Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Kurikulum Berbasis Cinta, Mau Dibawa ke Mana Pendidikan Agama Indonesia?
Opini

Kurikulum Berbasis Cinta, Mau Dibawa ke Mana Pendidikan Agama Indonesia?

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
13 Agu, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp


Oleh: Amy Sarahza
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Kementerian Agama telah meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang merupakan bagian dari upaya penyusunan ulang orientasi pendidikan keagamaan di Indonesia. Kurikulum ini bukan hanya berfokus pada transfer ilmu, akan tetapi bermaksud untuk menanamkan nilai-nilai cinta, kebersamaan, dan tanggung jawab ekologis sejak dini, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Kurikulum Berbasis Cinta ini merupakan pendekatan pendidikan yang menitikberatkan pada titik temu antarumat manusia, bukan sebuah perbedaan. Menteri Agama Nasaruddin Umar berpendapat, KBC lahir dari kegelisahan akibat dari berbagai krisis kemanusiaan yang terus berulang. Ia mempercayai bahwa pendidikan merupakan pintu masuk untuk perubahan sosial yang lebih mendalam dan tahan lama.

“Kita bertujuan untuk menciptakan suatu hegemoni sosial yang lebih elegan, yang lebih harmoni, dengan menekankan aspek titik temu, bukan sebuah perbedaan. Jangan sampai kita mengajarkan agama, tapi secara tidak sadar menanamkan kebencian kepada yang berbeda,” tegas Menag Nasaruddin dalam peluncuran yang digelar di Asrama Haji Sudiang, Makassar (Kemenag.go.id, 24-7-2025 ).

KBC diluncurkan Kemenag dalam rangka menyusun ulang arah pendidikan keagamaan di Indonesia yang selama ini dianggap hanya mengajarkan agama tapi menanamkan kebencian terhadap yang berbeda. KBC akan fokus pada aspek keharmonian dalam perbedaan. Tampaknya KBC akan memberi suasana baru di dunia Pendidikan.  Atau malah sebaliknya? Dengan keberadaan Kurikulum Berbasis Cinta ini, sepertinya lebih mengarah kepada moderasi beragama, ditambah saat mendengar visi misi dibalik diluncurkannya KBC ini. 

Kurikulum yang sudah berjalan saat ini saja tidak memberi dampak yang berarti bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Apalagi KBC ini hadir karena alasan krisis kemanusiaan, intoleran dan degradasi lingkungan yang mengkhawatirkan. Justru ada bahaya yang mengancam di balik kurikulum KBC yaitu deradikalisasi sejak dini, karena mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi akan digarap dengan kurikulum berbasis cinta. 

Kurikulum ini mengajarkan kita bersikap keras kepada sesama muslim, dan berlemah lembut kepada nonmuslim. Padahal sebelum munculnya KBC saja, hal-hal berbau moderasi Islam sudah kadung terjadi. Yang tampak sangat jelas ketika Paus Paulus menyambangi Indonesia disambut dengan karpet merah yang meriah. Bahkan Paus disambut spektakuler di masjid Istiqlal Jakarta yang notabene ini merupakan tempat ibadah umat Islam. Bukankah ini bentuk toleransi yang kebablasan berbalut moderasi beragama? Pada saat guru besar umat muslim dunia, Dr. Zakir Naik datang ke Indonesia, dengan berbagai upaya dari segelintir orang yang benci Islam mau mengagalkan kedatangan beliau. Padahal tujuan beliau adalah dakwah, bukan melakukan hal yang terlarang dan radikal. Alhamdulillah dengan izin Allah akhirnya acaranya masih bisa digelar di Indonesia. 


Miris sekali di negeri yang mayoritas muslim terbesar, tapi saat muslim mau melaksanakan syariat Islam secara kaffah malah dicap radikal, ekstrim, intoleran dan dimusuhi bahkan oleh sesama muslim sendiri. Bahkan lebih parah lagi para pendakwahnya dipersekusi dan dibubarkan kajiannya. Sementara perlakuan ke nonmuslim lebih sopan, lemah lembut, rumah ibadah mereka dijaga, saat perayaan hari besar nya ikut dimeriahkan bersama. Apakah yang seperti ini baru dikatakan tolerasi? Padahal dalam Islam jelas, toleransi itu membiarkan nonmuslim dengan agamanya tanpa ikut campur dalam euforia perayaan meraka. Di sini sudah tampak jelas bahwa kurikulum KBC lahir dari sistem sekuler sebab menjauhkan generasi dari agama mereka sendiri. Menjadikan akal sebagai sumber hukum serta penentu segala sesuatu.

Dalam Islam jelas, bahwa sekulerisme merupakan asas yang salah dan batil. Sedangkan asas dalam kurikulum Islam adalah akidah Islam dengan prinsip-prinsip yang komprehensif dan menyeluruh. Akidah Islam merupakan asas bagi setiap muslim untuk menjalani kehidupan, bahkan asas bagi negara Islam. Negara bertanggung jawab atas seluruh rakyatnya agar menjalankan kehidupan dengan berasaskan Islam yang kafah. Apalagi menyangkut tentang aspek pendidikan negara akan sangat bertanggung jawab atas pendidikan rakyatnya bahkan memberikan fasilitas nomor wahid untuk semua rakyatnya. Saat akidah umat sudah kuat mereka akan secara totalitas taat melaksanakan semua syariat Islam, sehingga mampu menyelesaikan semua problematika kehidupan. Ini semua bisa terwujud hanya dalam naungan daulah Islam. 

Wallahu'alam Bisawab.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Gelombang Pengangguran Gen Z di Kepri: Kota Industri yang Kehilangan Arah

Tanah Ribath Media- Desember 05, 2025 0
Gelombang Pengangguran Gen Z di Kepri: Kota Industri yang Kehilangan Arah
Oleh: Ilma Nafiah (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Gelombang pencari kerja yang memadati setiap Job Fair di Batam sudah lama menj…

Most Popular

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Desember 02, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Desember 02, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us