Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Kunci bagi Rumah Layak Huni
Opini

Kunci bagi Rumah Layak Huni

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
08 Mei, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Oleh: Ummu Jifa
(MIMÙ…_Muslimah Indramayu Menulis) 


TanahRibathMedia.Com—"Gemah ripah loh jinawi", salah satu ungkapan atau peribasa yang lekat disematkan pada negara kita, Indonesia tercinta. Ungkapan ini disematkan karena Indonesia memiliki wilayah yang luas, lebar, dan banyak rakyatnya. Serta, dianugerahkan tanah yang subur dan makmur. Kekayaan alam pun begitu melimpah. Tak kurang-kurangnya tambang emas, minyak, nikel, batu bara. Juga hasil dari hutan, pertanian, laut dan lain sebagainya. 

Namun miris, melimpahnya kekayaan alam  ternyata tidak berbanding lurus dengan kondisi rakyat. Seharusnya dengan kekayaan tersebut, rakyat Indonesia sudah tidak lagi memiliki masalah dalam hal sandang, pangan, dan papan. Tapi faktanya berdasarkan laporan Macro Proverty Outlook edisi April 2025, angka kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia terungkap sebesar 60,3 persen dari total penduduk. Sehingga hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara termiskin kedua di Asia Tenggara (ekonomi.bisnis.com). 

Dan salah satu imbas dari kemiskinan ini, sebagaimana yang dinyatakan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, bahwa sebanyak 26,9 juta rumah di Indonesia masuk ke dalam kategori tak layak huni. Hal ini sangatlah wajar, karena membangun rumah layak huni membutuhkan biaya banyak dan mahal untuk membeli tanah dan material bangunan.

Jika hendak membeli rumah yang sudah jadi pun harganya tak kalah mahal. Sebab, pengendali perumahan rakyat ada di tangan korporasi yang membangun perumahan untuk tujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Akhirnya kebanyakan rakyat mau tidak mau tinggal di rumah tidak layak huni, meski sebetulnya bisa mengancam jiwa dan nyawa mereka.

Kapitalisme, Melebarkan Jarak antara si Kaya dan si Miskin

Di sisi lain, bak langit dan bumi, orang kaya membangun rumah megah selayak istana. Dengan desain interior modern dilengkapi perabotan mewah. Bahkan tidak sedikit dari mereka memiliki lebih dari satu rumah dan tersebar di beberapa wilayah yang berbeda. 

Kesenjangan ekonomi yang nampak tersebut merupakan buah dari diterapkannya sistem kapitalisme. Dijelaskan dalam kitab Nidzam Al Islam karya Taqiyuddin An-Nabhani, bahwa dalam ideologi kapitalisme, kekayaan menjadi kunci untuk memiliki kuasa. Dengan kekayaan, apapun bisa dikontrol, dikendalikan dan dimiliki. Sehingga siapapun yang memiliki materi berupa kekayaan yang banyak, maka dialah yang akan mampu mewujudkan segalanya, termasuk mewujudkan rumah layak huni.

Sementara si Miskin akan semakin susah dalam mewujudkan segalanya. Dalam sistem kapitalisme, segala sesuatu ditakar dengan materi. Bahkan standar kebahagiaan pun akan terwujud pada saat materi berupa kekayaan ada padanya. Selama sistem kapitalisme ini masih diterapkan, maka kesenjangan itu akan ada, dan pemerataan ekonomi masyarakat sulit diwujudkan.


Sistem Islam Menjamin Tata Kelola Perumahan

Islam sebagai agama sempurna, senantiasa memiliki solusi atas segala persoalan kehidupan manusia. Termasuk dalam persoalan rumah layak huni. Tata kelola negara untuk mewujudkan papan yang layak telah dicontohkan pada masa Rasulullah saw., yakni dengan dibangunnya Suffah. Bagi masyarakat Madinah yang tidak memiliki tempat tinggal, maka mereka menempati Suffah. Lalu mereka dikenal dengan sebutan ahlu suffah.

Rasulullah saw. membangun Suffah, di salah satu sisi dari area masjid Nabawi, berseberangan dengan tempat salatnya kaum muslim. Ahlu Suffah boleh tinggal sampai kapan pun, dan dijamin penghidupanya oleh Rasulullah saw. sampai mereka memiliki rumah sendiri.

Dalam kebijakan lain Rasulullah saw. menerapkan mekanisme mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshor, setelah mereka berhijrah dari Mekah ke Madinah. Kaum Anshor senantiasa berbagi kepada kaum Muhajirin termasuk berbagi tempat tinggal.

Rasulullah saw. melakukan hal ini karena posisi beliau sebagai pemimpin kaum Muslim. Di mana, salah satu tugas utamanya yakni harus mengurusi segala kepentingan rakyat. Karena pemimpin atau penguasa adalah raa'in, sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: "Imam adalah raa’in (gembala/pengurus) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Jika saja para penguasa sekarang berniat mencontoh kepemimpinan Rasulullah saw. dan penerusnya, dengan menerapkan Islam pada saat menjalankan roda pemerintahannya, pasti mereka akan bersungguh-sungguh dalam memperhatikan rakyatnya. Sehingga persoalan rumah rakyat yang tak layak huni pun mudah diselesaikan. 

Wallahualam bisshawab.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Kriminalitas dan Kenalakan Remaja Kian Marak, Bagaimana Solusinya?

Tanah Ribath Media- Mei 08, 2025 0
Kriminalitas dan Kenalakan Remaja Kian Marak, Bagaimana Solusinya?
Oleh: Ratna Sari, SE Sahabat Tanah Ribath Media TanahRibathMedia.Com— Dua remaja pelajar berinisial ALH (15) dan RAW (13) berhasil diringkus petuga…

Most Popular

Pro Kontra Wisuda, Bagaimana Pandangan dalam Islam?

Pro Kontra Wisuda, Bagaimana Pandangan dalam Islam?

Mei 01, 2025
Salah Pilih Idola, Bahaya

Salah Pilih Idola, Bahaya

Mei 05, 2025
Ngaji di Zaman Gadget

Ngaji di Zaman Gadget

Mei 01, 2025

Editor Post

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Lebih dari 70 Muslimah Hadiri Talk Show Kajian Risalah Akhir Tahun 2023

Lebih dari 70 Muslimah Hadiri Talk Show Kajian Risalah Akhir Tahun 2023

Januari 01, 2024
Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023

Popular Post

Pro Kontra Wisuda, Bagaimana Pandangan dalam Islam?

Pro Kontra Wisuda, Bagaimana Pandangan dalam Islam?

Mei 01, 2025
Salah Pilih Idola, Bahaya

Salah Pilih Idola, Bahaya

Mei 05, 2025
Ngaji di Zaman Gadget

Ngaji di Zaman Gadget

Mei 01, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us