SYIAR
Napak Tilas Ritual Haji
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Ihram
TanahRibathMedia.Com—Ihram adalah keadaan beribadah dalam berhaji, di mana semua jamaah laki-laki mengenakan pakaian putih tanpa jahitan dan pakaian yang menutup aurat bagi perempuan.
Ihram menandakan bahwa manusia harus beribadah dalam keadan suci dan dan ikhlas.
Tawaf
Tawaf dimulai pada zaman Nabi Adam As. Ia menirukan para malaikat yang Tawaf mengelilingi Arasy. Tawaf artinya mengelilingi Kabah.
Makna dari Tawaf adalah, mendekatkan diri kepada Allah Swt. serta menggambarkan persatuan umat dalam beribadah kepada-Nya.
Sai
Bersama suami tercinta yang seorang utusan Allah Swt. dan sang putra yang bertahun-tahun didamba kehadirannya, bidadari cantik nan shalehah itu pergi demi menjaga api cemburu sang madu. Di tengah padang pasir yang tandus, Sang Nabi (red: Ibrahim) meninggalkannya bersama putra terkasih, Ismail.
Ikhlas tanpa memelas, sabar tanpa ingkar, hatinya suci bersih tanpa bersedih, karena Ia tahu, ini perintah Sang Maha Penyeru.
Padang pasir yang tandus membuat Ismail kecil menangis dilanda lapar dan haus. Bunda tercinta, Sayyidah Hajar, seketika panik, dengan tertatih ia menyeret kakinya ke Gunung Shafa mencari air untuk pelipur lapar, dan haus Ismail. Naas, di Shafa ia tak menjumpai air. Lalu turun dari Shafa, dan naik ke Gunung Marwah dengan harapan menemukan air. Namun, tetap di Marwah pun air tak ia temukan.
Hingga 7 kali sang bunda bolak-balik Shafa - Marwah. Akhirnya dengan kebesaran dan kekuasaan Sang Maha Perkasa, air itu datang dari bekas tendangan kaki Ismail kecil. Peristiwa itu yang kini dijadikan sebagian ritual haji, yaitu Sai.
Namun, Sai bukan hanya sebagai ritual haji saja, tetapi Sai mengajarkan kita tentang semangat bekerja, tidak hanya berpangku tangan menunggu keajaiban Tuhan. Walaupun rezeki sudah ada ketentuan, tetapi tetap bekerja menjemput rezeki adalah kewajiban, selain doa yang harus di utamakan.
Sai juga mengajarkan banyak hal, bahwa Allah mencintai setiap proses atau ikhtiar kita jika dilakukan dengan keikhlasan serta sabar dalam ketaatan.
Maka, jangan pernah berputus asa terhadap ikhtiar kita, baik dalam menjemput rezeki, dakwah, atau capaian lainnya. Teruslah bergerak demi mencapai tujuan dan cita-cita kita.
Jangan takut untuk mencoba dan mengambil risiko, karena itu semua adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh. Jangan lupa juga untuk selalu berdoa dan meminta petunjuk dari Allah Swt. dalam setiap langkah kita.
Mabit di Muzdalifah
Dulu, Nabi Muhammad saw. pernah pula bermalam di Muzdalifah, untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan terus berzikir kepada-Nya.
Di Muzdalifah semua jamaah dari berbagai lapisan masyarakat bermalam di bawah langit terbuka. Ini menandakan bahwa pentingnya hidup dalam kesederhanaan dan kesetaraan. Kaya, miskin, pejabat, ataupun rakyat biasa, di hadapan Allah semua sama.
Melempar Jumrah
Penantian lama Sang Nabi (red: Ibrahim) akan kehadiran sang buah hati, akhirnya terbayar juga. Seorang putra nan tampan lahir dari istri kedua.
Namun, dalam mimpinya perintah Allah datang kepadanya agar putra yang kehadirnya dinanti setiap hari, dipinta disetiap doa, didamba berpuluh-puluh tahun lamanya, harus disembelih.
Bukan tidak sayang, tetapi ini pembuktian kuatnya iman. Apapun akan dilaksanakan kalau Allah yang memerintahkan, bahkan anak tercinta pun jika Allah yang meminta, tanpa ragu akan Ia persembahkan.
Ismail kecil pun bukan sembarang anak kecil. Ia terlahir sebagai keturunan dari seorang Nabi, Ia juga terlahir dari rahim seorang perempuan pilihan, suci hati, jernih pikiran, serta kuat iman. Ismail berhati mulia, Ia dengan rida menyetujui permintaan ayah tercintanya, demi ketaatan kepada Sang Maha Kuasa.
Perjalanannya menuju tempat di mana sang putra akan disembelih tidak mulus begitu saja, Nabi (red: Ibrahim) digoda oleh iblis agar tidak melaksanakan perintah Allah. Pada waktu itu Nabi Ibrahim melempari iblis dengan batu di tiga tempat. Maka peristiwa itu yang sekarang menjadi ritual haji, yaitu melempar jumrah. Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah.
Pelajaran yang terdapat dalam melempar jumrah adalah: perlawanan kepada iblis yang selalu mengoda manusia agar ingkar kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada Allah dalam melaksanakan segala perintahnya, dan keteguhan iman yang tidak tergoyahkan.
Sedangkan batu mewakili nafsu dalam diri yang senantiasa harus kita buang agar hidup selalu ada dalam keikhlasan dan kekuatan iman.
Tahalul
Tahalul adalah ritual terakhir dalam berhaji, yaitu mengunting rambut minimal 3 helai. Tahalul menurut bahasa adalah menjadi boleh atau menjadi halal. Semua yang haram dilakukan selama berhaji, maka setelah tahalul menjadi halal.
Rambut adalah mahkota yang menjadi ciri ketampanan dan kecantikan seseorang, dan Tahalul menggambarkan bahwa manusia harus ikhlas melepas mahkota yang selama ini menjadi kesombongan, agar selalu rendah hati dihadapan mahluk dan di hadapan Allah Subhanahu Wa Taala.
Labaikallahumma Labaik
Labaikalaa Syarika laka Labaik
Innalhamda Wanimata Laka Walmulk
Laa Syariikalak.
Semoga kita ditakdirkan menjadi tamu istimewa-Nya. Bisa melaksanakan setiap rukun dalam berhaji dengan sempurna, dan menjadi haji yang mabrur serta mabrurrah. Aamiin.
Wallahu alam bisshawwab.
Via
SYIAR
Posting Komentar