Opini
HIV/AIDS, Masih Menjadi Momok yang Menyeramkan di Indonesia
Oleh: Faidah Alfiyah
(Sahabat Tanah Ribat Media)
TanahRibathMedia.Com—Lagi dan lagi Indonesia mendapat peringkat dunia, tapi untuk kali ini bukan tentang prestasi. Peringkat kali ini harusnya menjadi bahan muhasabah bagi diri sendiri, masyarakat dan negara bahkan seluruh umat. Sungguh mengejutkan Indonesia menduduki peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang dengan HIV dan peringkat ke-9 untuk infeksi baru HIV.
Diperkirakan di tahun 2025 ini semakin meningkat dari jumlah orang yang terinfeksi dan 63% orang yang terinfeksi paham betul atas kondisinya. Sebagian lagi masih menjadi tanda tanya. Belum selesai sampai di situ, Indonesia juga menempati urutan 7 di dunia dalam penularan kasus HIV anak.
Mengejutkan memang, Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim malah menjadi salah satu penyumbang banyaknya penderita HIV/AIDS. Jawa Barat yang menduduki peringkat atas disusul Jakarta, Jawa Timur, dan Papua.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan Penyakit. Sampai saat ini HIV AIDS belum ada obatnya hanya saja pemberian obat dan vitamin untuk menekan virus dan menambah imun. Inilah kenapa HIV AIDS ini disebut penyakit mematikan.
Faktor Pendukung HIV/AIDS Merajalela
Pada awalnya penyebab penyebaran HIV AIDS ini melalui jarum suntik oleh para pengguna narkoba. Tapi seiring perkembangan zaman dan tekhnologi, faktor dominan pendukung penyebarannya adalah pergaulan remaja dengan seks bebas serta bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi. Faktor lain adalah pelaku LGBT yang semakin dinormalisasi dengan dalih HAM dan TERM: "jangan urusi masalah pribadi orang", yang terakhir adalah penularan dari ibu ke anak dari proses kehamilan karena seorang suami yang ‘jajan’ di luar untuk melampiaskan syahwatnya, diikuti dengan para wanita mulai dari ibu rumahtangga hingga remaja yang menjadi pekerja seks komersial untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Sudah jelas di sini bahwa akar dari masalah peningkatan HIV AIDS ini adalah sistem sekuler yang melahirkan liberalisme. Di mana sistem ini semakin meninabobokan umat dalam hal duniawi. Bebasnya berpindah-pindah agama (murtad), bebas berkepemilikan dari segi ekonomi (tanah, tambang, gunung, laut) yang menyokong hedonisme dan euphoria berpesta, bebas berpendapat karena perlindungan UU serta kebebasan berperilaku dan pergaulan antara pria/wanita tanpa batas yang tidak menyandarkan segala aktivitas yang di lakukan sebagai seorang muslim yang harus taat syariah.
Islam Solusi Tuntas
Allah Swt. berfirman dalam QS Al Imron: 19
اِÙ†َّ الدِّÙŠْÙ†َ عِÙ†ْدَ اللّٰÙ‡ِ الْاِسْÙ„َامُۗ
"Sesungguhnya agama (yang di ridai) di sisi Allah adalah Islam."
Karena Islam adalah agama yang berdasarkan wahyu. Islam tidak hanya bersifat kerohanian saja tapi Islam mengatur habbluminallah, habbluminannas, dan habblubinafsih.
Islam agama yang sempurna dan tidak perlu di ragukan lagi karena sudah dijalankan 1400 tahun lalu oleh Rasulullah saw. dan para khalifah penerusnya. Aturannya tetap dan tidak berubah sampai kapan pun. Islam menyelesaikan segala problematika hidup serta adil, memuaskan akal, dan sesuai fitrah manusia.
Akidah Islam sebagai pondasi utama kehidupan sebagaimana rukun iman dan sebagai wujud dari konsekuensi dasar keimanan. Islam sebagai akidah dan ideologi merujuk pada penerapan syariat Islam di setiap lini kehidupan, kita sebagai makhluk wajib tunduk, taat, berserah diri terhadap hukum syara' tanpa kecuali yang pada akhirnya menjadikan umat berpikiran Islam dan berkepribadian Islam.
Dari kasus peningkatan jumlah penderita HIV AID S ini sudah jelas banyak pelanggaran syariat Islam. Bagaimana tidak, Islam sudah membuat pertahanan berlapis- lapis untuk menjaga umatnya dari kehinaan terutama untuk perempuan.
Allah dan rasul-Nya memerintahkan untuk menutup aurat (QS Al Ahzab: 59, An Nur: 31).
Setiap kita harus menundukkan pandangan baik pada laki laki atau perempuan yang bukan mahrom, larangan berkhalwat, dan berikhtilat serta larangan mendekati zina. Harusnya ketika perlindungan berlapis- lapis ini di patuhi oleh umat, peningkatan virus ini bisa ditekan bahkan tidak ada penularan secara signifikan karena seks bebas.
Wallahu'alam bisshowab.
Via
Opini
Posting Komentar