Opini
Sekecewa Itukah sampai One Piece Harus Di Kibarkan?
Oleh: Faidah Alfiyah
(Sahabat Tanah Ribat Media)
TanahRibathMedia.Com—Di tengah-tengah pemupukan rasa nasionalisme yang didengungkan di setiap instansi pendidikan, instansi pemerintahan bahkan di seluruh penjuru negeri ternyata tidak menjadikan rasa bangga dan cinta itu muncul dari dalam diri tiap Individu yang berstatus sebagai warga negara.
Dalam sepekan ini ketika pemerintah mulai mengeluarkan beberapa kebijakan seperti pembekuan rekening oleh PPATK dengan S&K berlaku, penyitaan lahan/tanah yang tidak difungsikan selama 2 tahun dan yang paling terbaru adalah wacana tarif pajak untuk amplop hajatan sampai sepeda yang nganggur pun akan disita.
Dari beberapa kebijakan diatas bagi kebanyakan masyarakat dan hampir seluruh rakyat menganggap itu adalah kebijakan yang tidak masuk akal. Jelas ini banyak mengundang reaksi dari banyak pihak.
Salah satu aksi yang viral dan FYP di beberapa unggahan konten social media adalah "Seruan Pengibaran Bendera One Piece". Banyak dari para netizen khususnya warga +62 menyebutkan ini adalah reaksi kekecewaan rakyat yang paling dalam kepada penguasa. Beberapa konten IA menyebutkan "Bahwa Ini bukanlah sekadar bendera, tapi ini adalah simbol harapan".
Yang menjadi pertanyaan adalah iapa yang berharap?
Siapa yang memberi harapan? Dan harapan ini ditujukan kepada siapa?
Dalam Q.S Al Ankabut 41, Allah menjelaskan perumpaan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai Pelindung, diumpamakan layaknya laba-laba yang membuat rumah dan sarang yang paling rapuh yaitu sarang laba-laba.
Di dalam quote populer generasi Z: " Berharap pada manusia adalah patah hati yang disengaja."
Sungguh ironis memang tapi itulah fakta yang terjadi.
"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR Bukhori dan Muslim)
Dikisahkan pula ketika Umar bin Khattab yang saat itu menjadi Khalifah ke-2. Beliau rela berkeliling tiap malam demi memastikan rakyatnya tidak kelaparan bahkan sampai memanggul karung yang berisi gandum untuk mengantarkannya secara langsug. Akankah pemimpin seperti Umar masih bisa kita temui di era sekarang?
Sebagai seorang muslim patutlah kita menasehati para pemimpin kita dengan cara yang ma'ruf sesuai aturan Islam. Hasbunallah wani'malwakil, ni'mal maula wani'mannasir.
Wallahu a'lam bisshowab
Via
Opini
Posting Komentar