola langsung oleh negara, dan hasilnya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat.

Akibat dari ketiadaan investor asing di bidang pertambangan ini, maka keuntungan yang didapat menjadi lebih besar dan juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi kaum lelaki yang sudah baligh untuk mencari nafkah. Perekonomian dalam sistem Islam juga diperkuat oleh Baitul Mal yang lagi-lagi diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk akses kesehatan murah, pendidikan murah, sandang, pangan, dan papan yang mudah dijangkau.

Untuk itu, berdasarkan perbedaan yang sangat kontras di atas, maka bagaimana cara agar Indonesia bisa menjadi jaya adalah dengan adanya upaya yang sungguh-sungguh dari umat Islam untuk mendakwahkan dengan gencar penegakan syari'at Islam kaffah dalam naungan khilafah. Karena dengan dakwah inilah, masyarakat secara luas akan sadar bahwa Indonesia sudah di ujung tanduk dengan sistem rusak sekuler-kapitalisme. Satu-satunya cara untuk mengembalikan Indonesia menjadi lebih baik, Berjaya, dan menumbuhkan generasi yang gemilang adalah dengan tegaknya syariat Islam.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Tanah Ribath Media- Juli 05, 2025 0
‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat
Oleh: Kartika Soetarjo (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Para alumni pondok Pesantren Nurul Huda Pulo Sari Limbangan - Garut, mula…

Most Popular

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025
Perbaiki Diri dari Tulisan Sendiri

Perbaiki Diri dari Tulisan Sendiri

Juli 01, 2025

Editor Post

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Lebih dari 70 Muslimah Hadiri Talk Show Kajian Risalah Akhir Tahun 2023

Lebih dari 70 Muslimah Hadiri Talk Show Kajian Risalah Akhir Tahun 2023

Januari 01, 2024
Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023

Popular Post

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025
Perbaiki Diri dari Tulisan Sendiri

Perbaiki Diri dari Tulisan Sendiri

Juli 01, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us