SP
Pendidikan Sekuler Gagal Mencetak Generasi Berakhlak
TanahRibathMedia.Com—Kabar mengejutkan datang dari SMAN 1 Cimanggis Kabupaten Lebak, Banten. Seorang kepala sekolah Dini Fitri diduga menampar seorang siswa setelah mempergoknya merokok. Karena tidak terima siswa bernama Indra melapor kepada polisi atas tindakan penamparan.
Tidak hanya itu, siswa yang merokok juga mogok sekolah bersama ratusan siswa yang justru berpihak kepadanya. Bahkan mereka menuntut pemerintah menuntut pemecatan kepala sekolah.
Ini adalah salah satu gambaran bahwa sekarang sedang terjadi krisis pendidikan karakter di Indonesia yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Seolah-olah sekolah bukan lagi tempat yang sakral dan mulia dan dalam mencetak generasi tapi berubah menjadi tempat sekedar mencari bekal untuk bekerja.
Krisis pendidikan karakter ini adalah akar dari sistem pendidikan sekuler, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Ia telah menghapus orientasi spiritual dan moral dari dunia pendidikan. Akibatnya banyak anak didik yang kehilangan arah dan makna hidup.
Sementara itu, para guru pun juga banyak yang ikut terseret dalam arus krisis moral. Dapat kita buktikan, tidak sedikit kasus kekerasan, pelecehan dan korupsi yang terjadi di pendidikan yang melibatkan pendidik itu sendiri.
Selain itu di sistem liberal yang serba bebas melahirkan generasi yang tidak taat aturan dan banyak terjadi penyimpangan moral. Merokok menjadi simbol kedewasaan, jati diri dan kebanggaan agar terlihat keren terutama oleh teman-teman sesirkelnya.
Belum lagi maraknya vape, yang banyak digandrungi oleh para remaja. Karena bentuknya yang simpel dan penggunaan yang mudah, vape juga memiliki banyak varian tapi jangan salah justru kandungan yang terkandung pada vape itu lebih membahayakan bagi kesehatan tubuh. Seharusnya hal-hal seperti ini diperhatikan oleh negara agar tidak sembarangan dalam penggunaan terutama bagi anak dibawah umur.
Insiden penamparan yang dilakukan oleh kepala sekolah juga bukan bentuk kekerasan yang tidak dapat dibenarkan karena sebagai seorang pengajar tetap harus menjaga akhlak dan harus memahamkan.
Beginilah yang terjadi ketika yang diterapkan adalah sistem batil. Maka berbanding terbalik dengan sistem Islam. Di dalam Islam tujuan pendidikan bukan sekedar mencetak manusia yang cerdas, akan tetapi mencintai insan yang berkepribadian Islami, yang membentuk pola pikir dan pola sikap yang didasarkan pada akidah.
Maka seorang guru ia menjadi pilar peradaban, posisinya dihormati dan dimuliakan karena ia membantu tugas yang besar dalam mencetak kepribadian muridnya dan dalam Islam, guru bukan hanya gudang ilmu atau sekedar transfer ilmu, namun juga memberikan teladan kepada murid.
Oleh karena itu, rusaknya dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan karakter tidak bisa diselesaikan dengan mengganti kurikulum atau pelatihan para guru. Akan tetapi dengan mengembalikan sistem pendidikan di bawah naungan syariah Islam yang diterapkan oleh negara. Maka inilah saatnya umat harus kembali pada sistem Islam agar pendidikan benar-benar melahirkan generasi beriman berilmu dan beradab.
Umi Kultsum
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar