Opini
Lantangnya Suara Gen Z Membela Palestina
Oleh: Umi Hanifah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Solidaritas Generasi Z buat Palestina di ltalia, Jerman, Amerika, Kolumbia, dan belahan dunia lain adalah fenomena kesadaran menghentikan kesewenangan yang tersistemik. Mereka melihat para pemimpinnya tidak melakukan apapun, selain hanya bualan dan kecaman.
Bagi Gen Z, membela Palestina menjadi bagian dari identitas mereka sebagai generasi yang menolak ketidakadilan. Isu rasisme, perubahan iklim, hingga kemerdekaan Palestina, semuanya mereka lihat sebagai satu benang merah: perjuangan untuk keadilan (Baitulmaqdisinstitute.com, 5-10-2025).
Generasi Z dengan keberaniannya bersuara melawan kebengisan Zionis Yahudi meskipun harus berhadapan dengan tindakan represif aparat di masing-masing negaranya. Jiwa muda yang penuh gelora, maju di garda depan membela manusia yang tidak dimanusiakan.
Di era digitalisasi suara, tulisan, dan berbagi sama dahsyatnya dengan senjata. Bagi umat lslam, semua platfom harus digunakan bersuara tentang Palestina, terutama Gaza dengan lantang. Hari ini sudah lebih 65.000 jiwa dibantai sia-sia oleh Zionis. Gaza semakin menderita. Zionis dengan sengaja membuat kelaparan sistemik untuk memudahkan melakukan genosida.
Cukup menjadi manusia untuk berpihak membela Gaza. kebiadaban zionis yang semakin brutal membuat dunia marah menuntut untuk segera menghentikannya. Bahkan rakyat lsrael sendiri melakukan aksi demontrasi agar Netanyahu segera mengakhiri agresi terhadap Gaza.
Dunia sangat paham bahwa zionis itu licik dan penebar hoax. Zionis selalu menyampaikan bahwa tindakannya adalah melindungi keamanan negaranya. Mereka menuduh sepihak bahwa kondisi ini karena tindakan Hamas dan narasi busuk lainnya. Hari ini tidak ada yang mempercayai ucapan mereka, di berbagai belahan dunia baik Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika semua menunjukkan kegeramannya dengan turun ke jalan untuk mengutuk kekejaman Zionis.
Zionis memang biadab, di tengah bantuan, peluru sengaja ditembakkan. Mereka memang tidak layak di sebut manusia, buas melebihi binatang. Dunia semakin marah dan suara penentangan yang bertubi-tubi membuat Zionis semakin panik dengan membunuh banyak jurnalis.
Di balik genosida, Gaza adalah lambang kekuatan iman meski dilanda kelaparan kronis dan ledakan bom, mereka tetap kokoh mempertahankan tanah suci Baitul Maqdis. Mereka tidak gentar meskipun senjata Zionis setiap saat siap merenggut nyawa. Gaza punya Allah Sang Maha Pelindung Terkuat, sementara Zionis adalah pengecut yang merampok tanah orang lain dan mengusir paksa pemilik asli.
Yang memuakkan para pemimpin Arab di sekitar Palestina sudah buta dan tuli. Mereka tetap bergeming membiarkan Gaza berdarah-darah di depan matanya. Mereka tidak punya malu apalagi rasa berdosa untuk segera membantu saudara seimannya yang di zalimi.
Kekuasaan mereka untuk menyokong musuh, ini adalah penghianatan kepada Allah Swt., Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Jabatan yang sementara mereka tukar dengan akhirat yang kekal.
Suarakan Jihad untuk Solusi Hakiki
Suara untuk membela Palestina harus di kawal untuk solusi hakiki, dengan mengirimkan tentara untuk perang melawan Zionis. Puluhan perjanjian dan perundingan berulangkali mereka langgar. Pertanyaannya, mungkinkah berharap pada Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan pemimpin muslim yang lain? Jelas tidak mungkin, mereka adalah boneka negara besar (USA) yang menjadi dalang di balik kebiadaban Zionis.
Harapan untuk membebaskan Palestina secara nyata hanya pada pemimpin sekaliber Amirul Mukminin Umar bin Khathab dan Sallahudin Al-Ayyubi yang membuat musuh bertekuk lutut. Seorang pemimpin yang akan menggerakkan militer kaum muslimin di seluruh dunia untuk jihad menghadapi kebrutalan Zionis.
Ruh jihad menjadi spirit menaklukan Palestina dari pasukan Salib untuk mengembalikan kemuliaan Masjidil Aqsa. Hari ini Jihad harus kembali di serukan, karena tindakan inilah yang sepadan untuk menghajar kepongahan Zionis. Kaum muslimin yang merindukan mati syahid di medan perang pasti akan menyambutnya dengan suka cita.
Pemimpin hebat hanya lahir dari sistem lslam. Syariat di depan mata, dan dijadikan standar dalam mengatur berbagai urusan termasuk jihad. Jihad adalah syariat mulia, tidak ada pembantaian. Orang tua, wanita, anak-anak, rumah sakit, sekolahan, tempat ibadah, rumah, dan fasilitas umum tidak boleh di rusak apalagi di hancurkan.
Jihad hanya membunuh musuh yang terlibat perang. Ketika musuh menyerah, atau memutuskan masuk lslam maka perang dinyatakan berakhir. Jihad tidak boleh melampaui batas, ketika menaklukkan sebuah negeri dan penduduknya mau hidup dalam naungan lslam maka di jamin nyawa, harta, dan kehormatannya. Bahkan jika ada yang mengganggunya maka hukum tegas di berlakukan sesuai syariat.
Wahai Gen Z dan kaum muslimin, tetaplah lantang bersuara membela Palestina dengan aksi, tulisan atau share berbagai berita tentang Gaza. Sekecil apapun yang kita lakukan adalah bentuk pembelaan terhadap kezaliman, kelak kita akan punya hujah saat menghadapi pengadilan Sang Maha Adil Allah Swt.
Suara pembelaan tidak lagi di pandang sebelah mata, meski Zionis mengunakan buzzer untuk menutupi kebengisannya. Yakin bahwa kemenangan lslam itu dekat karena janji Allah pasti akan tertunaikan. Di saat itulah Zionis akan tersungkur hina di dunia dan azab pedih di akhirat sebagai tempat abadi mereka.
Allahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar