Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Kapitalisme Membungkam Nurani: Kerja Sama Kepri dengan AS di Tengah Derita Gaza
Opini

Kapitalisme Membungkam Nurani: Kerja Sama Kepri dengan AS di Tengah Derita Gaza

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
09 Okt, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Weny Zulaiha Nasution, S.Kep., Ners
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Di tengah penderitaan yang terus menimpa rakyat Gaza, seperti kelaparan, genosida, dan blokade tanpa henti yang dilakukan oleh Zionis Yahudi, kabar dari tanah air justru membuat miris. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) semakin memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat, yaitu negara yang menjadi sekutu utama Zionis Yahudi dalam penjajahan brutal terhadap Gaza.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menerima kunjungan Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Lisa Podolny, beberapa waktu lalu di MoMo Juice Bar & Coffee, Harbourbay Batam. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas peluang kerja sama yang saling menguntungkan antara Kepri dan Amerika Serikat di berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan dan kebudayaan. Gubernur Ansar menyambut baik upaya mempererat hubungan bilateral antara Kepri dan AS (Hariankepri, 26-09-2025).

Ironi di Tengah Luka Umat

Berita ini terasa ironis karena di saat yang sama, dunia terus menyaksikan penderitaan Gaza akibat agresi militer Israel yang disokong penuh oleh AS, baik secara politik, militer maupun ekonomi. Mirisnya, tangan-tangan penguasa di negeri-negeri muslim terus menjalin hubungan yang hangat dengan Amerika Serikat, yaitu sekutu penjajah Palestina.

Amerika Serikat bukan hanya sekutu Israel, tapi ia adalah sponsor utama yang terus menyuplai senjata, dana dan perlindungan politik bagi Israel. Namun, bagi banyak penguasa negeri muslim, hubungan dengan AS tetap dianggap penting demi investasi, bantuan dan stabilitas ekonomi.

Ribuan anak-anak syahid, rumah sakit hancur dan warga Gaza kini hidup dalam kondisi kelaparan ekstrem akibat blokade total yang dilakukan Isarel. Meski demikian, kerja sama ekonomi dan politik antara negeri-negeri muslim dengan AS tetap berjalan seperti biasa. Di saat umat Islam di jalanan berteriak menentang genosida, para penguasanya justru tersenyum hangat menyambut tangan penjajah. Inilah sebuah ironi yang menyakitkan bagi umat Islam.

Kapitalisme Menjadikan Penguasa Muslim
Tunduk pada Kepentingan Barat

Fenomena seperti ini bukanlah hal baru. Ini adalah hasil dari diterapkannya sistem kapitalisme sekularisme yang telah lama mendominasi politik dunia saat ini. Dalam sistem ini, hubungan antarnegara dibangun atas dasar kepentingan ekonomi dan keuntungan materi, bukan atas dasar prinsip keadilan dan solidaritas umat. Karena itu, meskipun para pemimpin muslim sering kali mengeluarkan pernyataan keras menentang Israel, mereka tetap menjalin hubungan erat dengan sekutu utamanya, yakni Amerika Serikat. 

Kecaman terhadap Israel dan Amerika yang sering keluar dari mulut para penguasa muslim hanyalah untuk meredam kemarahan publik. Faktanya, di balik layar, investasi dan kerja sama dengan Amerika terus berlanjut. Penguasa muslim masih terikat dengan sistem ekonomi yang dikendalikan oleh Barat.
Dalam sistem ini, politik tidak lagi tunduk pada iman, tapi diukur berdasarkan untung-rugi duniawi. Ketergantungan terhadap dolar, investasi asing dan pinjaman luar negeri membuat negeri-negeri muslim tak berani bersikap tegas terhadap kekuatan penjajah.

Lebih buruk lagi, sistem ini menumbuhkan sekat nasionalisme yang diwariskan penjajah sehingga membuat umat terpecah-pecah. Gaza dianggap “urusan bangsa lain”, bukan bagian dari tubuh umat Islam yang wajib dibela. Akibatnya, ketika saudara kita di Palestina dibantai, reaksi yang muncul hanya sebatas do’a dan simpati, bukan langkah nyata untuk membebaskan mereka. Padahal, Rasulullah saw. telah bersabda:

“Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling mengasihi, seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh akan ikut merasakan panas dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun kenyataannya, tubuh umat kini tercerai-berai. Ketika Gaza ditindas, negeri-negeri muslim justru sibuk mengurus kepentingan masing-masing. Bahkan memperkuat hubungan dengan pihak yang mendukung penindasan terhadap saudara seimannya.

Solusi Islam: Persatuan Umat di Bawah Naungan Khilafah

Islam tidak membiarkan umatnya terpecah belah dan tunduk pada penjajah. Islam memiliki sistem politik yang menyeluruh, yakni Khilafah Islamiyah, yang menyatukan seluruh negeri muslim di bawah satu kepemimpinan Islam.

Dalam sistem khilafah, politik luar negeri tidak didasarkan pada kepentingan ekonomi, melainkan pada prinsip dakwah dan jihad. Khalifah tidak akan menormalisasi hubungan dengan negara penjajah, apalagi bersekutu dengan mereka. Khilafah tidak akan ragu memutuskan hubungan kerjasama dengan negara yang memerangi kaum muslimin. Bahkan, ia akan mengerahkan kekuatan politik, ekonomi dan militer untuk membebaskan negeri-negeri Islam dari penjajahan, termasuk Palestina.

Khilafah tidak akan diam melihat darah kaum muslimin tertumpah. Negara Islam di masa lalu terbukti mengirim bala tentara demi membebaskan negeri-negeri muslim yang dijajah, bukan sekadar mengirim bantuan kemanusiaan atau mengutuk dari jauh.
Inilah yang seharusnya menjadi kesadaran umat hari ini. Selama kita masih berada dalam sistem kapitalistisme yang memuja kepentingan materi, maka kezaliman atas Gaza dan negeri-negeri muslim lainnya akan terus berulang.

Sudah saatnya umat ini bangkit dan bersatu. Bukan sekadar dengan boikot dan do’a, tetapi dengan langkah nyata menegakkan kembali syari’ah dan khilafah sebagai pelindung sejati bagi kaum muslimin dan penegak keadilan di dunia.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Upah Tinggi Jadi Kambing Hitam, Akar Masalah Industri Justru Terabaikan

Tanah Ribath Media- Desember 04, 2025 0
Upah Tinggi Jadi Kambing Hitam, Akar Masalah Industri Justru Terabaikan
Oleh: Eka Sulistya (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Cikarang dan Karawang Selama Ini Menjadi Magnet Industri. Kedua wilayah ini d…

Most Popular

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

November 26, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

November 26, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us