Opini
Membungkam Pemberitaan Gaza, Kebiadaban Zionis Makin Merajalela
Oleh: Siti Aisyah, S.Sos.
[Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok]
TanahRibathMedia.Com—Suara isak tangis anak-anak, teriakan ibu-ibu yang kehilangan keluarga, dan wajah-wajah lelah para pejuang menjadi potret memilukan Gaza. Dunia seakan dipaksa menutup mata ketika listrik padam, komunikasi terputus, dan ribuan tank mengepung wilayah yang hanya dihuni jutaan warga sipil tak berdaya. Gaza kembali menjadi saksi kebiadaban yang terus berulang, sementara kecaman demi kecaman internasional bagai angin lalu di telinga Zionis Yahudi.
Itulah yang terjadi di Gaza Palestina saat ini. Memang, Sejak 18 September 2025, Gaza mengalami pemadaman listrik, terputusnya internet dan telekomunikasi. Hal tersebut jelas dilakukan Zionis Yahudi untuk membungkam koordinasi, bantuan, serta berita keluar dari Gaza. Ini menandakan kebiadaban Zionis Yahudi semakin merajalela. Dalam kondisi tersebut, ribuan tank Israel dikerahkan untuk mengepung warga sipil, dengan membuka jalur Salah al-Din sebagai ‘evakuasi’ yang sejatinya mendorong pengosongan wilayah Gaza. Pengosongan Gaza melalui jalur evakuasi hanyalah strategi memaksa warga sipil bermigrasi agar wilayah dikuasai penuh oleh Zionis Yahudi (Al Jazeera, 18-9-2025).
Meskipun gelombang kecaman dunia semakin deras, Israel tetap bergeming. Israel menggunakan strategi politik dan militer tanpa memedulikan kecaman internasional. Padahal, Belgia melarang impor dari Israel, Spanyol mengesahkan embargo senjata menjadi undang-undang dan menutup pelabuhan maupun wilayah udaranya dari kapal dan pesawat pembawa senjata ke Israel. Norwegia menyatakan akan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan Israel. Uni Eropa merencanakan sanksi terhadap pejabat sayap kanan Israel dan menangguhkan sebagian kerja sama perdagangan (elpais.com, 23-9-2025).
Bahkan, di belahan dunia lain, lebih dari 4.000 insan perfilman Hollywood menandatangani surat boikot terhadap perusahaan dan penyiaran Israel. Dalam olahraga, boikot muncul di cabang balap sepeda dan catur. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB menegaskan dunia tidak boleh tunduk pada intimidasi Israel (Reuters.com, 13-9-2025).
Namun, gelombang boikot internasional, meski massif, hingga kini belum mengubah keadaan di Gaza. Tetap saja Gaza dilanda kesengsaraan dan sangat memprihatinkan. Israel pun tetap bergeming karena tujuan akhirnya telah ditetapkan yakni mewujudkan Negara Israel Raya dengan menjadikan Palestina sebagai pusat kekuasaan. Hal ini tertuang dalam dokumen gerakan Zionis. Tujuan itu diperkuat dengan dukungan penuh Amerika Serikat, negara adidaya yang dihuni para kapitalis terafiliasi gerakan Zionis.
Memang, dalam sistem kapitalisme global, boikot kerap sebatas ‘lipstik politik’ saja. Di depan publik terlihat tegas, namun di balik layar tetap berjalan kerja sama selama menguntungkan.
Solusi Hakiki
Kebiadaban Zionis Yahudi tidak akan berhenti hanya dengan kecaman ataupun boikot saja. Umat Islam butuh solusi hakiki sebagaimana yang dituntunkan syariat. Sejarah membuktikan, hanya ketika umat dipimpin oleh seorang Khalifah, tentara Islam mampu menjadi perisai yang melindungi kaum Muslimin dan membebaskan negeri-negeri mereka dari penjajahan.
Apalagi, kaum kafir penjajah (baik Yahudi atau orang Musyrik) tidak akan berhenti, sampai kapan pun akan tetap memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Allah telah memperingatkan dalam firman-Nya Al-Qur’an surah al-Maidah ayat 82 yang artinya, "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik…"
Ayat di atas menegaskan permusuhan kafir penjajah yang tidak akan pernah berhenti hingga umat Islam memiliki kekuatan untuk menahan dan melawannya. Karena itu, persatuan umat dan penguasa negeri-negeri Muslim sangat mendesak untuk menegakkan kembali Khilafah ‘ala minhajin nubuwah. Dengan institusi itu, umat akan memiliki kepemimpinan yang berdaulat, tentara yang bersatu, serta syariat yang menjadi pijakan.
Pemboikotan mungkin memberi tekanan, tapi tidak akan mampu membebaskan Gaza. Hanya Khilafah yang akan benar-benar melumpuhkan kekuatan Zionis Israel, membebaskan Palestina, dan menebarkan keadilan bagi seluruh umat manusia.
Via
Opini
Posting Komentar