Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Negara Darurat Lapangan Pekerjaan yang Layak
Opini

Negara Darurat Lapangan Pekerjaan yang Layak

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
20 Agu, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Dwi R Djohan 
(Aktivis Muslimah) 

TanahRibathMedia.Com—Tepat tanggal 17 Agustus 2024, negara tercinta ini telah memasuki usia 79 tahun. Merdeka!!! Ya, itu yang selalu diusung pada tiap tahunnya. Untuk menunjukkan dan memperingati bahwa pada tanggal tersebut, negeri ini bebas memerintah tanpa campur tangan siapa pun dengan tujuan rakyat sejahtera dan makmur di bawah pemerintahan negeri sendiri. Apa pun akan dilakukan agar rakyatnya tidak akan kembali merasakan yang namanya “dijajah”.

Namun, ternyata itu semua hanyalah janji manis. Hingga usia 79 tahun, rakyat negeri ini masih merasakan penjajahan. Termasuk di era digitalisasi saat ini, upaya negara untuk melindungi rakyat guna mendapatkan haknya dalam bekerja tidak terealisasi. Seolah-olah rakyat disuruh mencari pemenuhan hak tersebut. 

Mari kita lihat bersama. Sempat viral beberapa waktu lalu di media sosial penulis, ada sebuah video tentang deretan panjang pelamar pekerjaan di salah satu resto ayam goreng. Padahal yang dibutuhkan hanya beberapa pegawai dan pastinya gajinya tidak begitu besar. Dan yang mengagetkan, saat sang penggugah video melakukan interview dengan salah satu pelamar, ternyata dia adalah lulusan sarjana. Ketika ditanya, mengapa melamar di sini? Pelamar tersebut memberi jawaban bahwa saat ini mencari pekerjaan susah. Sekalipun sudah sekolah sampai sarjana, ternyata tidak menjamin akan mendapat pekerjaan yang layak. Jadi, apa pun lowongan pekerjaan yang ada maka akan dicari, karena perut kudu diisi. Astagfirullah. Seputus asa begitu.

Kondisi tersebut, diamini oleh beberapa media online. Seperti contoh yang tertulis dalam foto.tempo.co (9-8-2024) di mana disebutkan bahwa ratusan ribu anak muda melintas di kawasan perkantoran Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut mereka dalam golongan hopeless of job. Selain mereka berada dalam golongan tersebut, ternyata ribuan anak muda itu juga merasa putus asa karena tidak segera dapatkan pekerjaan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 369,5 ribu anak muda yang berusia sekitar 15-29 tahun. 

Kondisi ini mendapat perhatian dari salah satu partai di Indonesia yaitu partai Nasdem. Melansir dari wartawan ekonomi.co.id (10-8-2024), melalui salah satu wakilnya di anggota komisi IX DPR, Charles Meikyansah, meminta pemerintah untuk memberi perhatian ekstra terkait polemik Gen Z yang sudah mencari pekerjaan. Harus dibahas secara komprehensif agar tahu apa masalah sebenarnya dan solusinya sehingga bisa segera disosialisasikan ke generasi muda.

Miris melihat kenyataan yang ada. Mengingat Gen Z saat ini berada dalam usia produktif. Ada komentar dari salah satu netizen dari berita ini bahwa kondisi sekarang terjadi karena Gen Z tidak memiliki kualifikasi dalam lapangan pekerjaan yang ada. Jadi pengangguran hasilnya. 

Jika membahas Gen Z, maka bisa kita ketahui bahwa Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka seharusnya disebut dengan generasi yang melek teknologi canggih. Mereka tumbuh dengan gempuran teknologi. Jadi seharusnya melek atas apa yang dibutuhkan dunia saat ini dan bisa menciptakan.

Namun ternyata hal tersebut malah melenakan. Ketergantungan teknologi memberi efek malas (tidak terlatih), sikap skeptis (bertahan di zona nyaman), lebih selektif, dan punya ekspektasi tinggi sehingga saat dihadapkan dengan dunia kerja, mereka tidak siap.

Namun, bila kita telusuri bersama, tidak semua kesalahan ada pada generasi Z. Adanya kebijakan dan syarat mendapatkan pekerjaan yang sulit, juga bisa menyebabkan angka pengangguran tinggi. Batas usia dalam bekerja pun menjadi salah satunya.

Maka dapat kita simpulkan bahwa kelangkaan lapangan kerja menunjukkan kegagalan negara dalam menjamin kesempatan kerja para kepala keluarga (laki-laki), yang merupakan salah satu mekanisme terwujudnya kesejahteraan rakyat.  

Hal ini akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis yang menjadikan pengelolaan SDAE (sumber daya alam dan energi)  diberikan kepada asing dan swasta. Juga lahirnya berbagai regulasi yang justru menyulitkan rakyat untuk mendapatkan pekerjaan akibat terjadinya deindustrialisasi. Islam menjalankan sistem ekonomi dan politik Islam, termasuk dalam pengaturan dan pengelolaan SDAE yang merupakan milik umum. 

Pengelolaan SDAE oleh negara meniscayakan tersedianya lapangan kerja yang memadai dan juga jaminan kesejahteraan untuk rakyat. Saat ini, negara darurat lapangan pekerjaan yang layak. Jadi, mau bertahan dengan sistem ekonomi kapitalisme atau sistem ekonomi Islam?
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Empat Sahabat, Satu Visi Peradaban(Sebuah cerita fiksi-naratif)

Tanah Ribath Media- Juli 17, 2025 0
Empat Sahabat, Satu Visi Peradaban(Sebuah cerita fiksi-naratif)
Oleh: Maman El Hakiem (Pegiat Literasi)  TanahRibathMedia.Com— Pagi itu, udara terasa bersih, menyegarkan. Sinar mentari Muharram menyelinap lembut…

Most Popular

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

Juli 12, 2025
Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Juli 12, 2025
Gaza Kelaparan, Pemimpin Muslim hanya Figuran

Gaza Kelaparan, Pemimpin Muslim hanya Figuran

Juli 13, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

Juli 12, 2025
Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Juli 12, 2025
Gaza Kelaparan, Pemimpin Muslim hanya Figuran

Gaza Kelaparan, Pemimpin Muslim hanya Figuran

Juli 13, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us