Opini
'Velocity Trend': Antara Kreativitas dan Identitas Muslimah
Oleh: Yasmin
(Aktivis Dakwah Remaja)
TanahRibathMedia.Com—Baru baru ini media sosial kembali ramai dengan tren baru yaitu tren velocity. Tiktok telah menjadi platform yang sangat populer dan memunculkan banyak tren baru di kalangan kaum muda. Tren velocity yaitu video yang menggunakan efek suara dan gerakan khusus, menciptakan efek visual unik di bagian tertentu. Kombinasi efek suara dan gerakan ini membuat velocity semakin populer dan banyak diikuti oleh pengguna TikTok lainnya. Di balik popularitas tren Velocity, terdapat kekhawatiran tentang dampaknya pada remaja.
Generasi Pembebek: Kurangnya Standar Perilaku
Generasi muda saat ini seringkali disebut sebagai generasi pembebek, yang cenderung mengikuti tren tanpa mempertimbangkan perilaku yang jelas. Tekanan untuk tampil sempurna di media sosial dapat menyebabkan rendah diri dan keinginan untuk memenuhi standar estetika yang tidak realistis. Banyak remaja merasa terpaksa untuk mengikuti tren ini demi validasi online, sehingga menilai diri berdasarkan penampilan di layar dari pada karakter dan kepribadian.
Bagi Muslimah, identitas adalah hal yang sangat penting. Sebagai Muslimah, kita harus memiliki standar yang jelas tentang perilaku dan nilai-nilai yang kita pegang. Kita tidak boleh terbawa arus oleh tren yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam.
Islam mengajarkan pentingnya menjaga moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hiburan. Jika gerakan atau konten dalam tren velocity mengandung unsur-unsur yang tidak pantas atau merendahkan martabat, maka hal tersebut bisa dianggap haram atau makruh.
Islam memiliki cara tersendiri dalam menjalani kehidupan, sehingga apapun yang dilakukan bermanfaat. Rasulullah saw. bersabda: “Dua nikmat yang sering kali manusia lalai darinya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, Muslimah dapat meningkatkan kualitas diri dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Adapun hal hal yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim yaitu menuntut ilmu agama dan umum untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas diri. Selanjutnya dengan melakukan Ibadah adalah hal yang cara untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. seperti sholat wajib dan sunnah, puasa wajib dan sunnah, zakat dan infaq, membaca Al-Quran dan berdzikir.
Membaca Al-Quran dan mempelajari tafsirnya dapat membantu muslimah meningkatkan kualitas spiritual dan memahami ajaran Islam dengan lebih baik. Seorang Muslimah dapat membaca Al-Quran secara rutin dan mempelajari tafsirnya melalui kitab-kitab tafsir atau ceramah agama.
Dalam menghadapi tren velocity di media sosial, Muslimah perlu mempertimbangkan identitas dan nilai-nilai Islam dalam menggunakan platform digital. Meskipun tren velocity dapat menjadi sarana ekspresi kreatif, namun penting untuk memastikan bahwa konten yang dibagikan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak mempromosikan perilaku yang tidak pantas atau merendahkan martabat. Dengan mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat seperti menuntut ilmu, beribadah, dan membaca Al-Quran, Muslimah dapat meningkatkan kualitas diri dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, serta menjaga identitas dan nilai-nilai Islam dalam era digital.
Peran Negara dan Penerapan Syariat Islam
Negara memiliki peran penting dalam mengawasi dan menegakkan hukum Islam di masyarakat. Dengan pengakuan dan perlindungan negara, umat Islam dapat menjalankan agamanya dengan lebih baik. Negara juga dapat memfasilitasi pendidikan sehingga umat Islam dapat memahami dan mengamalkan syariat islam dengan lebih baik.
Namun, peran negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari syariat Islam. Syariat Islam berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, mencakup aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak. Dengan memahami dan mengamalkan syariat Islam, umat Islam dapat membentuk moralitas dan karakter yang baik.
Keterkaitan antara negara dan syariat Islam sangat penting dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara dapat mengimplementasikan hukum Islam dalam sistem hukum negara, sehingga umat Islam dapat menjalankan agamanya dengan lebih baik. Sementara itu, syariat Islam dapat menjadi landasan moral dan etika bagi negara dalam membuat kebijakan dan keputusan.
Dalam implementasinya, negara dan syariat Islam harus bekerja sama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara dapat memfasilitasi pendidikan dan pengembangan masyarakat, sementara syariat Islam dapat menjadi pedoman dalam membuat kebijakan dan keputusan. Dengan kerja sama yang baik, umat Islam dapat menjalankan kehidupan dengan lebih baik, dan masyarakat dapat menjadi lebih adil dan sejahtera.
Via
Opini
Posting Komentar