Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini G30S/PKI: Membaca Ulang Pengkhianatan dalam Cahaya Sejarah dan Syariat
Opini

G30S/PKI: Membaca Ulang Pengkhianatan dalam Cahaya Sejarah dan Syariat

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
02 Okt, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Rianti Budi Anggara 
(Tim Redaksi Tanah Ribath Media)


TanahRibathMedia.Com—Tragedi G30S/PKI tahun 1965 menjadi salah satu titik kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit (Ketua PKI), dengan tujuan untuk menggulingkan kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno dan mengubah bentuk negara menjadi komunis. Pada dini hari Jumat (1 Oktober 1965), pasukan Cakrabirawa di bawah komando Letkol Untung menculik para perwira tinggi TNI AD. Peristiwa ini bukan sekadar pengkhianatan politik semata, tetapi memunculkan ideologi kufur (komunisme) yang secara langsung menolak keberadaan Allah Swt. dan syariat Islam di dalamnya.

Enam jenderal tewas, sebagian tewas dibunuh langsung di rumahnya dan sebagian lagi dibawa ke Lubang Buaya. Keenam jenderal tersebut adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, dan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo. Selain itu, Lettu Pierre Tendean serta Ade Irma Nasution (putri Jenderal A.H. Nasution) turut menjadi korban dalam peristiwa keji tersebut. Jenazah para perwira kemudian ditemukan di Lubang Buaya dan ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi, yang sejak 2009 resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Upaya ini tidak hanya mencerminkan pengkhianatan terhadap negara semata, tetapi memperlihatkan pertentangan ideologi kufur dan anti-Islam. PKI (Partai Komunis Indonesia) bertentangan langsung dengan akidah tauhid. Karena itu, penolakannya bukan sekadar atas nama bangsa, tapi atas nama iman. 

PKI bukan sekadar partai yang ingin menggulingkan kekuasaan, tapi sekaligus pembawa ideologi kufur yang menolak keberadaan Allah Swt. Maka dosanya lebih besar karena menghilangkan banyak nyawa manusia. 

Tragedi G30S/PKI bukan hanya soal perebutan kekuasaan semata, tetapi juga pertarungan ideologi yang menolak eksistensi Tuhan yang Maha Esa dan melawan nilai-nilai Islam. 

PKI gagal karena umat Islam ketika itu masih teguh mempertahankan dan memperkuat kekokohan akidahnya. Meski syariat belum ditegakkan sepenuhnya di tengah-tengah kehidupan rakyat keseluruhan, kekuatan iman umat menjadi benteng utama yang meruntuhkan kekuatan komunisme.

Namun, bahaya ideologi komunisme tidak boleh dianggap telah hilang begitu saja saat ini. Jika umat Islam lengah, ideologi kufur ini bisa kembali menyusup dalam wajah baru dalam bentuk sekularisme ekstrem, liberalisme, maupun gerakan yang merendahkan peran agama dalam kehidupan umat dan menggeser syariat dari posisi utamanya di masa yang akan datang.

Di sinilah sejarah dan syariat menjadi sangat penting untuk meneguhkan kembali iman dan takwa, persatuan, dan kesatuan, serta pendidikan ideologi Islam di setiap insan. Sejarah mengajarkan bahwa ketika umat Islam bersatu, mereka mampu menjadi penopang utama bangsa dalam menghadapi ancaman ideologi sesat negeri-negeri Barat. Dari sisi syariat, solusi terletak pada penguatan akidah yang harus tertanam kuat agar generasi muda tidak mudah dipengaruhi paham-paham Barat atau pemahaman kufur yang menyesatkan. 

Pendidikan Islam harus menanamkan nilai bahwa agama adalah pondasi kehidupan, sesuai dengan firman Allah: “Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit...” (TQS. Thaha: 124)

Tragedi G30S/PKI seyogianya tidak hanya ditayangkan dalam bentuk film setiap tahunnya, namun harus dikaji mendalam. Bukan sekadar sebagai catatan kelam politik bangsa, namun sebagai peringatan ideologis bagi umat Islam untuk wajib kembali pada Islam kaffah, menjadikan syariat Allah sebagai satu-satunya hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Karena itu, satu-satunya jalan menghadapi komunisme, sekularisme, liberalisme, dan seluruh ideologi kufur adalah dengan kembali menjadikan Islam sebagai ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam tidak hanya hadir sebagai nilai moral atau pelengkap budaya bangsa, tetapi sebagai sistem hidup (mabda) yang memiliki solusi politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Hanya dengan Islam kaffah umat akan memiliki benteng yang kokoh untuk menolak setiap upaya penyusupan ideologi sesat di masa kini maupun masa depan.

Wallāhu a‘lam.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Kebangkitan Islam melalui Pesantren: Mengembalikan Identitas dan Peran Umat Islam

Tanah Ribath Media- Oktober 13, 2025 0
Kebangkitan Islam melalui Pesantren: Mengembalikan Identitas dan Peran Umat Islam
Oleh: Amanah Andriani, S.Pd (Aktivis Muslimah Dompu) TanahRibathMedia.Com— Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya peran pesantren dala…

Most Popular

Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Buah Liberalisme Pergaulan

Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Buah Liberalisme Pergaulan

Oktober 13, 2025
Bolehkah Job Hugging?

Bolehkah Job Hugging?

Oktober 09, 2025
Solusi Dua Negara Tidak Dibutuhkan Rakyat Gaza

Solusi Dua Negara Tidak Dibutuhkan Rakyat Gaza

Oktober 09, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Buah Liberalisme Pergaulan

Kumpul Kebo Berujung Mutilasi, Buah Liberalisme Pergaulan

Oktober 13, 2025
Bolehkah Job Hugging?

Bolehkah Job Hugging?

Oktober 09, 2025
Solusi Dua Negara Tidak Dibutuhkan Rakyat Gaza

Solusi Dua Negara Tidak Dibutuhkan Rakyat Gaza

Oktober 09, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us