IBRAH
Di Balik Sifat Takrir, Ada Getar Rasa yang Masih Terus Mengalir
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sifat takrir adalah salah satu sifatul huruf yang ada dalam ilmu tajwid. Sedangkan ilmu tajwid adalah ilmu tentang tata cara membaca Al -Quran yang baik dan benar.
Membaca Al-Quran haruslah baik dan benar serta tartil, tidak boleh sembarang membaca tanpa menerapkan ilmu tajwidnya. Karena jika salah membacanya maka akan salah pula arti dan maknanya, sedangkan jika satu saja ada yang salah dalam mengartikan dan memaknai ayat-ayat dalam Al-Quran, maka hukumnya berdosa.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Muzzammil ayat 4: "Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil".
Tartil berarti membaca dengan hukum tajwid, sehingga dapat memahami dan merenungkan makna ayat-ayat yang dibaca.
Tajwid menurut bahasa adalah membaguskan atau memperindah. Contoh: memperindah taman bunga agar sedap dipandang mata, memperindah ruangan dalam rumah agar nyaman dan betah, memperindah penampilan agar semakin dicintai pasangan, itu pun termasuk tajwid, tetapi tajwid dalam konteks kehidupan sehari-sehari.
Sedangkan tajwid menurut harfiah adalah membaguskan atau menyempurnakan bacaan Al-Quran. Seorang yang membaca Al-Quran dengan baik, benar dan sempurna akan mendapatkan pahala yang lebih besar karena membaca dengan lebih teliti dan cermat.
Dalam ilmu tajwid terdapat beberapa pasal, dan di antaranya adalah pasal sifatul huruf. Salah satu sifatul huruf, yaitu sifat takrir. Sifat takrir adalah satu sifat yang hanya ada dalam satu huruf hijiyah, yaitu huruf "ra".
Takrir artinya getaran ringan pada ujung lidah ketika mengucapkan huruf "ra". Getaran ini terjadi karena makhraj huruf "ra" yang berada di ujung lidah, menyebabkan lidah bergetar ketika di produksi.
Jika ketika membaca huruf "ra" harus ada getaran di ujung lidah, maka begitu pun kita ketika menyebut Asma-Nya, getaran itu harus ada, bergemuruh di sekujur tubuh, tanda menganggungkan Sang Maha Perkasa Allah Subhanahu Wa Taala. Yang menjadikan lidah bergetar ketika mengucapkan huruf "ra", yang menjadikan bumi bergetar menyambut kelahiran junjungan alam Rasulullah saw. Serta yang menjadikan laut bergetar dan seisi laut ikut berzikir ketika Nabi Yunus berdoa dan beristighfar serta terus bermunajat dalam gelapnya perut ikan paus.
Seperti halnya dengan pernikahan. Getaran itu akan selalu ada ketika kedua insan menyadari hubungannya dengan Allah, seperti ketaatan seorang istri kepada suaminya.
Ketahuilah wahai laki-laki pujaanku, saat engkau genggam tanganku, Allah pun menciptakan getaran rasa dalam dadaku.
Seperti getaran di ujung lidah yang disebut takrir, begitupun getaran rasa dalam dadaku, terus, terus, dan teruuus mengalir.
Takbir!
Via
IBRAH
Posting Komentar