Opini
Rusaknya Generasi Muda, Buah Sistem Kapitalisme?
Oleh: Nyimas Eva Sakdiah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Kerusakan generasi muda saat ini bukanlah hal yang asing. Aksi anarkis, geng motor, pergaulan bebas, pembunuhan, tawuran, dan sebagainya sudah dianggap biasa saja. Padahal, kasus-kasus tersebut menunjukkan betapa rapuhnya kepribadian generasi muda hari ini. Mereka tidak mampu mengendalikan diri ketika berhadapan dengan berbagai macam masalah. Tak jarang mereka mengambil keputusan dengan memilih jalan yang salah bahkan berani nekat mengakhiri hidupnya.
Belum lama ini di Medan Belawan, Sumatra Utara (Sumut), sejumlah pelajar dan pemuda melakukan aksi tawuran pada Jumat 22 Agustus dini hari hingga mengakibatkan dua rumah warga terbakar dan seorang polisi terluka bahkan ada dua warga kena tembak (inews.id, 22-8-2025).
Hal serupa yang tak kalah tragis terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), seorang siswa sekolah dasar kelas 4 berinisial JN (9) menusuk RI (13) pelajar MTs kelas 2 hingga tewas. Korban meninggal setelah ditusuk di bagian leher menggunakan gunting (detik.com 10-8-2025).
Buah Sistem Kapitalisme
Pemuda merupakan harapan bangsa dan pewaris peradaban gemilang. Akan tetapi, keberadaannya hari ini jauh dari harapan. Bagaimana tidak, maraknya kasus kriminalitas yang menimpa para pemuda menjadi kekhawatiran bagi para orang tua termasuk bangsa ini. Sistem demokrasi kapitalisme nyatanya tidak mampu membentuk generasi yang tangguh dan berkepribadian Islam. Alih-alih melahirkan generasi kuat, yang muncul justru generasi rapuh yang kehilangan jati diri sebagai seorang muslim.
Sungguh, kerusakan generasi muda yang terjadi hari ini merupakan bukti lemahnya sistem sekuler kapitalisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Sistem ini hanya menumbuhkan pola pikir materialistik dan gaya hidup liberal sehingga para pemuda menjadikan hidup hanya untuk mengejar kesenangan dunia bahkan tanpa dibarengi dengan visi dan misi yang jelas.
Di samping itu, banyak orang tua yang abai bahkan lalai akan tanggung jawabnya mendidik anak karena mereka disibukkan dengan bekerja sehingga kehidupan anaknya tidak terkontrol lagi. Ditambah pengaruh media sosial yang lebih menonjolkan hiburan dan sensasi daripada edukasi hingga menyeret para pemuda pada gaya hidup hedonis, kekerasan, dan pergaulan bebas.
Islam Pelindung Generasi
Berbeda dengan kehidupan generasi dalam sistem Islam, Islam mampu mencetak generasi yang tangguh, berani, bertakwa serta membentuk kepribadian mulia dengan cara memberikan kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam sehingga memiliki potensi mulia yang digunakan untuk kebaikan, seperti berdakwah, berkarya, hingga membangun peradaban berdasarkan syariat.
Kendati demikian, lingkungan keluarga tetap diposisikan sebagai madrasah dan benteng pertama dalam menanamkan akidah Islam sejak dini agar anak tumbuh dengan kesadaran bahwa hidupnya hanya boleh diatur oleh Islam dan terhindar dari kemaksiatan. Begitu juga dalam lingkungan masyarakat akan terbentuk kondusif jika standar hidupnya adalah halal dan haram sehingga budaya amar ma'ruf nahi mungkar juga hidup di tengah masyarakat.
Di samping itu, peran yang paling penting adalah negara karena sangat berpengaruh dalam mengarahkan kebijakan dan membuat aturan pada masyarakat terutama pembangunan generasi muda. Tentunya, aturan yang dibuat adalah aturan yang berasal dari Al-Qur'an dan hadis sehingga dapat menumbuhkan ketakwaan sekaligus produktivitas Islami pada para pemuda dan masyarakat. Tetapi, selama sistem kapitalisme diterapkan di negeri ini, maka generasi muda akan terus rusak dan merusak.
Oleh karena itu, hanya dengan penerapan syariat Islamlah generasi muda akan bisa diselamatkan dan diarahkan pada produktivitas dan dipersiapkan menjadi pembangun peradaban mulia dan umat terbaik.
Sebagaimana firman-Nya:
"Kamu (umat islam) Adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (TQS. Ali 'Imran: 110)
Wallahu'alam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar