Opini
MBG ala Kapitalisme Bukan Solusi
Oleh: Ekke Ummu Khoirunnisa
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Miris, baru saja dimulai program pemerintahan pusat ini yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi gratis bagi siswa tingkat PAUD, SD, SMP, dan PKBM menoreh luka bagi siswa-siswi yang menikmatinya. Alih-alih membuat masyarakat bahagia, sehat dengan adanya makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi malah keracunan masal di sejumlah daerah, khususnya di Kabupaten Bandung.
Perhatian khusus diberikan Bupati Bandung Dadang Supriatna terkait keracunan masal dalam program MBG yang menelan banyak korban. Bupati Bandung menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam setiap tahapan penyelenggaraan program ini. Keracunan masal ini tidak disebabkan hanya satu faktor saja.
Menurut data dari jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebutkan jumlah keracunan menu MBG sebanyak 5.360 orang, ditambah lagi dengan banyaknya kasus terkait pengadaan MBG ini menunjukan bahwa masalah MBG bukanlah sekedar persoalan teknis, melainkan sistematis.
Tujuan MBG untuk memenuhi gizi anak, meningkatkan prestasi dan menggerakkan ekonomi, sungguh jauh panggang dari api. Buktinya banyak anak malah keracunan. Dalam meningkatkan prestasipun nyatanya tidak berjalan. Para pengajar disibukkan dengan mengatur distribusi, begitu pun dengan kemajuan ekonomi, penyelenggara MBG mayoritas yayasan yang melakukan MoU dengan kroninya para penguasa. Alhasil kesulitan semakin bertumpuk pada masyarakat kelas bawah yang selalu menjadi korban.
Dalam sistem Islam untuk memenuhi kebutuhan gizi pada rakyat, yang dilakukan adalah dengan terjaminnya kebutuhan primer per individu secara cukup juga layak. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mulk yang disyariatkan kepala keluarga untuk bekerja.
Artinya negara mempunyai kewajiban penuh untuk membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Dengan adanya lapangan pekerjaan maka setiap keluarga bisa memenuhi gizi keluarganya.
Dalam politik APBN syariah mampu memberikan fasilitas berkualitas beserta makan siang bergizi, karena dengan APBN berbasis syariah yang diterapkan maka pemasukannya melimpah dan pengeluarannya pun sesuai dengan skala prioritas, dan umat adalah prioritas utama.
Dalam Sistem Islam penguasa selalu mengutamakan kebutuhan rakyat karena pemimpin dalam adalah periayah, sebagaimana hadis Rasulullah saw.:
«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ»
“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim)
Jadi, jaminan pemenuhan gizi bagi seluruh rakyat benar-benar akan terwujud secara sempurna dan menyeluruh hanya dengan diterapkannya syariat Islam secara kafah dalam bingkai Daulah Islamiyah. Mari bersama kita raih dengan istikamah berjuang dan berdakwah mencerdaskan umat untuk melanjutkan kehidupan Islam yang rahmatan lil’alamiin .
Wallahu ‘alam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar