SP
Tidak Cukup Sekadar Kecaman, Genosida Harus Dihentikan
TanahRibathMedia.Com—Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mendorong terciptanya kerja sama yang lebih luas dengan Amerika Serikat. Ia menyoroti pentingnya peluang baru dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini disampaikan pada pertemuan Konsul AS untuk Sumatera, Lisa Podolny, beberapa waktu lalu.
Acara welcome reception ini sekaligus menjadi momen diplomasi informal yang menegaskan hubungan baik antara Pemerintah Kepri dan AS. Kehadiran Podolny menjadi simbol persahabatan yang dekat antara Indonesia dan Amerika Serikat (Hariankepri.com, 26-9-2025).
Selama dua tahun genosida (pembunuhan massal) tanpa jeda telah dilakukan Israel di Gaza, Palestina. Penyerangan di wilayah Gaza dan Tepi Barat terhadap warga sipil sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini terjadi atas bantuan dari Amerika Serikat dan sekutunya, Zionis Yahudi. Hingga kini, sudah lebih dari 66.000 jiwa menjadi korban genosida Gaza, baik karena serangan tentara Israel maupun akibat kelaparan ekstrem.
Sedangkan negeri-negeri Muslim yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), termasuk Indonesia, hanya mampu memberikan kecaman demi kecaman tanpa ada aksi nyata dalam perlawanan menghadapi Amerika Serikat dan Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina. Bahkan masing-masing negara tersebut tetap melakukan kerja sama untuk kepentingan negeri tempat mereka tinggal.
Dalam sistem sekularisme, kerja sama dengan Amerika dan sekutunya akan tetap berjalan selama masih dapat mengambil manfaat dan keuntungan dari kerja sama tersebut, walaupun sejatinya kerja sama demikian merugikan negeri ini sendiri.
Hal ini tidak lain disebabkan oleh paham nation state (negara bangsa) yang memisahkan wilayah negeri-negeri Muslim berdasarkan batas budaya dan bahasa dengan garis khayal yang tidak jelas sumbernya, sekalipun wilayah tersebut masih berada dalam daratan yang sama.
Pasca runtuhnya Khilafah Islamiyyah, negeri-negeri Muslim terbagi menjadi beberapa negara yang disekat pembagian wilayahnya oleh musuh Islam dan dijajah dari sisi politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Hanya dengan sistem Islam dan penerapan hukum Islam secara menyeluruh serta membentuk barisan jihad persatuan kaum Muslim di seluruh dunia, permasalahan yang dihadapi masyarakat Gaza, Palestina, dapat diselesaikan. Di bawah komando seorang khalifah, kaum Muslim mampu melawan penjajah dan Zionis Yahudi terhadap genosida yang terus terjadi hingga hari ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tidak cukup hanya sekadar kecaman, boikot, dan penyaluran bantuan semata; genosida yang dihadapi rakyat Palestina juga harus dilawan dengan kekuatan militer sebagaimana yang dilakukan tentara Israel.
Wallahu a’lam bishshawab.
Siti Aysyah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar