Opini
Potret Kegagalan Sistem Pendidikan Kapitalisme
Oleh: Ghaida Rizkiyama
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Di tengah gempuran problem kemiskinan yang makin merajalela, presiden Indonesia menciptakan program Sekolah Rakyat yang menurutnya akan menjadi solusi bagi problem kemiskinan ini.
Dikutip dari Kompas.com (21-07-2025), presiden Prabowo Subianto menjadikan Sekolah Rakyat sebagai langkah strategis untuk memutus rantai kemiskinan dengan memberikan akses pendidikan berkualitas dengan teknologi terkini, seperti learning management system (LMS), smartboard, dan laptop menjadi sarana pembelajaran di Sekolah Rakyat (SR). Selain itu, SR juga akan merenovasi rumah milik orang tua murid yang tidak layak huni, begitu pula dengan tetangga-tetangganya.
Jika jika diteliti lebih mendalam, sebenarnya Sekolah Rakyat bukanlah solusi untuk problematika kemiskinan saat ini. Karena faktanya kemiskinan yang terjadi saat ini adalah kemiskinan struktural. Pemotongan gaji, naiknya harga barang konsumsi, maraknya PHK, sempitnya lowongan kerja, dan tingginya angka pengangguran, adalah faktor kemiskinan masih melanda negeri ini. Problem ini tak akan selesai jika hanya dengan diadakannya sekolah gratis. sebab, problem ini berkaitan dengan ekonomi negara.
Semua ini juga tak lepas dari penerapan sistem kufur kapitalisme. Sistem ini menjadikan pendidikan sebagai alat produksi, bukan sebagai pembinaan jiwa. Pendidikan dijadikan sebagai alat untuk mencari cuan. Negara pun tidak hadir secara nyata dalam mengurus pendidikan rakyatnya. Bahkan, negara dengan mudah menyerahkan pendidikan pada swasta yang berorientasi mencari keuntungan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa negara hanya berfokus terhadap rakyat miskin yang tak mampu sekolah. Padahal masih banyak problem pendidikan lain yang belum terselesaikan, seperti fasilitas pendidikan yang kurang memadai, sulitnya akses sarana pendidikan juga kualitas tenaga pendidik. Sekolah Rakyat (SR) dijadikan sebagai solusi tambal sulam sebagaimana halnya program MBG yang ditujukan untuk menurunkan angka stunting. Solusi yang diberikan ini tidak menyentuh akar masalah, sehingga tidak dapat menyelesaikan problem kemiskinan.
Dalam negara Islam, pendidikan adalah hak setiap masyarakat, baik miskin maupun kaya. Sebab, pendidikan adalah layanan publik yang menjadi tanggung jawab negara. Negara wajib memberikan layanan terbaik secara cuma-cuma dan merata. Kurikulum yang diterapkan pun bukan kurikulum abal-abal berbasis hawa nafsu belaka, melainkan kurikulum berasas akidah Islam, sehingga mampu mencetak generasi beriman dan bertakwa. Untuk mewujudkan layanan pendidikan gratis, negara memiliki sumber dana yang banyak, yang diambil dari baitul mal yang berasal dari pos fa'i, kharaj, kepemilikan umum, dan lain sebagainya.
Negara juga akan menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Dengan begitu akan meminimalisir angka pengangguran. Negara bertugas sebagai raa'in dan junnah bagi umatnya. Negara seperti ini hanya akan terwujud jika Islam diterapkan secara kaffah. Penerapan Islam kaffah pun tidak akan terwujud jika tidak ada negara khilafah. Oleh karenanya tugas kita sebagai seorang muslim untuk menegakkan kembali khilafah yang telah lama hilang. Wallahu 'alam.
Via
Opini
Posting Komentar