Motivasi
Di Tangan Mereka, Mentari Peradaban Itu Terbit
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Matahari baru saja terbit ketika puluhan remaja dari berbagai sekolah mulai berdatangan ke kawasan perkemahan. Tenda-tenda berdiri tegak di tepi hutan pinus. Ada semangat menyala di mata mereka. Ini bukan sekadar perkemahan biasa. Ini adalah Super Camp, agenda pembinaan intensif yang dirancang untuk menyiapkan generasi muda menyongsong peradaban emas umat Islam.
Kisah ini bukan sekadar tentang Super Camp dan muridnya, tetapi tentang warisan visi. Tentang pentingnya membina generasi muda dengan pandangan jauh ke depan, bahwa mereka bukan hanya anak-anak yang sedang tumbuh, melainkan cikal bakal peradaban besar yang akan menyongsong kejayaan Islam.
Hari ini, umat Islam terpecah oleh sekat-sekat buatan: nasionalisme sempit, budaya hedonis, sistem pendidikan sekuler, dan media yang mengaburkan jati diri. Di dalam perang pemikiran itu, generasi muda seringkali kehilangan arah. Mereka lebih mengenal tokoh-tokoh fiktif di layar daripada para pemimpin agung Islam seperti Muhammad al-Fatih, Salahuddin al-Ayyubi, atau Umar bin Khattab.
Sejatinya, membina generasi muda bukan sekadar mengajari membaca dan menulis. Ini tentang menyalakan cahaya kesadaran—bahwa mereka adalah ahli waris sejarah panjang umat terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Membina generasi muda adalah proyek jangka panjang peradaban. Mereka harus dibekali dengan ilmu yang kokoh, akhlak yang mulia, ruh jihad yang menyala, serta visi politik yang sadar akan tanggung jawab global Islam. Sebabnya, peradaban emas tidak akan lahir dari generasi lemah, tapi dari generasi yang ditempa dengan keimanan, tsaqafah Islam, dan tantangan.
Bayangkan jika setiap rumah menjelma menjadi madrasah. Sudah saatnya, ayah dan ibu adalah murobbi sejati. Jika masjid kembali menjadi pusat pendidikan dan pembinaan umat. Maka tak mustahil, satu dua dekade ke depan, akan lahir pemuda-pemudi yang mengemban risalah Islam sebagaimana generasi sahabat dahulu.
Mereka bukan sekadar pelajar, tapi pemikir. Bukan sekadar pencari kerja, tapi pencipta perubahan. Bukan sekadar netizen, tapi pejuang dakwah. Sebenarnya kita tidak sedang mendidik anak untuk dunia hari ini, tetapi sedang membentuk pemimpin masa depan yang akan menegakkan kembali panji la ilaha illlah di muka bumi.
Saat mentari peradaban Islam kembali terbit dari tangan-tangan mereka, sejarah akan mencatat bahwa kita pernah menanam benihnya dengan cinta, dengan ilmu, dan dengan keyakinan penuh bahwa kemenangan itu dekat.
“Sesungguhnya Kami pasti akan menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (Hari Kiamat).”(TQS. Ghafir: 51)
Maka, bangunlah generasi itu. Sebelum mereka dibangun oleh dunia yang salah.
Wallahu'alam bish shawwab.
Via
Motivasi
Posting Komentar