Opini
Medan Panas Ekstrim, Fenomena Alam ataukah Efek Pembangunan Ugal-Ugalan?
Oleh: Tini Sitorus, S.Pd.
Praktisi Pendidikan
TanahRibathMedia.Com—Kota Medan dilanda cuaca panas menyengat. BBMKG Wilayah 1 Medan mencatat, suhu udara di Kota Medan mencapai 37 derajat celcius.
“Untuk suhu udara yang tercatat 37 derajat celcius,” ungkap Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan Tri Anggun Lestari, Minggu, 1 juni 2025.
Anggun menyebutkan bahwa kondisi panas menyengat terjadi lantaran minimnya pembekuan awan. Menurutnya, cuaca terik disebabkan oleh minimnya pembekuan awan akibat tidak ada dukungan dari dinamika atmosfer pada skala lokal regional maupun global. Kondisi langit dominasi cerah berawan ini menyebabkan penyinaran matahari langsung ke permukaan lebih maksimal dan tidak terhalang oleh awan sehingga suhu udara terasa lebih maksimal dan tidak terhalang oleh awan sehingga suhu udara terasa lebih panas dari biasanya.
BBMKG wilayah 1 Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara memperkirakaan cuaca ekstrim di kota Medan berlangsung 2-3 hari (Detiksumut, 1-6-2025).
Suhu panas di kota Medan disebabkan oleh fenomena alam dengan suhu mencapai 37 derajat celcius karena kelembaban yang cukup tinggi, yaitu 60% disebabkan oleh musim kemarau. Musim kemarau adalah musim yang ditandai dengan curah hujan yang sedikit atau bahkan tidak ada, dan suhu yang cenderung lebih tinggi. Di Indonesia, puncak musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus.
Bukan sekadar fenomena alam saja tetapi karena banyaknya pembangunan proyek proyek industri besar di kota Medan sehingga terjadi polusi udara. Polusi udara menyebabkan pemanasan global sehingga suhu di kota Medan semakin panas.
Banyaknya pohon ditebangi hanya untuk pembangunan rumah subsidi olah para kapitalis pemilik modal. Rumah-rumah semakin padat merayap menyebabkan kota Medan semakin panas. Berkurangnya lahan hijau di kota Medan dikarenakan pembukaan lahan yang berlebihan. Pohon-pohon di kota Medan dianggap sesuatu yang tidak penting dan lebih mengedepankan masalah ekonomi. Lalu yang terjadi adalah polusi udara yang timbul mencemari udara kota Medan yang berakibat pada kualitas kesehatan massyarakat.
Hutan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan sebagai paru-paru dunia yang dapat mengurangi pemanasan global, tetapi disulap menjadi rumah subsidi dan tempat-tempat rekreasi. Penataan kota pada sistem ekonomi kapitalis saat ini dengan pembangunan yang ugal-ugalan baik proyek dan alat alat produksi tanpa memperhatikan dampak lingkungan, kondisi alam, dan kondisi masyarakat yang ada. Dalam sistem kapitalis, adanya industri dan pembangunan dikuasai oleh swasta asing dan aseng yang memilki modal besar. Mereka tentu ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan massyarakatnya.
Solusi dalam Islam
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan dan menjadi solusi atas segala permasalahan, baik masalah ekonomi, politik, tata kota, Pendidikan, dan sistem pergaulan. Aturan Islam mengikat semua makhluk untuk selalu taat dalam aturan Allah, terutama manusia sebagai ciptaan Allah yang diciptakan sempurna dari makhluk lainnya, berupa akal untuk membedakan mana yang benar, buruk, halal, dan haram. Dengan syariat sebagai solusi yang cemerlang mengantarkan manusia pada peradaban tinggi dalam kehidupan manusia di bawah naungan khilafah Islamiyah.
Negara harus memperketat peraturan dan pengawasan terhadap polusi udara pabrik dan mengatur tata letak pabrik yang harus jauh dari pemukiman warga. Perencanaan tata ruang di dalam Islam sangat terkonsep dan terbukti bahwa adanya bangunan bernuansa Islam. Pembangunan tata ruang dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, bagaimana kondisi masyarakat, serta aturan aturan yang berlaku.
Konsep tata kota dalam Islam meliputi sistem sosial politik, fasilitas umum, lingkungan, jalanan kota hingga sistem keamanan. Islam selain mengatur masyarakat, sistem ekonomi dan pergaulan juga mengatur tatanan perkotaan berdasarkan al-Qur’an dan hadir sebagai sumber hukum Islam.
Penataan ruang tata kota tidak cukup hanya sebatas perencanaan tata ruang saja. Tetapi juga dibutuhkan pemanfaatan ruang, Artinya tidak hanya kepuasan pada kapitalis saja tetapi memiliki hasil yang berkesinambungan di masa depan. Dengan kata lain, relasi lingkungan dengan manusia dapat berjalan selaras dan seimbang demi tercapainya kesejahteraan yang lebih baik.
Kebijakan yang dibuat harus memiliki pandangan yang lebih kuat dan tidak pragmatis. Selain itu, kebijakan yang dibuat tidak semata untuk kepentingan sesaat, apalagi demi keuntungan kapitalis pemilik modal, tetapi untuk kesejahteraan umat manusia. Tata kota yang ideal hanya akan didapati saat Islam diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan yang akan menjamin kesejahteraan seluruh umat manusia.
Maka dari itu, apa yang dilakukan Rasulullah adalah mengembangkan tata ruang dan lingkungan di Madinah. Saat itu, bahkan Rasulullah pernah bersabda: “Madinah itu tanah suci dari ini sampai ini, tidak boleh ditebang pohonnya…”.
Ini menandakan bahwa suatu pohon bagi kehidupan manusia dengan ekosistem yang ada di dalamnya adalah sangat penting dan akan memberikan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat. Pepohonan dapat menyerap polusi yang muncul terlebih berasal dari proses pembakaran kendaraan dan industri.
Wallahu a'lam bisshowab.
Via
Opini
Posting Komentar