Opini
Anak Muda Jadi Korban Utama Krisis Tenaga Kerja Global, Buah Sistem Kapitalisme
Oleh. Siti Rohmah, S. Ak
(Pemerhati Kebijakan Publik)
TanahRibathMedia.Com—Baru-baru ini terjadi ke goncangan serius pada sektor ketenagakerjaan di dunia. Pasalnya, sejumlah negara besar seperti Inggris, Prancis, AS, dan Cina melaporkan bahwa telah mengalami kenaikan angka pengangguran yang signifikan dan terus bertambah. Misalnya, pasar tenaga kerja Inggris menunjukkan tanda-tanda pelemahan pada kuartal kedua 2025, dengan jumlah lowongan kerja dan pekerja bergaji mengalami penurunan. Tingkat pengangguran di angka 4,7 persen, merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Bahkan pengangguran usia 16-24 tahun mencapai 14,1% atau 634 ribu orang, tertinggi dalam lima tahun.
Akibat krisis tenaga kerja global juga, muncul fenomena pura-pura kerja dan kerja tanpa digaji, semata-mata demi dianggap kerja. Sedangkan di Indonesia sendiri, meski secara nasional angka pengangguran turun, generasi muda saat ini mendominasi pengangguran. Separuh dari pengangguran adalah anak muda.
Akibat Ekonomi Kapitalis
Krisis tenaga kerja global menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang mendominasi dunia, yaitu kapitalisme telah gagal menyediakan lapangan kerja. Berkurang nya lapangan pekerjaan untuk generasi muda saat ini tentunya memberikan kekhawatiran terhadap masa depan mereka, apalagi seorang pemuda yang di masa mendatang punya kewajiban mencari nafkah. Selain itu di zaman sekarang yang di mana serba mahal maka pekerjaan memang wajib dimiliki untuk memenuhi kebutuhan.
Tingginya angka pengangguran disebabkan konsentrasi kekayaan dunia. Privatisasi sumber daya alam dalam kapitalisme menjadikan ketimpangan ekonomi, dimana yang kaya semakin kaya yang miskin jadi makin miskin. Di Indonesia, ketimpangan kekayaan juga nyata. Data Celios, kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang Indonesia. Sedangkan negara lepas tangan dari tugasnya menyediakan lapangan kerja bagi rakyat.
Adapun upaya pemerintah dengan mengadakan jobfair tidak menjadi solusi karena dunia industri mengalami badai PHK. Sedangkan pembukaan sekolah dan jurusan vokasi tidak menjadikan lulusan mudah mencari kerja, buktinya banyak lulusan vokasi yang menganggur. Pendidikan tinggi tidak menjamin mendapatkan pekerjaan karena memang lapangan kerjanya yang tidak cukup. Selama sistem kapitalisme masih mendominasi dunia, termasuk Indonesia, pengangguran senantiasa menjadi masalah utama. Maka, jelaslah kapitalisme telah gagal mewujudkan kesejahteraan.
Solusi Islam
Penguasa dalam Islam berperan sebagai raa'in yaitu mengurusi rakyatnya agar mendapatkan pekerjaan. Negara memfasilitasi rakyat agar memiliki pekerjaan, yaitu dengan pendidikan, bantuan modal, industrialisasi, pemberian tanah, dan lain-lain.
Penerapan sistem ekonomi Islam menjadikan kekayaan dunia terdistribusi secara adil, tidak terkonsentrasi pada segelintir pihak. Negara juga akan mengelola penuh sumber daya alam tanpa diperbolehkan nya investor swasta maupun asing, sehingga sumber daya alam dapat dikelola dengan baik dan benar. Hasilnya kemudian akan dirasakan rakyat dari berbagai pemenuhan dari segi sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan murah bahkan gratis. Serta tersedianya lapangan pekerjaan.
Melalui sistem pendidikan Islam, negara menyiapkan SDM berkualitas, tidak hanya siap kerja, tetapi memiliki keahlian di bidangnya. Setiap pemuda akan diasah kemampuannya dan dibentuk sesuai potensinya. Pemuda dalam Islam tidak hanya memiliki akhlak yang mulia tapi juga benar-benar bertanggungjawab sebagai kepala keluarga sehingga dia akan sadar betul bagaimana cara dia mencari nafkah yang utama halal dan dalam pekerjaan juga amanah. Begitulah negara daulah dan rakyat bersinergi sama-sama sadar tanggung jawab. Maka, hanya dengan kembali menerapkan sistem islam perekonomian akan baik dan berkah serta lapangan kerja tersedia dan sedikit pengangguran.
Wallahu'alam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar