Opini
Keadilan yang Tinggal Kenangan
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN 1 Kota Batam)
TanahRibathMedia.Com—Miris! Beberapa waktu yang lalu muncul sebuah berita yang sangat mengejutkan dan membuat siapapun yang masih memiliki hati nurani merasa sedih dan kasihan. Yakni, seorang nenek-nenek yang digebuki oleh warga sekitar karena mencuri bawang.
Dengan tidak menormalisasikan bahwa mencuri itu diperbolehkan, tidak seharusnya para warga tersebut main hakim sendiri. Kita bahkan tidak tahu latar belakang nenek ini bagaimana. Lalu, mengapa bisa menghakimi dan menggebuki nenek tersebut?
Berbagai kemungkinan penyebab beliau mencuri itu banyak. Bisa jadi memang beliau butuh untuk biaya hidup sehari-hari, atau untuk memberi makan keluarganya, atau bahkan agar ia selamat dari kelaparan.
Walaupun demikian, bukan berarti kita menormalisasi tindakan pencurian tersebut. Melainkan, kita harus bisa untuk bersikap bijak. Jangan langsung menjatuhkan hukuman tanpa ada klarifikasi atau tabayyun terlebih dahulu kepada pelaku.
Ideologi Sekular - Kapitalis Pangkal Permasalahan
Peristiwa seperti ini bukanlah kali pertama terjadi. Bahkan sudah ribuan kali terjadi. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa kejadian seperti ini terus berulang dan tidak memiliki penyelesaian yang konkrit?
Ternyata, jika kita teliti akar permasalahannya, permasalahan ini ibarat benang kusut yang sangat sulit untuk kembali diuraikan. Suatu problematika yang sangat kompleks dan butuh penyelesaian yang juga kompleks. Sayangnya, sistem yang diterapkan saat ini tidak memberikan solusi yang memuaskan.
Sistem ekonomi yang dijalankan dengan selain syariat Islam pun menjadi salah satu problem utamanya. Di dalam sistem kapitalisme, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin merana. Hal itu semakin membuka peluang banyak orang yang hidup dalam kemiskinan. Alhasil, mencuri adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk bisa bertahan hidup.
Ditambah karena ideologi yang mereka gaungkan adalah ideologi yang menghalalkan segala cara, maka wajar jika permasalahan seperti di atas di selesaikan hanya dengan hawa nafsu mereka.
Jika solusi yang digunakan tidak bersumber dari Al-Qur'an, maka dapat dipastikan mereka menggunakan hawa nafsu mereka sebagai asas dalam melakukan suatu perbuatan. Sehingga akhirnya, peristiwa penggebukan seperti di atas menjadi suatu hal yang lumrah terjadi.
Tak hanya itu, sistem ini juga membuat masyarakat menjadi bersifat individualistik dan apatis. Hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa mau peduli dengan apa yang dialami oleh orang lain–bahkan tetangganya sendiri.
Ditambah dengan individu yang kurang dalam memahami agamanya, atau mungkin mereka beragama Islam tapi hanya sekadar tulisan di dalam KTP–bukan dijadikan sebagai solusi atas segala problematika yang terjadi.
Sehingga berbagai faktor di atas menyebabkan keadilan di negeri ini hanya tinggal kenangan. Di mana hukum yang diberlakukan hanya tajam ke bawah–ke orang-orang yang lemah atau tidak punya kuasa apa-apa. Namun, bagi para oligarki yang memiliki jabatan dan kekuasaan, hukum itu tumpul dan tidak akan memberikan mereka hukuman yang menjerakan.
Syariat Islam Solusi Pasti
Berbeda halnya dengan Islam. Islam merupakan agama yang paripurna. Ideologi yang bukan hanya mengatur urusan beribadah, melainkan segala dimensi dalam kehidupan juga diatur olehnya.
Mulai dari sistem ekonomi yang tidak menggunakan riba. Sehingga tidak ada ketimpangan yang menyebabkan terjadinya peristiwa pencurian seperti saat ini. Kemudian, masyarakatnya juga merupakan masyarakat yang peduli–bukan hanya untuk dirinya tapi juga lingkungan disekitarnya.
Tak hanya itu, pemimpinnya juga merupakan sosok yang memiliki ketakwaan luar biasa. Sehingga ia akan sangat sadar dan memahami bahwa kepemimpinan yang diamanahkan kepadanya akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karenanya ia akan senantiasa berusaha menjadi pelayan terbaik bagi rakyatnya.
Karena hanya di dalam Islamlah keadilan itu bukan hanya sekadar kenangan. Tapi juga kepastian yang akan didapatkan oleh seluruh umat di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Maka, berjuang dan terus berdakwah menjadi sebuah keharusan agar keadilan dapat diterapkan di seluruh penjuru alam.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar