Opini
Balapan Liar Sulit Diberantas, Butuh Solusi Tuntas
Oleh: Lia Ummu Thoriq
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Aksi balap liar yang dilakukan oleh remaja Bekasi dari hari ke hari semakin meresahkan warga. Menanggapi hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengupayakan peningkatan infrastruktur di Sirkuit Reka Vida, Perumahan Vida, Kecamatan Mustikajaya. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan langkah ini dilakukan untuk meminimalisir aksi balap liar di jalan raya. Selain membuat Sirkuit Tri juga mengatakan perlu adanya pengawasan dan penyadaran dari pihak terkait (Kompas.com, 23-09-2025).
Balap liar menjadi PR tidak hanya di Bekasi namun juga di daerah lain. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah setempat namun belum memberikan pengaruh yang signifikan. Butuh analisis yang tajam untuk mengurangi masalah balapan liar, agar permasalahan ini tuntas. Berikut penyebab balapan liar sulit untuk diberantas:
Pertama, masa pemberontakan (rabel). Dilansir dari hallosehatcom ada masa-masa remaja melakukan pemberontakan masa ini disebut juga masa rabel. Perilaku pemberontakan dimulai pada masa-masa remaja, sekitar umur 10-13 tahun. Mencapai puncaknya yaitu saat saat remaja usia 14-18 tahun.
Ciri-ciri remaja rabel adalah sebagai berikut, suka membantah, anak di masa ini lebih sering menentang perintah nasihat orang tua. Sulit menerima aturan, mereka cenderung cuek dengan aturan dari semua pihak. Sering membantah. Memiliki perilaku agresif, anak rabel bisa menjadi lebih agresif, baik secara verbal maupun fisik.
Masa pemberontakan inilah yang membuat remaja melakukan prilaku ekstrim salah satunya balap liar. Mereka tidak memikirkan lagi resiko yang didapat ketika melakukan balap liar. Yang mereka pikirkan adalah sensasi, kesenangan dan kepuasan semata. Selain itu mereka juga ingin eksistensi dirinya diakui dikalangan teman-temannya.
Kedua, pengaruh teman. Lingkungan dan teman berpengaruh terhadap perkembangan remaja. Contoh ereka mengikuti tren seperti tato, musik, balap liar dan lain sebagainya. Hal ini sebagai bentuk ekspresi diri dan pembeda dari generasi sebelumnya.
Alasan remaja mengikuti teman sepaya dia diterima dalam kelompok. Hal ini mendorong mereka melanggar aturan, termasuk aturan orang tua. Pertemanan remaja membuat mereka memiliki sikap memberontak hingga terjerumus pada kenakalan remaja.
Ketiga, kurangnya perhatian orang tua. Perhatikan orang tua akan membawa dampak positif bagi perkembangan remaja. Namun sebaliknya jika orang tua cuek, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan remaja.
Terlebih hari ini di tengah situasi ekonomi bangsa yang terpuruk. Orang tua sibuk untuk mencari nafkah, baik ayah maupun ibu. Dua-duanya sibuk mencari uang untuk anak-anaknya. Namun orang tua lupa, yang dibutuhkan anak bukan hanya uang mereka butuh kasih sayang. Prinsip mereka uang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi anak-anaknya. Namun hal ini salah besar.
Banyak anak yang kekurangan kasih sayang mereka mencari pelarian. Jika mereka bertemu dengan lingkungan yang buruk maka hal ini akan memberikan dampak negatif bagi anak salah satunya balap liar.
Keempat, lingkungan yang cuek. Remaja tidak hanya tinggal di rumah, namun mereka juga melakukan interaksi sosial di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat memiliki andil besar dalam perkembangan fisik dan mental remaja.
Masyarakat yang cuek dengan prilaku buruk remaja membuat mereka semakin liar. Mereka seolah bebas melakukan tindakan negatif seperti balap liar sesuka mereka. Masyarakat harus memberikan teguran atas prilaku mereka yang buruk atau negatif.
Kelima, Sanksi yang tidak tegas. Salah satu penyebab sulitnya memberantas balap liar karena tidak ada sanksi yang tegas dari pemerintah. Pelaku balap liar yang dikategorikan sebagai anak membuat mereka bebas dari hukuman. Akibatnya pelaku bebas melakukan balap liar untuk kesekin kalinya. Seharusnya negara memberikan sanksi yang tegas agar kasus balap liar ini segera tuntas.
Keenam, Sistem pendidikan sekuler. Seharusnya pendidikan yang sudah didapat di bangku sekolah memberikan pengaruh pada remaja. Namun hal ini malah sebaliknya, remaja melakukan perbuatan yang merugikan orang lain yaitu balap liar.
Semua ini merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalisme Sekuler dalam kehidupan sehari-hari. Hari ini dibutuhkan adanya perubahan yang mendasar, agar permasalahan balap liar segera tuntas hingga ke akar. Maka dari itu harus ada perubahan paradigma kehidupan yang diemban oleh negara. Hal ini sulit terwujud dalam sistem hari ini. Butuh sistem alternatif agar kasus balap liar diberantas tuntas. Sistem tersebut adalah sistem Islam yang bersumber dari Wahyu Allah Swt. Sistem Islam mampu menjawab permasalahan balap liar hingga ke akar.
Sistem Islam Melindungi Remaja dari Balap Liar
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras.” (TQS. At-Tahrim: 6)
Ayat di atas menjadi pelajaran bagi kita sebagai orang tua agar menjaga anak kita dari api neraka. Salah satu usaha yang kita lakukan sebagai orang tua untuk menjaga anak kita dari api neraka adalah penanaman agama yg kuat. Orang tua mempunyai peranan yang penting dan tanggung jawab dalam pendidikan agama kepada anak-anaknya.
Orang tua harus mempunyai ilmu agar dapat mendidik anak-anaknya sampai dia baligh. Islam sebagai agama yang sempurna menjadikan baligh sebagai titik awal pertanggungjawaban sebagai seorang manusia. Baligh sering kali dijadikan syarat dalam menjalankan ibadah dalam Islam. Baligh bukan hanya sekedar pubertas, namun ada taklif (beban hukum) yang dibebankan kepada seorang manusia. Taklif ini berupa hukum-huk yang terkait dengan perbuatan hamba. Anak yang sudah baligh maka mempunyai kewajiban menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dalam kitab Fiqhul Islam Karya Imam Syafi'i, baligh barasal dari bahasa Arab yang artinya "sampai" atau sampai dalam memasuki usia dewasa. Secara umum, baligh dapat ditandai ketika seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Oleh sebab itu, kata baligh selalu disandingkan dengan kata akil atau akil baligh. Terkait dengan kasus balap liar yang marak terjadi hari ini, Islam tegas melarangnya. Karena hal ini sangat menggangu orang lain dan dapat membahayakan diri sendiri. Ketika pelaku yang melakukan balap liar sudah baligh maka Islam akan memberikan sanksi yang tegas pelaku.
Islam menjadikan sistem pendidikan berdasarkan aqidah Islam, memberikan bekal kepada anak untuk menyiapkan anak mukallaf pada saat sudah baligh. Pendidikan ini menjadi tanggung jawab semua pihak yaitu, keluarga, masyarakat dan negara. Negara bertanggung jawab dalam menyusun kurikulum pendidikan dalam semua level. Pendidikan dalam keluarga negara juga memiliki kurikulumnya. Hal ini untuk satu tujuan yaitu untuk mewujudkan generasi berkepribadian Islam.
Sistem informasi dan sistem sanksi juga menguatkan arah pendidikan yang dibuat negara. Dengan demikian adanya lahir generasi yang berkepribadian Islam. Demikianlah cara sistem Islam dalam mencegah remaja dari balap liar. pencegahan dari hulu hingga hilir.
Via
Opini
Posting Komentar