Opini
Belajar dari Al Khoziny
Oleh: Tini Sitorus
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Gedung lantai tiga termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur ambruk pada Senin sore (29/9). Saat kejadian, ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjamaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Basarnas telah menuntaskan proses evakuasi pada Selasa (7/10). Data terakhir korban tewas mencapai 67 orang yang ditemukan termasuk delapan bagian tubuh. Total korban terevakuasi mencapai 171 orang, terdiri 104 korban selamat. Dari jumlah korban yang meninggal, baru 34 yang teridentifikasi (CNN Indonesia, rabu, 08-10-2025).
Analisis
Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Jawa Timur yang berlokasi di Jalan KHR Moh Abbas 1/18. Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Meski beberapa sumber menyebutkan pondok ini berdiri pada 1927. Kiai Slam Mujib, pengasuh Pesantren Buduran saat ini, menyatakan pesantran telah ada sekitar 1915-1920.
Karena pondok ini sudah lama berdiri dan melahirkan banyak ulama-ulama sehingga banyak wali santri yang menitipkan anaknya di pesantren ini. Santri semakin bertambah dari tahun ke tahun sehingga pembangunan pondok terus berjalan tanpa adanya perencanaan di awal.
Pembangunan pesantran Al Khoziny tidak ada perencanan di awal yang akan dibangun sampai 3 lantai. Ketika ditelusuri, pesantren tersebut awalnya hanya berdiri dua lantai saja. Tetapi santri makin bertambah, maka pihak pesantren membangun beberapa lantai tanpa melibatkan pakar teknik sipil, dan hanya ada tukang dan bantuan santri. Sehingga pengerjaan tidak sesuai aturan dan prosedur dalam perancangan pembanguan.
Tidak adanya pengawasan dan pemantauan pemerintah terhadap pendidikan padahal seharusnya dana pembangunan pondok pesantren harus sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Ini malah pemerintah berlepas tangan, sehingga pembangunan hanya didapat dari sedekah wali santri atau dana dari pribadi pemilik pesantren.
Padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam baik tambang emas, batu bara, nikel, minyak, gas dan tembaga yang akan disalurkan menjadi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Tetapi semua kekayaan tersebut tidak bisa membantu pembangunan dana pendidikan, padahal pejabat mendapatkan fasilitas yang mewah dan banyaknya pejabat yang korupsi bermiliaran bahkan triliunan, seperti mantan Mentri Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim ditetapkan kasus korupsi pengadaan laptop mencapai Rp1,98 1 Triliun.
Islam Solusinya
Dalam Islam, negara memiliki kewajiban dalam memberikan pendidikan yang gratis terhadap masyarakatnya, baik juga memberikan fasilitas yang cukup dan nyaman bagi pelajar sehingga anak hanya fokus belajar tanpa harus terlibat dalam membantu proses pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan harus dilakukan dengan jujur, adil, dan penuh tanggung jawab, menghindari penipuan dan kerusakan. Pembangunan gedung dalam Islam harus didasari niat yang tulus untuk kebaikan dan tidak untuk kesombongan, memperhatikan keselamatan penghuninya, kenyamanan serta tidak merusak lingkungan. Desain pembangunan harus menjamin keselamatan penghuninya dari bencana, serta memberikan kenyamanan bagi mereka melalui pencahanyaan dan sirkulasi udara yang baik. Desain rumah harus memenuhi kebutuhan penghuninya.
Pembangunan di dalam Islam lebih menitikberatkan pada konstruksi bangunan, waktu penyelesaian dan fasilitas pembanguan dan hendaknya korelasi dengan melibatkan yang ahli seperti ahli teknik sipil dan arsitektur. Sehingga menjamin kualitas pembangunan. Baik teknis sipil maupun arsitek keduanya sama-sama memperhatikan komponen penting seperti, biaya, mutu, dan waktu.
Orang yang melakukan suatu pekerjaan sangatlah dituntut untuk berlaku sesuai profesinya masing-masing dan peringatan keras bagi mereka yang tidak mengindahkan himbauan ini sebagaimana Rasulullah dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari:
“Jika sebuah urusan diberika kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Wallahu a'lam bisshowab
Via
Opini
Posting Komentar