Opini
Gedung Ponpes Ambruk, Cermin Jaminan Fasilitas Pendidikan Buruk
Oleh: Nurhasanah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Peristiwa ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo begitu menyesakkan dada, dan membawa duka mendalam terutama bagi para keluarga korban. Puluhan nyawa anak-anak seolah terbuang sia sia. Setidaknya ada sekitar 160 santri yang menjadi korban kejadian ini, dan banyak di antaranya yang tidak selamat.
Sementara itu, berdasarkan data BNPB, Minggu (5/10/2025), terhitung pukul 06.30 WIB sampai 12.00 WIB, tim gabungan telah menemukan 12 jenazah dan satu lagi potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan lantai empat musala. Hasil penemuan itu menambah jumlah data korban meninggal dunia menjadi total 67 orang dan beberapa bagian tubuh (detik.com, 8-10-2025).
Kejadian ini tentunya menjadi ujian yang berat bagi para keluarga korban, sekaligus menjadi pelajaran berharga bagi pihak lembaga pendidikan dan juga negara, agar peristiwa seperti ini jangan sampai terulang kembali.
Jika kita lihat fakta di tempat kejadian, bangunan pondok pesantren yang ambruk ini terlihat memprihatinkan. Ambruknya bangunan disinyalir terjadi karena konstruksi bangunan yang tidak kuat, sebab setiap gedung hanya ditopang oleh tiang tiang penyangga yang kecil. Sedangkan bangunan itu memiliki beban yang cukup berat di setiap lantainya. Sepertinya pengawasan dalam proses pembangunannya juga tidak cukup baik, kurang sesuai dengan standar teknik, dan kurangnya keterlibatan dari tenaga ahli di bidang teknik pembangunan. Alhasil bangunan mudah roboh.
Selain itu, pembangunan yang kurang maksimal juga disebabkan karena pendanaan yang tidak cukup memadai. Biaya pembangunan mahal, sedangkan dana yang tersedia kurang mencukupi. Dana pembangunan ponpes pun umumnya berasal dari wali santri dan donatur yang terbatas. Sementara biaya untuk pembangunan sebuah pesantren yang besar pasti membutuhkan dana yang banyak. Selain agar bisa menampung banyak santri, seharusnya kenyamanan dan keselamatan para santri juga harus diutamakan.
Peristiwa robohnya bangunan pesantren ini adalah cermin buruknya jaminan negara terhadap fasilitas pendidikan di negeri ini. Beginilah nasib pendidikan dalam negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Negara seolah lepas tangan dari tanggung jawabnya dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang layak bagi rakyatnya. Tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan dibebankan kepada masyarakat. Sehingga kelayakan fasilitas sulit didapat. Rakyat yang seharusnya bisa menjalani proses pendidikan dengan nyaman, kini malah berujung kehilangan nyawa karena runtuhnya bangunan.
Dalam Islam, pendidikan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi rakyat yang menjadi tanggung jawab negara. Penguasa adalah raa'in (pengurus) yang bertanggung jawab terhadap segala urusan rakyatnya. Rakyat tidak akan dibiarkan kesulitan sendiri menanggung beban masalah pendidikan. Negara diwajibkan untuk menyediakan fasilitas pendidikan dengan standar keamanan, kenyamanan dan kualitas yang baik. Sehingga dalam prosesnya diharapkan siswa dapat menerima ilmu dengan nyaman dan maksimal tanpa khawatir akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Pendanaan fasilitas pendidikan di dalam Islam pun diatur dalam sistem keuangan baitul mal. Bukan dipungut dari para orang tua siswa. Negara akan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara maksimal sehingga hasilnya bisa digunakan untuk membiayai segala keperluan pendidikan rakyatnya. Bahkan pendidikan itu seharusnya bisa diberikan secara gratis oleh negara kepada seluruh rakyatnya tanpa memandang statusnya apakah kaya atau miskin, muslim maupun nonmuslim.
Negara juga harus bertanggung jawab penuh terhadap fasilitas pendidikan tanpa membedakan sekolah negeri atau swasta. Pendidikan adalah kebutuhan pokok yang sangat penting dan menjaga hak setiap warga negara yang harus dipenuhi. Hanya di dalam negara yang menerapkan sistem Islam, dunia pendidikan akan benar benar diurusi dan diperhatikan, baik dari sisi kualitas fisik penunjang pendidikan, maupun kualitas ilmu yang diberikan dalam dunia pendidikan. Negara Islam akan berusaha membuat dunia pendidikan menjadi tempat penghasil generasi terbaik sebagai tonggak kemajuan peradaban umat manusia.
Wallaahua'lam bishshowaab.
Via
Opini
Posting Komentar