Opini
Krisis Gaza dan Momentum Kebangkitan Umat
Oleh: Asti
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Apa kabar iman kita hari ini? Apakah sedang naik atau sedang turun? Apa yang benar-benar kita rasakan ketika kita mendengarkan kabar saudara-saudara kita di Gaza? Masihkah kita merasa sedih ketika melihat tubuh-tubuh kurus yang kelaparan? Masihkah kita geram dengan tindakan brutal tentara zio*is laknatullah yang sudah menembaki saudara -saudara kita dan merampas tanah mereka? Ataukah justru kita tidak peduli? Kita hanya disibukkan dengan aktivitas -aktivitas sehari-hari? Ingatlah… Sesungguhnya nanti di akhirat, Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap apa yang kita lakukan di dunia ini. Jangan sampai sebagai seorang muslim kita hanya diam dan tanpa sedikit pun peduli dengan masalah umat saat ini.
Saat ini, saudara-saudara kita di Gaza sedang mengalami penderitaan yang begitu besar. Mereka kelaparan, tidak makan berhari-hari, ditembaki, dan dirampas tanah kelahirannya. Banyak dari mereka yang harus berjalan berkilo-kilo meter untuk bisa mendapatkan makanan, memakan daun demi bertahan hidup. Tak jarang kita mendengar saudara-saudara kita ditembaki ketika sedang mengambil bantuan. Otoritas kesehatan di Gaza telah mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Is*ael sejak Oktober 2023 telah mencapai 60.430 jiwa, dengan 148.722 orang lainnya mengalami luka-luka (metrotvnews, 3-8-2025).
Selain serangan militer yang terus dilakukan, dibuat bencana kelaparan sistematis bagi saudara-saudara kita di Gaza. Mereka dipaksa mati perlahan-lahan karena kelaparan. Gaza telah diblokade total sejak 2 Maret 2025. Pintu Rafah dan Kerem Shalom ditutup. Zi*nis telah memblokade seluruh bantuan logistik bagi Gaza yang berisi bahan makanan, obat, dan kebutuhan hidup yang akan masuk ke Gaza. Mereka harus berusaha bertahan hidup dengan sisa bahan makanan yang ada. Badan Bantuan Pangan PBB telah menyebutkan Gaza sudah masuk ke fase bencana kelaparan. Berdasarkan klasifikasi fase keamanan pangan terpadu, Gaza sudah masuk ke fase 5 dari skala 1-5. Bagaimana perasaan kita ketika mengetahui ini semua?
Sayangnya menanggapi kekejaman zi*nis Isra*el ini, sikap para pemimpin negeri-negeri Arab malah menjadi ironi besar ketika mereka justru mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina. Seruan ini disampaikan dalam deklarasi bersama yang diumumkan dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (29-7-2025). Dalam deklarasi tersebut, Prancis dan Inggris juga menyatakan akan memberikan suara mereka untuk mengakui negara Palestina pada September, meskipun pernyataan ini ditentang keras oleh Israel dan AS. Deklarasi ini telah ditandatangani oleh 22 negara anggota Liga Arab, seluruh Uni Eropa, dan 17 negara lainnya (cnbcindonesia.com, 31-7-2025).
Pernyataan para pemimpin Negeri Arab tersebut yang telah mengecam Hamas, pihak yang jelas-jelas membela tanah Palestina, menjadi pertanyaan, sudah begitu kaburkah pandangan pemimpin negeri-negeri kaum Muslim tentang siapa kawan dan siapa lawan yang sebenarnya? Apakah kurang jelas tentang siapa yang sebenarnya harus mereka kutuk dan mereka lawan? Ataukah dunia dan kekuasaan sudah sangat membutakan mereka? Apakah mereka tidak sadar, jika Hamas melucuti senjata mereka, maka rakyat Palestina akan kehilangan satu-satunya perlawanan militer mereka untuk melawan kekejaman zi*nis? Rencana pengakuan kemerdekaan Palestina oleh Perancis dan Inggris juga patut dipertanyakan, karena solusi dua negara yang sering diusulkan untuk menyelesaikan masalah Palestina, tidak akan benar-benar menyelesaikan masalah. Masalah sebenarnya adalah pencaplokan tanah Palestina oleh I*rael, sehingga solusinya adalah Is*ael yang harus diusir dari tanah Palestina.
Para penguasa muslim seolah-olah mereka buta dan tuli atas realita di Gaza, seolah tak ada ikatan iman mereka dengan muslim Gaza. Padahal Allah Swt. telah mengingatkan kita tentang ikatan ukhuwah islamiyah sebagai landasan hubungan antar sesama muslim, artinya para penduduk Gaza adalah saudara-saudara kita. Seorang muslim sejati tidak akan membiarkan saudaranya menderita, tidak akan membiarkan saudaranya kelaparan. Sayangnya, tampaknya itu semua telah kabur dengan kepentingan duniawi –jabatan dan kekuasaan- telah mematikan ukhuwah Islamiyah, menjerumuskan mereka pada kelemahan di hadapan musuh Allah. Mereka lebih memilih tunduk kepada musuh-musuh Allah dan menutup mata dengan kekejaman mereka terhadap saudara-saudara mereka sendiri di Palestina. Sudah lupakah mereka dengan surga dan neraka di akhirat kelak?
Nasib buruk kaum muslim saat ini tidak bisa dilepaskan dari ketiadaan benteng yang dapat memberikan perlindungan politik terhadap jiwa, harta, dan kehormatan kaum muslimin. Gaza adalah salah satu potret penderitaan kaum muslimin, di belahan dunia lainnya masih banyak penderitaan yang dialami kaum muslimin. Padahal Al Quran telah menyebutkan, bahwasanya sesungguhnya umat Islam adalah umat terbaik (Qs. Ali Imron: 110).
Kita harus sadar bahwa gambaran umat muslim selaku umat terbaik hanya bisa diwujudkan ketika penerapan Islam secara total dalam kehidupan. Kemuliaan umat harus diperjuangkan. Umat harus dibangun kesadarannya akan janji Allah dan didorong untuk mewujudkan kemuliaannya kembali. Umat harus disadarkan sesungguhnya masalah Palestina hanya akan bisa selesai dengan jihad yang dilakukan oleh daulah khilafah. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran bagi umat untuk bersama-sama mendirikan daulah yang berlandaskan syariat islam. Upaya itu semua membutuhkan kepemimpinan sebuah jamaah dakwah ideologis yang tulus mengajak umat untuk berjuang.
Jemaah dakwah Islam ideologis ini adalah jemaah yang tulus memperjuangkan tegaknya syariat Islam secara kaffah, sebagaimana kutlah (kelompok) dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. saat menapaki aktivitas dakwah di Makkah hingga tegaknya Daulah Islam yang pertama di Madinah, dilanjutkan oleh para sahabat, dan Khulafaur Rasyidin. Penerapan Islam secara sempurna akan mengembalikan kemuliaan Islam dan membebaskan Palestina. Umat harus memanfaatkan momentum ini –genosida Gaza- untuk membangkitkan umat dan mewujudkan kemuliaan Islam.
Wallahu’alam bi showab.
Via
Opini
Posting Komentar