SP
Kemiskinan yang Dipertahankan
"Dan Dialah yang memberikan kekayaan dan Kecukupan." (TQS An-Najm : 48)
TanahRibathMedia.Com—Dijelaskan dalam Al Quran bahwa Allah Swt memberi kecukupan bukan kemiskinan, sudah teramatlah jelas disini, tetapi pada kebanyakan orang terdapat kontradiksi dalam mengartikan miskin dan kemiskinan. Yang menciptakan atau menjadikan miskin dan kemiskinan itu adalah diri kita sendiri. Ini bisa kita buktikan dengan dua faktor: faktor internal yaitu kemalasan dan mindset/pola pikir dan faktor eksternal yaitu ketidakadilan ekonomi.
Mengubah pola pikir dengan selalu bersyukur dan merasa cukup bukan miskin. Adapun hal yang paling mendasar adalah memotivasi diri untuk melakukan pekerjaan di awal waktu, bukan menundanya. Bahkan tidak dibenarkan untuk rendah diri bahwa kita tidak lebih mampu dari orang lain.
Sedangkan faktor penentu adalah ketidakadilan ekonomi yang menjadikan kemiskinan ini semakin bertambah persentasenya dari tahun ke tahun. Bahkan terdapat upaya dari segelintir pihak bahkan dengan sengaja memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari kesenjangan ekonomi ini untuk menambah pundi-pundi kekayaan pribadi contohnya dengan banyak penggelontoran dana yang menjadi pintu pertama dalam banyak kecurangan bahkan penggelembungan anggaran untuk bantuan sosial (Bansos) atau perlindungan sosial.
Kebijakan negara yang mengacu pada pengentasan kemiskinan hanya berfokus pada distribusi bantuan tanpa ada visi misi nyata untuk pemberdayaan dan peningkatan skill atau keahlian dari target atau kategori penduduk miskin. Hal inilah yang menjadikan rakyat semakin kecanduan dengan bantuan sosial baik berupa tunai atau non tunai. Sesuai data di tahun 2024 penduduk miskin sejumlah 25.8juta jiwa dengan alokasi dana 496 trilliun untuk perlindungan sosial yang justru tingkat mobilitasnya minim dan stagnan.
Adapun konsep rezeki bagi seorang muslim adalah dengan meyakini bahwa tidak ada makhluk di muka bumi ini yang tidak dijamin rezekinya oleh Allah. Dengan cara menjemput rejeki sebagai upaya atau ikhtiar maksimal dalam bentuk tawakal. Rejeki takkan salah alamat, sebagaimana para salafus shaleh, ridha saat rezeki sedikit dan zuhud saat rejeki melimpah. Wallahua'lam bisshowab.
Faidah Alfiyah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar