Opini
Olahraga Tangkal Kenakalan Remaja?
Oleh: Rahmayanti
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Olahraga saat ini merupakan gaya hidup yang lumayan banyak digemari masyarakat yang sudah mulai menyadari arti kesehatan. Baik dilakukan berkelompok maupun perseorangan, dari olah raga yang tergolong murah meriah sampai yang mengeluarkan budget besar.
Di Kalimantan Timur, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kepala Bidang Prestasi Olahraga Rasman menghimbau para pemuda atau generasi muda agar aktif dalam aktivitas olahraga. Untuk bisa menghindari kenakalan remaja. Karena aktivitas ini bisa meningkatkan produktivitas dan fokus ke hal-hal positif. Rasman juga mengatakan lebih mengutamakan pendidikan karakter di usia dini, yang salah satunya dilakukan dengan aktif berolahraga. Anak-anak rajin latihan dan ikut pertandingan maka tertanam semangat berlatih dan belajar.
Memang di dalam olahraga itu bisa menyalurkan energi dan melakukan aktivitas yang positif, membentuk karakter disiplin, tanggung jawab, meingkatkan rasa percaya diri, mengurangi waktu luang yang berlebihan. Akan tetapi kalau dikatakan olahraga sebagai solusi instan penangkal kenakalan remaja haruslah dikaji ulang karena tidak semudah itu pemahamannya. Perlu proses dan waktu yang panjang, remaja yang terlibat aktif dalam kegiatan olahraga tidak serta merta bisa terhindar dari kenakalan remaja, karena ada faktor-faktor lain juga yang mempengaruhi seperti lingkungan keluarga, pergaulan, pendidikan dan nilai-nilai yang diajarkan. Ini juga memainkan peran besar tanpa dukungan lingkungan yang baik dengan olahraga tidak mungkin cukup mengubah perilaku atau mengatasi pengaruh negatif.
Selain itu motivasi remaja untuk melakukan aktivitas olahraga juga menentukan jika hanya dianggap sebuah kewajiban atau sekedar aktivitas fisik belaka maka perilaku baik tidak akan terjadi. Oleh karena itu perlu pembinaan karakter, pengawasan dan dukungan yang efektif untuk remaja. Selain itu manfaat olagraga bisa dirasakan secara fisik sedangkan untuk menangkal kenakalan remaja perlu aktivitas mengubah pola sikap dan pikir dengan mengaji Islam. Bahkan di saat penerapan sistem kapitalisme sekarang yang belajar islam kaffah terlihat dimusuhi dan dijauhkan dari remaja karena dianggap pengahalang ide kapitalsime. Remaja lebih diarahkan pada kebudayaan atau gaya hidup yang jauh dari nilai-nilai keislaman seperti remaja banyak berkiblat pada Barat dan kehidupan artis-artis Korea. Inilah yang dimaksud dengan masuknya pemahanam moderasi yang semakin membuat remaja jauh dari keislamannya.
Berbeda halnya dengan Islam yang aturannya menyeluruh, dalam pencegahan tindakan kemaksiatan yang dilakukan oleh remaja dengan membentuk syakhsiyyah Islamiyyah (keperibadian Islam). Yaitu memiliki pola sikap dan pola pikir yang sesuai dengan Islam. Jadi seorang remaja dikatakan memiliki keperibadian dia haruslah memahami pemikiran dan aturan syariat Islam, baik dari aspek ibadah, makanan, pakaian, akhlak, muamalah (aspek politik, sosial, budaya, ekonomi, dan lalin-lain), dan uqubah, dia akan mengaitkan dengan hukum Islam yaitu halal dan haramnya.
Di dalam pendidikan Islam pada tingkat TK hingga SD diharapkan bisa meletakkan dasar-dasar pembentukan sykhsiyyah Islamiyyah sehingga banyak diberikan materi yang bersifat pengenalan menumbuhkan keimanan. Ketika mencapai baligh pada tingkat SMP dan SMU bersifat lanjutan. Ini dimaksud untuk memelihara sekaligus meningkatkan keimannana dengan syariat Islam.
Pembentukan kepribadian ini tidak akan bisa berlangsung secara optimal apabila tidak ditopang oleh tiga pilar syariat. Pertama, yaitu ketakwaan individu yang mana di dalam Islam mendorong setiap muslim untuk selalu bertaqwa kepada Allah Swt. dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Setiap muslim hendaknya menyadari bahwa dia berada dalam kontrol Allah Swt. Jadi di mana pun dia akan selalu berusaha menerapkan syariat Islam.
Yang kedua, kontrol masyarakat. Kontrol di sini upaya masyarakat mengoreksi dan memuhasabahi terhadap individu, rakyat, jamaah ataupun penguasa. Semisal melakukan tindakan yang melanggar hukum Allah Swt.. Kaum muslim memiliki kewajiban untuk selalu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
Yang ketiga adalah peran negara dalam menerapkan hukum-hukum Islam. Peran ini sangat penting demi terlaksanakan hukum Allah di tengah-tengah masyarakat. Peran negara sebagai pelaksana hukum dan juga pihak yang memiliki kewenangan menjatuhkan sanksi bagi siapapun yang melanggar aturan-aturan Islam. Negara bertanggungjawab menciptakan dan mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman di dalam masyarakat di segala bidang.
Dengan adanya tiga pilar ini, maka kenakalan remaja bisa diatasi dan remaja Islam memiliki visi dan misi kehidupan yang terarah dalam kebaikan. Sehingga bisa dilihat generasi yang menciptakan peradaban yang unggul dalam kehidupan yang berlandaskan Islam kaffah.
Via
Opini
Posting Komentar