IBRAH
Iduladha: Meningkatnya Ketaatan dan Bertambahnya Kebaikan
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Tahun ini Iduladha terasa berbeda, karena tahun ini kami telah kehilangan salah satu anggota keluarga tercinta. Kehilangan salah satu anggota keluarga memang hal yang sangat menyedihkan, tetapi kami menyadari dan mengingat satu ayat dalam AlQur'an Surah Al-Ankabut ayat 57:
"kullu nafsin dzaiqatul maut tsumma ilaina turjaun."
"Semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, memudian kepada kami kalian akan dikembalikan.”
Iduladha bukan sekadar hari raya, tetapi di dalamnya terdapat makna yang sangat mendalam. Tentang Nabi Ibrahim yang diuji ketaatannya, sampai sejauh mana rasa memilikinya
Tentang Ismail yang diuji kepasrahannya, sejauh mana rasa hornat dan taat kepada orang tua, sejauh mana ketakwaan kepada Rabb-nya, dan tentang Sayyidah Hajar yang diuji kesabarannya, sejauh mana kepercayaannya kepada ke-Maha Agungan Rabb-ya.
Begitupun kami. Walaupun masih suasana berduka, kami tetap menyambut Iduladha dengan rasa penuh syukur dan tafakur.
Beryukur atas semua kenikmatan iman, Islam, dan kesehatan. Sehingga kami masih bisa berkumpul menikmati semua dalam kebersamaan.
Tafakur, atas semua takdir. Iduladha tahun ini, kami harus rida dan sabar atas kepergian salah satu saudara kami. Mencontoh pada kesabaran dan keridaan Nabi Ibrahim ketika diuji oleh Allah untuk menyembelih putra kesayangan yang sangat diharapkan kehadirannya. Pertanda bahwa anak, saudara, pasangan, teman atau sahabat, semua hanya titipan, yang satu saat nanti akan diambil lagi oleh yang menitipkannya.
Iduladha bukan sekaadar menyembelih hewan, tetapi melatih hati untuk menyembelih rasa kepemilikan.
Iduladha pun bukan seadar mempersiapkan bumbu yang sempurna untuk memasak daging kurban, tetapi ada yang lebih utama, yaitu mempersiapkan ketakwaan dan kepasrahan yang sempurna kepada Allah dalam menjalani semua takdirnya. Seperti takwa dan pasrahnya Nabi Ismail kepada Allah ketika menerima kenyataan bahwa dirinya harus disembelih.
Kesimpulan
Dalam Iduladha, kita diingatkan bahwa semua yang kita genggam dan kita cintai di dunia ini hanyalah titipan dari Allah. Kita harus siap untuk melepaskannya kapan saja, karena Allah-lah yang memiliki segalanya. Oleh karena itu, mari kita jadikan Iduladha sebagai momentum untuk meningkatkan ketaatan dan kebaikan kita kepada Allah, serta untuk memperkuat hubungan kita dengan-Nya.
Semoga kita dapat mencontoh kesabaran dan kepasrahan Nabi Ibrahim dan Ismail, serta kepercayaan Sayyidah Hajar kepada Allah. Semoga kita dapat menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah setelah merayakan Iduladha ini. Aamiin.
Via
IBRAH
Posting Komentar