Opini
Inses: Bukti Keadaan Negeri Kian Tak Beres
Oleh: Ade Irma Suryani
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta polisi untuk mengusut grup Facebook "Fantasi Sedarah". FB dengan nama akun tersebut mengandung konten dengan unsur eksploitasi seksual dan meresahkan masyarakat.
Kemen PPPA mengecam keberadaan grup ini yang menormalisasikan aktivitas seks inses yang mengancam perempuan dan anak (Republila.co.id, 7-5-2025).
Inses adalah hubungan sedarah atau hubungan yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki hubungan keluarga yang sangat dekat. Seperti ayah dengan anak perempuannya atau ibu dengan anak laki-lakinya atau antara saudara kandung.
Tentu ini adalah hal yang mengerikan dan bagi sebagian kalangan ini hal yang menggelikan bahkan menjijikkan. Dalam hal budaya ini dianggap tabu sekaligus melanggar norma budaya bangsa.
Dalam agama Islam ini jelas-jelas diharamkan. Karena Islam sangat menjaga nasab anggota keluarga. Jadi, sudah ada aturan mana yang mahram dan mana yang bukan, atau mana yang boleh dinikahi, mana yang tidak boleh.
Terlebih kita hidup di negara yang mayoritas Muslim dan dikenal sebagai religius. Melihat fakta ini bisa terjadi, tentu menjauhkan kesan religi tadi. Bangsa yang berbudaya pun kian terkikis dengan berbagai problema yang ada seperti zina bebas tak ada batas, salah satunya peristiwa inses ini.
Budaya yang rusak, sesungguhnya menjadi bom waktu kehancuran bangsa yang berperadaban dan menyebabkan menurunnya kualitas negara sebagai bangsa yang berwibawa dalam membangun kemajuan bangsa.
Rusaknya budaya adalah bentuk dari rusaknya tatanan negara akibat penerapan sistem yang rusak. Kerusakan ringan bahkan sangat berat, sehingga diprediksi negara kita tercinta tak lama lagi bisa hancur.
Kita harus sadar bahwa telah terjadi kerusakan di semua dimensi dikarenakan rusaknya sistem. Di suatu pabrik atau perusahaan yang menentukan gagal atau berhasilnya suatu produksi itu adalah sistem kerja untuk menghasilkan produknya. Begitu pula dengan aturan suatu negara, ini akan mempengaruhi penuh bagaimana perkembangan negara.
Sudah bertahun-tahun kita mengalami kemerosotan. Bahkan dari segi ekonomi atau perkembangan pembangunan walaupun kelihatan maju tapi semu. Utang negara bertumpuk bergunung-gunung.
Dari segi moralitas bertambahnya kasus demi kasus setiap saat walaupun bertambah banyaknya pihak keamanan tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Sekarang kita dengar kasus ini, besok ada kasus baru yang unik lagi dan akan menjadi pembuka bagi kasus buruk lainnya.
Termasuk inses yang sekarang sedang marak terjadi. Sungguh pertahanan keluarga telah hilang. Yang seharusnya keluargalah benteng pertahanan yang bisa diandalkan sekarang justru mengancam.
Balik lagi ke sistem, yang diterapkan dan dipakai adalah sekularisme. Mencampakkan aturan agama. Meniadakan keberadaan Tuhan sebagai pengatur yang punya sifat Maha Pengatur. Inilah kelancangan manusia terhdap Tuhannya. Sedangkan seorang atasan saja jika tidak dihormati pasti marah. Wajar saja akibatnya yang terjadi adalah kerusakan demi kerusakan, masalah demi masalah seperti lingkaran setan.
Padahal kalau dalam Islam yang lengkap aturannya, ada tindakan perventive agar ini tidak terjadi. Pemisahan interaksi laki-laki dan perempuan kecuali dalam hal yang diperbolehkan. Menegaskan hubungan nasab dan menjelaskan mana hubungan mahram dan non mahram (boleh atau tidak dinikahi) serta apa batas-batas interaksinya.
Termasuk bagaimana batas hubungan orang tua dan anak serta saudara kandung. Berdasarkan qur'an dan sunnah, zina adalah dosa besar apalagi dengan hubungan sedarah, tentu hukumnya lebih berat lagi. Dengan aturan akan mencegah terjadinya hal tersebut. Berbeda dengan kondisi sekarang yang justru terfasilitasi karena aturan yang diterapkan bebas.
Mari sama-sama kita membuka mata dan hati untuk perduli kembali kepada kebenaran aturan yang membawa kemaslahatan dan banyak mendatangkan manfaat agar kita selamat. Yakni dengan berjuang mengembalikan penerapan aturan Islam secara komprehensif atau menyeluruh.
Wallahu'alam bishshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar