OPINI
Jangan Lupakan Gaza!
Oleh: Reni Susanti, S.A.P
(Pendidik Generasi Khoiru Ummah)
TanahRibathMedia.Com—Hingga kini, Gaza masih dengan kondisi yang sama, menderita. Warga Gaza yang sebagian besar masih tinggal di tenda pengungsian diterpa badai banjir di musim dingin, menyebabkan tenda sobek dan roboh. Pertahanan Sipil Gaza menuturkan bahwa puluhan tenda yang menampung warga Palestina terendam banjir di Al-Mawasi, Kota Khan Younis, di Selatan. Udara dingin dan hujan lebar mmperparah penderitaan 1,5 juta sipi yang mengungsi di wilayah tersebut.
Sebagian besar warga Gaza bergantung pada tenda-tenda usang untuk bertahan hidup. Kantor media pemerintah Gaza memperkirakan sekitar 93 persen tenda pengungsian sudah tidak layak huni, yakni sekitar 125.000 dari total 135.000 tenda. Badan PBB Untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan bahwa hujan yang mengguyur di Jalur Gaza memperburuk situasi yang sangat mengkhawatirkan wilayah tersebut, bantuan peralatan untk temapt tinggal sangat dibutuhkan.
Meski disepakati, namun Israel terus memblokir masuknya bantuan material perlindungan seperti tenda dan rumah mobil. Mengingkari perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025 lalu. Menurut UNRWA,hingga kini upaya internasional untuk menekan Zionis Israel agar memberikan akses masuk bantuan ke Jalur Gaza masih terus dilakukan. Sejak Oktober 2023 Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 orang, Sebagian besar perrempuan dan anak-anak dan menghancurkan daerah kantong itu hingga rata dengan tanah (Antara, 15-11-2025).
Genjatan Senjata bukan Solusi
Genjatan senjata yang diberlakukan sejatinya tidak menghapuskan penderitaan warga Gaza. Setidaknya ada 260 warga tewas dan lebih dari 630 lainnya luka-luka sejak perjanjian genjatan senjatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober 2025. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa genjatan senjata bukanlah solusi. Selama akar masalah tidak dicabut, yaitu penjajahan Zionis. Penderitaan rakyat Palestina hanya akan terus berulang. Genjatan senjata kerap direpresentasikan sebagai jalan keluar, namun kenyataannya hanja menjadi jeda semu yang tidak mengubah apapun. Blokade tetap diberlakukan, bantuan dibatasi. Warga hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Dunia Internasional melihat Gaza melalui narasi yang dikendalikan Amerika Serikat. Saat media global menyiarkan berita bahwa kondidi sudah membaik pasca genjatan senjata, sejatinya itu hanya upaya untuk menutupi fakta krisis yang sebenarnya semakin parah. Peran Amerika Serikat dalam membentuk opini global telah membuat banyak pihak percaya bahwa Gaza baik-baik saja. Padahal faktanya warga menghadapi kondisi yang semakin buruk.
Kegagalan solusi Barat selama puluhan tahun membuktikan bahwa mereka tidak pernah bertujuan untuk menyelesaikan masalah ini. Mulai dari solusi two state, genjatan senjata, perundingan damai. Semuanya tidak pernah menghasilkan perubahan nyata selain memperkuat posisi penjajah.
Barat terus melanggengkan posisi penjajah. Alih-alih menekan Zionis, Barat justru memberikan perlindungan diplomatic, bantuan logistik dan bantuan persenjataan. Karena itu, penderitaan Gaza tidak akan pernah berhenti jika dunia masih bergantung pada solusi-solusi Barat yang rapuh. Sebab solusi mereka hanya melanggengkan ideologi kapitalisme.
Islam Solusi Hakiki
Peristiwa ini menegaskan kepada umat islam terkhusus para pemimpin negeri-negeri muslim bahwa yang dibutuhkan adalah solusi yang bersifat menyeluruh, mendasar dan sesuai dengan jati diri mereka sebagai umat muslim. Islam harusnya menjadi pegangan utama.
Allah ta’ala menegaskan dalam surah Al-Maidah ayat 50: “Apakah hukum jahiliah yang mreka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lbih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Ayat tersebut memperingatkan kepada kita bahwa kaum muslim tidak oleh mengambil hukum selain hukum Allah. Penjajahan, genosida dan perebutan wilayah kaum musliman di Gaza hanya akan tuntas dengan jihad fiisabilillah dalam sebuah naungan khilafah, yaitu sistem pemerintahan yang akan menerapkan islam secara kaffah (menyeluruh).
Kebutuhan akan khilafah saat ini sangatlah mendesak. Khilafah yang akan menjadi junnah atau perisai bagi kaum muslimin seluruh dunia. Khilafah bukan hanya bentu pemerintahan. Tapi akan menghapus segala bentuk penjajahan atas warganya. Dengan kekuatan militer terpusat, kebijakan luar negeri yang independent, dan persatuan wilayah muslim yang strategis.
Solusi hakiki ini tidak akan lahir begitu saja, ia harus diperjuangkan dan disuarakan dengan lantang melalui dakwah Islam ideologis. Dakwah yang menjelaskan bahwa Islam adalah sistem kehidupan yang bukan hanya sebagai ritual, tapi mencakup seluruh aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, keamanan/pertahanan, dan hubungan internasional.
Allahu a’lam.
Via
OPINI
Posting Komentar