Opini
Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Buah Liberalisme Pergaulan
Oleh: Nurhy Niha
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Kasus mutilasi kembali menghebohkan jagad maya, ditemukan potongan tubuh tercecer di semak-semak daerah Pacet, Mojokerto. Polisi mengidentifikasi bahwa potongan tubuh yang ditemukan adalah Tiara Angelina Saraswati (TAS). Setelah ditelusuri pelaku mutilasi ratusan potongan tubuh tersebut adalah Alfi Maulana yang merupakan pasangan kumpul kebo/living together Tiara.
Dilansir dari Detik.com (08-09-2025), pelaku menuturkan melakukan tindakan keji ini karena luapan emosi dari kekesalan yang selama ini terpendam. Diketahui pelaku sudah 5 tahun berpacaran dengan korban dan melakukan living together. Hidup bersama layaknya suami istri tanpa ikatan yang sah dengan kesepakatan. Naas, malam itu Alvi tersulut amarah karena dikunci dari dalam, gelap mata ia menikam Tiara dan lanjut memutilasinya.
Rasa cinta berubah menjadi tindakan keji. Bukan tanpa alasan ia melakukan tindakan mutilasi. Beratnya beban kehidupan ditambah segala tuntutan dari pasangan yang tidak masuk akal menjadi bara dalam sekam yang siap menghanguskan.
Pudarnya Nilai Agama
Sekularisme merusak tatanan nilai yang ada di masyarakat. Pemisahan agama dari kehidupan menjadi celah pudarnya nilai agama. Individualisme meniadakan amar maruf nahi munkar. Kebebasan yang kebablasan menjadikan masyarakat bertindak semaunya.
Living together adalah salah satu bentuk pengungkapan rasa cinta generasi muda masa kini. Tanpa memperhatikan halal dan haram mereka melakukannya. Lemahnya kontrol masyarakat semakin menyuburkan tindakan ini.
Ada beberapa alasan living together menjadi pilihan. Pertama pemikiran rumitnya pernikahan. Kedua efisiensi ekonomi dan terakhir sebagai bentuk uji coba dari pernikahan yang bila tidak sesuai bisa berpisah begitu saja karena tanpa ikatan yang pasti.
Buah Liberalisme Pergaulan
Living together atau kumpul kebo semakin meningkat di perkotaan. Buah liberalisme pergaulan yang menjadi trend toksik di kalangan anak muda. Pacaran bukan lagi hal yang tabu. Tidak heran living together hidup bersama dalam satu atap, berbagi peran layaknya suami istri biasa dilakukan.
Kemaksiatan Terstruktur
Tindakan ini merupakan kemaksiatan yang terstruktur. Berbagai flatform media sangat masif menayangkan konten pornografi, kekerasan, dan pergaulan bebas yang dibungkus drama percintaan. Akses aplikasi kencan yang sangat mudah. Longgarnya penyensoran, atas nama karya seni dan hak asasi manusia.
Negara yang seharusnya mengarahkan pada hal yang lebih baik justru ikut terlibat merusak. Kurikulum sekolah yang semakin sekuler menjauhkan anak dari agama. Maraknya game anak berbau kekerasan dan mengandung pornografi. Anak yang terpapar konten pornografi dan kekerasan akan terganggu tumbuh kembangnya dan berpotensi melakukan hal yang sama seperti dalam game.
Peraturan pemerintah yang terkesan seperti pasal karet tidak memberikan efek jera dan menghilangkan kepercayaan masyarakat. Perzinaan dianggap wajar karena tidak ada aturan yang jelas sehingga masyarakat semakin terperosok dalam jurang kemaksiatan. Perzinaan atas dasar suka sama suka bukan merupakan tindakan pidana dan tidak akan ditindak jika tidak ada laporan.
Islam Mengajarkan Ketakwaan
Ketika sekularisme menjauhkan manusia dari agamanya, Islam justu mendekatkan manusia dengan agamanya. Islam mengajarkan bahwa ketakwaan individu adalah pondasi utama. Pondasi yang menguatkan manusia untuk tetap hidup sesuai dengan tujuan penciptaannya. Seperti terkandung dalam ayat al-quran surat Adz -Dzariyat ayat 56 yang artinya:
"Dan tidak Aku ciptakan manusia dan jin, tidak lain hanya untuk beribadah kepada-Ku."
Salah satu bentuk ibadah adalah menjauhi hal-hal yang haram seperti zina dan membunuh. Dalam islam yang haram dan halal sudah sangat jelas. Jangankan melakukan zina mendekatinya pun haram seperti tertulis dalam al-quran surat Al-Isra ayat 32:
"Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk".
Infishol atau terpisahnya hubungan antara laki-laki dan perempuan merupakan kesempurnaan islam dalam menjaga pergaulan. Hanya diperbolehkan berhubungan dalam beberapa perkara. Adanya larangan berkhalwat atau berduaan dengan bukan mahram serta menuntup aurat secara sempurna ketika bertemu lawan jenis merupakan bentuk perlindungan islam dalam pergaulan.
Dalam surat An-nur ayat 32 Allah memerintahkan pernikahan:
"Dan nikahkanlah diantara kamu orang-orang yang masih membujang dan orang-orang yang layak menikah. Dan jika mereka miskin maka Allah akan memberikan kemampuan dengan karunia-Nya."
Negara Sebagai Rain
Negara sebagai rain harus memelihara rakyatnya. Menerapkan aturan islam secara sempurna. Berperan total dalam pembentukan kepribadian islam dengan memberikan pendidikan gratis berbasis aqidah islam dengan target terwujudnya kepribadian islami.
Memastikan pemahaman islam setiap muslim sehingga setiap muslim paham akan sistem pergaulan dan sistem sanksi islam. Khalifah menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi seperti melaksanakan hukum qisas bagi pembunuh. Al-quran menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 178:
"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu melaksanakan qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh."
Kontrol masyarakat yang ketat dalam pergaulan bebas sehingga memperkecil akses terjadinya living together. Masyarakat akan aktif dalam mencegahkan kemunkaran dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Ketika semua menjalankan fungsinya maka tragedi tragis ini tidak akan terjadi.
Wallahu alam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar