OPINI
Bullying Menjadi Fenomena, Krisis Kepribadian di Kalangan Remaja
Oleh: Lia Ummu Thoriq
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, dari hari kehari kasusnya semakin meningkat. Kasus terbaru adalah yang terjadi di SMPN 19 Tanggerang Selatan, Banten, yang mengakibatkan siswa berinisial MH meninggal dunia. Pemerintah menerbitkan aturan untuk membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di lingkungan sekolah. Tujuan dari pembentukan TPPK ini adalah untuk menangani kasus bullying.
Kasus bullying terbaru adalah yang dialami oleh seorang siswa kelas 3 SD di Wonosobo Jawa Tengah. Dendik Handi Kusuma yang harus kehilangan anaknya yang berinisial TA. Usia anak Dendik sembilan tahun, yang diduga meninggal karena bulliying oleh empat teman sekelasnya pada Oktober bulan lalu (BBCIndonesia, 21-11-2025).
Kasus bullying hari ini semakin menggejala, di negeri ini dan terjadi di berbagai daerah. Bullying tindakan penindasan terhadap seseorang yang dilakukan oleh kelompok atau individu, baik dilakukan sesekali ataupun terus menerus. Bullying dapat berupa fisik, verbal cyber dengan tujuan untuk memberikan rasa takut pada korban.
Terkadang seseorang tidak sadar bahwa dirinya telah melakukan tindakan bullying kepada orang lain. Hal ini disebabkan pelaku merasa bahwa apa yang dia lakukan adalah bentuk candaan. Namun menurut orang lain hal ini tersebut menyakiti perasaannya dan menimbulkan efek seperti ketakutan.
Ada beberapa perilaku yang termasuk tindakan bullying, misalnya menjadikan fisik sebagai bahan bercandaan. Setiap manusia memiliki fisik yang berbeda. Ketika bentuk fisik ini dijadikan sebagai bahan ledekan hal ini termasuk kategori bulliying. Memusuhi teman juga merupakan tindakan bullying, karena mengakibatkan permusuhan. Melabrak adik kelas, senioritas kini menjadi tren dikalangan pelajar. Akibatnya banyak adik kelas yang tidak berani berteman dengan kakak kelasnya.
Tindakan bullying yang paling fatal adalah melukai korban sampai kehilangan nyawa.
Inilah bukti bahwa bullying saat ini bukan hanya problem individu namun problem sistemik dalam dunia pendidikan. Hal ini menunjukkan adanya krisis adab dan hilangnya fungsi pendidikan. Nilai-nilai mulia yang diajarkan oleh sistem pendidikan tidak tampak dalam kehidupan nyata, pendidikan hanya menjadi hafalan dan nilai akademik semata. Itulah yang menjadi penyebab utama terjadinya bullying hari ini.
Hal ini diperparah adanya sistem sekuler yang memisahkan agama dalam kehidupan. Agama hanya diambil dari akademik semata tanpa dilihat ajarannya. Agama hanya digunakan dalam beribadah sedangkan dalam mengatur kehidupan menggunakan aturannya sendiri. Sekularisme telah gagal membentuk kepribadian siswa.
Pengaruh sosial media semakin memperkuat pelaku aksi bullying, yang lebih parah lagi bullying dijadikan bahan candaan. Sosial media menjadi kiblat bullying untuk melakukan tindakan yang membahayakan nyawa orang lain. Bagi korban sosial media sebagai kemarahan dan pelampiasan dendam. Ini menunjukkan adanya krisis kepribadian akut yang di alami oleh remaja.
Sistem Islam, Solusi Bullying
“Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang tidak akan tersesat selagi (kalian) berpegang teguh dengan keduanya yaitu al-Qur'an dan sunahku.” (HR. Muslim).
Hadis di atas menjelaskan bahwa Al Qur'an dan Sunnah menjadi pedoman umat Islam termasuk remaja. Di dalamnya mengajarkan tentang kehidupan salah satunya terkait dengan pendidikan. Islam menjadikan sistem pendidikan berdasarkan aqidah Islam. Hal ini untuk memberikan bekal kepada anak dan menyiapkan mereka menjadi mukallaf pada saat sudah baligh.
Negara, masyarakat dan keluarga adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan remaja. Negara bertanggung jawab pada semua level. Pendidikan dalam keluarga negara juga memiliki kurikulumnya. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan generasi yang berkepribadian Islam. Kurikulum pendidikan negara Islam memadukan kepribadian Islam dengan penguasaan kompetensi ilmu. Sehingga mereka mampu menyikapi berbagai persoalan kehidupan dengan cara pandang Islam dan tidak mudah terpengaruh pada hal-hal negatif.
Sistem pendidikan dalam Islam mempunyai tujuan mencetak generasi berkepribadian Islam (syaksiyah islamiyah). Dengan kepribadian Islam maka seorang remaja senantiasa melakukan perbuatannya dengan dasar halal-haram. Dengan kepribadian Islam ini maka remaja akan minimal berbuat bullying. Kerena dia merasa perbuatannya selalu diawasi oleh Allah Swt.
Selain negara orang tua atau keluarga memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya. Selain itu orang tua memiliki kewajiban dalam penjagaan anak-anaknya. Penjagaan ini adalah dengan penanaman pemahaman agama yang kita. Dengan agama yang kuat sehingga anak tidak terjerumus terhadap hal-hal yang negatif atau kemaksiatan. Orang tua adalah pendidikan pertama dan utama. Ditangan orang tua lah masa depan anak terukir. Orang tua harus menanamkan aqidah sebagai pondasi dan mengajaknya syari'at Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Pengajaran syariat ini secara bertahap dan pembiasaan.
Selain orang tua masyarakat memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak atau remaja. Remaja tidak hanya tinggal dirumahnya saja, namun juga membutuhkan sosialisasi di masyarakat. Kontrol masyarakat sangat dibutuhkan dalam pendidikan dan perkembangan remaja. Kontrol masyarakat ini berfungsi sebagai alat pengingat bagi remaja yang melakukan tindakan yang meresahkan sekitar atau melanggar aturan Islam. Kontrol masyarakat ini diperlukan agar remaja selalu diawasi meskipun sedang berada di luar rumah.
Negara juga harus memberlakukan sanksi yang tegas agar kasus bullying ini tak semakin liar. Bagi pelaku bullying yang sudah baligh maka negara akan memberikan sanksi agar hal ini memberikan efek jera bagi pelaku dan menjadi pelajar bagi remaja yang lain untuk tidak melakukan tindakan bullying. Namun jika pelaku belum baligh maka negara akan memberlakukan sanksi kepada orang tuanya sebagai pihak yang bertanggung jawab kepada anak. Sanksi dalam Islam bersifat zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus)
Demikianlah cara dalam sistem Islam menekan angka bulliying. Sistem Islam ibarat inkubator yang akan melahirkan remaja berkualitas, ketaqwaan tinggi serta prestasi cemerlang.
Via
OPINI
Posting Komentar