Opini
Zionis Membabi Buta, Gaza Darurat akan Tegaknya Solusi Nyata
Oleh: Yulida Hasanah
(Aktivis Muslimah Brebes)
TanahRibathMedia.Com—Apa yang terjadi di Gaza hari ini adalah perjalanan panjang sebuah sejarah berbagai penghianatan pemimpin-pemimpin negeri muslim dunia. Mereka lebih tunduk pada gagasan, perundingan-perundingan, dan solusi yang ditawarkan oleh kafir penjajah, baik Zionis Israel maupun Amerika Serikat sebagai pendukung sejati genosida Israel atas Gaza Palestina. Adapun bantuan kemanusiaan dunia untuk Gaza jelas tak seimbang dengan masalah Genosida yang ada. Bahkan para relawan dari berbagai belahan dunia begitu sulit menembus batas isolasi yang dibuat Israel untuk mengisolir berbagai bentuk bantuan kemanusiaan menuju Gaza.
Beberapa hari lalu, Presiden AS Donald Trump sempat menjadi sorotan dunia usai menyerukan agar Israel menghentikan pengebomannya di Gaza. Seruan ini kemudian didukung oleh berbagai pemimpin dunia khususnya negara-negara barat seperti, Inggris, Prancis, Iralndia, Belanda, Jerman, termasuk Indonesia Bersama tujuh negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) (Kompas.com, 6-10-2025).
Namun hal itu tidak diabaikan, Zionis terus membombardir Gaza dengan membabi buta. Serangan keji sejak awal Oktober 2023 lalu telah menyebabkan lebih dari 67.000 warga tewas. Bahkan Sebagian besar korbannya adalah anak-anak, Perempuan dan lansia. Genosida ini juga menyebabkan setidaknya 170.000 warga luka-luka dan membuat fenomena kemanusiaan paling mengerikan sejarah umat hari ini yakni bencana kelaparan. Dalam laporan Klarifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu menduga akhir September kemarin, warga yang terjebak kelaparan mencapai 650.000. Jika serangan Zionis dan kekejiannya ini tidak segera dihentikan, dipastikan korban akan lebih banyak (cnnindonesia.com, 7-10-2025).
Dunia Islam Lemah, Zionis Takkan Berhenti Menjajah
Palestina merupakan bagian tanah umat Islam yang diberkahi. Keberadaannya menjadi poros bagi kondisi umat Islam hari ini. Penjajahan dan genosida oleh Zionis Israel di sana menjadi saksi akan lemahnya dunia Islam. Pemimpin negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia lebih memilih berkhianat kepada umat Islam Palestina dengan sikap politik mereka. Hanya mencukupi dengan kutukan, ikut serta dalam perjanjian yang berisi kemunafikan yang justru mengakui keberadaan negara Israel sembari menyerukan kemerdekaan Palestina sebagai pemanisnya.
Sungguh ini adalah peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah umat Islam sejak mereka tak lagi memiliki benteng penjaga. Deklarasi Balfour (tahun 1917) menjadi sejarah awal lemahnya umat Islam menjaga tanah Palestina.
Dan setelah kekhilafahan Ustmaniyah resmi dihancurkan (1924), maka umat Islam khususnya Palestina telah masuk dalam penjajahan negara barat yang menggantikan posisi Islam sebagai negara adidaya. Hingga akhirnya kelicikan PBB dengan resolusinya untuk membagi wilayah Palestina dan negara Yahudipun terjadi (1947). Hal ini yang justru menjadi pintu gerbang pertama Zionis mulai berkuasa dengan keangkuhannya dan semakin menampakkan wajah aslinya untuk merampok tanah suci Palestina. Sedangkan berbagai upaya kaum muslimin hingga hari ini justru menunjukkan kelemahan mereka untuk membebaskannya. Karena masalah mendasar penjajahan Palestina adalah penjajahan/perampasan paksa Zionis atas dukungan barat dan AS. Dan tidak adanya negeri muslim yang menyerukan pembebasan atas Palestina dengan kekuatan yang mampu mengimbangi Barat dan AS.
Jihad dan Tegaknya Khilafah, Jalan Pembebasan Gaza
Saat berbagai upaya kemanusiaan tidak mampu dijadikan solusi hakiki mengakhiri berbagai derita Palestina, saat berbagai kutukan dan perjanjian damai/genjatan senjata yang diserukan oleh berbagai pemimpin negeri muslim justru menghianati umat Islam Palestina, maka saat itulah seharusnya umat ini sadar bahwa Palestina hanya bisa dibebaskan dengan perang/jihad melawan penjajahan Zionis. Sebab faktanya Zionis tidak akan pernah berhenti melancarkan aksi militer mereka untuk menjajah Gaza. Jihad yang dimaksud tentu adalah jihad yang diperintahkan Islam. Yakni Jihad dalam rangka membebaskan kaum muslimin dari penghalang fisik berupa kekuatan negara dan militer yang menghalangi manusia untuk menyembah Allah sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan manusia.
Dengan Jihad, semua kebiadaban, kebrutalan, keangkuhan, dan kesombongan Zionis Yahudi laknatullah. Hanya saja, jihad ini tidak bisa dilaksanakan secara individual, maupun komunita individu semata. Sebab, jihad yang strategis dan efektif akan bisa dilakukan jika pasukan kaum muslimin berada dalam satu komando pemimpin negara adidaya baru, yakni Khilafah Islamiyah.
Khilafah menjadi satu-satunya negara yang akan bisa menyamai kekuatan besar yang ada di balik bebasnya Zionis melakukan berbagai kekejian dan penjajahannya di Palestina. Maka, untuk mewujudkannya, butuh pergerakan politik yang sifatnya juga global internasional. Hal ini sebagaimana yang telah Rasulullah saw. contohkan saat memimpin kaum muslimin melakukan pergerakan politik Islam menuju perubahan tatanan kehidupan mereka mengikuti apa yang Allah Swt. perintahkan.
Maka, perjuangan dan masa depan umat khususnya Palestina sesungguhnya adalah Khilafah. Sebab, keberadaannya menjadi representasi dari kekuatan Islam global yang akan menjadi ‘junnah’ atau benteng kaum muslimin dari kekejian negara penjajah. Inilah harapan umat Islam yang paling memungkinkan mampu menyelesaikan masalah penjajahan Zionis laknatullah di tanah kaum muslimin, Palestina.
Wallaahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar