Opini
Media Sosial dan Perempuan
Oleh: Eci Aulia
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Media sosial hari ini bagai rumah kedua bagi perempuan. Ketika sinyal internet mengalami gangguan, kuota internet habis, yang paling panik dan heboh sejagat raya adalah perempuan. Seruntuh itu dunia perempuan ketika dirinya menghilang sejenak dari peredaran dunia maya.
Tanpa sadar media sosial sukses menghipnotis kaum perempuan.
Dikutip dari Tempo.co (11-07-2025), menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Arifatul Choiri Fauzi, sebagian besar sumber dari kekerasan terhadap perempuan dan anak dipicu oleh media sosial atau gadget. Tingginya keterpaparan anak dan perempuan terhadap dunia digital yang tidak disertai kontrol dan bimbingan rentan membuat mereka menjadi sasaran empuk kejahatan di ruang digital.
Kapitalisme Merenggut Kemuliaan Perempuan
Dari fakta di atas ada sisi gelap media sosial yang jarang disadari kaum perempuan. Audio visual yang disuguhkan di ruang maya kerap memicu hormon dopamin (kebahagiaan). Itulah mengapa perempuan betah berlama-lama menjelajahi media sosial.
Berbagai macam kejahatan siber tersedia seperti judi online, penipuan online, prostitusi online, konten negatif seperti pornografi, konten kekerasan, konten nyeleneh, konten hoax, dan konten nirfaedah lainnya. Jika tidak bijak memfilter konten mana yang harus dikonsumsi maka perempuan akan mudah terseret ke dalam kejahatan digital.
Tidak sedikit perempuan menjadi objek kekerasan dan pelecehan seksual di ruang digital. Aktivitas membuka aurat, ikhtilat, khalwat, dan tabbaruj menjadi pemicu munculnya kejahatan tersebut.
Media sosial hari ini bukan lagi rumah yang aman bagi perempuan. Namun, rumah yang memadamkan cahaya kemuliaan perempuan. Padahal cahaya kemuliaan itulah nanti yang akan menyinari masa depan generasi penerusnya. Apa jadinya generasi mendatang jika kaum perempuan hari ini rusak?
Lagi-lagi perempuan terjebak dalam labirin sistem kapitalis yang sangat pelik. Media sosial yang berasas manfaat tidak akan pernah memedulikan marwah dan kehormatan kaum perempuan. Karena ruang maya hari ini hanya berbicara tentang untung dan rugi saja.
Hidup dalam sistem kapitalis adalah bagaimana meraup rupiah dengan cara instan. Dan media sosial dalam kapitalisme menyuguhkan itu semua. Perempuan dieksploitasi demi keuntungan materi.
Konten nyeleneh yang kerap menampakkan aurat perempuan lebih mendapatkan viewer. Tak heran ada seorang ibu yang sampai rela melakukan hubungan terlarang dengan anak kandungnya hanya demi kontennya viral dan fyp. Motifnya tidak lain adalah karena cuan. Nauzubillah min zalik.
Miris, padahal Islam datang memuliakan perempuan. Namun, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini merenggut kemuliaan itu. Dengan kata lain, negara dalam sistem kapitalis sekular telah gagal melindungi kaum perempuan. Padahal perempuan dalam Islam harus dilindungi.
Allah Swt. berfirman dalam QS An-Nisa ayat 34:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Artinya: "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya..."
Islam Datang Memuliakan Perempuan
Jika bukan aturan Islam, aturan siapakah yang dapat memuliakan perempuan. Dalam Islam seorang perempuan tidak akan dibiarkan bebas tanpa aturan saat berada di ruang publik seperti media sosial. Terlebih ditonton oleh jutaan pasang mata. Seorang muslimah bukanlah barang komoditas seperti yang dinarasikan dalam sistem kapitalis.
Ada kehormatan yang harus dijaga oleh perempuan muslim. Untuk itulah syariat mengatur tentang perihal menutup aurat, larangan ikhtilat (campur baur) dan khalwat (berduaan) dengan yang bukan mahram. Selain itu, ada perintah menundukkan pandangan dan larangan bertabaruj (menampakkan perhiasannya secara berlebih-lebihan untuk menarik perhatian).
Negara dengan penerapan Islam secara kafah akan melindungi dan memberi ruang aman bagi kaum perempuan. Dengan pengaturan media yang sejalan dengan syari'at Islam, maka tidak ada eksploitasi perempuan di ruang publik termasuk media sosial.
Media dikelola oleh sistem pemerintahan Islam (khilafah) secara mandiri. Yakni dengan menutup semua akses terhadap konten pornografi, konten kekerasan, konten hoax, dan lainnya yang berpotensi merusak.
Bisa dipastikan kehormatan dan keamanan perempuan akan terjaga melalui penerapan sistem Islam. Yakni dengan seperangkat aturan yang komprehensif seperti sistem pemerintahan Islam, sistem pendidikan Islam, sistem pergaulan Islam, sistem ekonomi Islam, kontrol terhadap media, dan penerapan sanksi tegas bagi pelaku kekerasan seksual.
Ya, hanya dalam sistem khilafah perempuan dapat kembali pada fitrahnya sebagai pendidik generasi. Atas jaminan keamanan tersebutlah perempuan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai ummu wa rabbatul bait dengan maksimal. Ia akan menjadi pendidik sekaligus pencetak generasi sekaliber Umar bin Khattab, Muhammad al-Fatih, Salahuddin Al-ayyubi, Khalid bin Walid, dan lainnya. Insyaa Allah.
Wallahu alam bissawwab.
Via
Opini
Posting Komentar