Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Melakukan lntoleransi Atas Nama Toleransi?
Opini

Melakukan lntoleransi Atas Nama Toleransi?

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
07 Jan, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp


Oleh: Umi Hanifah 
(Aktivis Muslimah Jember)

TanahRibathMedia.Com—Perayaan Natal adalah ritual ibadah buat pengikutnya, tentu tidak ada korelasi dengan penganut agama yang lain. Sangat ironi, atas nama keberagaman dan toleransi Kemenag menyerukan merayakan Natal bersama secara nasional.

Menag menyampaikan, pemerintah akan merayakan Natal Nasional tanggal 27 Desember 2023 di Surabaya sebagaimana diputuskan panitia. Ia menyebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menjadi Ketua Umum Natal Nasional tahun ini.

Menurut Menag, mengapa Surabaya dipilih, salah satu keinginannya bahwa Natal tidak semata milik umat Kristiani, tetapi seluruh agama terutama bangsa Indonesia. Natal harus dirayakan bersama dengan bahagia, agar Natal bisa mencerminkan kebersamaan bangsa Indonesia. Kemenag.co.id (07-12-2023). 

Merayakan Natal bersama berarti melakukan ibadah penyembahan kepada Tuhan selain Allah, yaitu Yesus Kristus. Padahal lslam tegas melarang hal tersebut dalam surat Al-Kafirun ayat 1-6:

“Katakanlah, "Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Ayat di atas turun berkenaan ajakan Nabi saw. kepada kafir Quraisy untuk masuk lslam, namun mereka menawarkan pilihan, "Orang-orang kafir Quraisy berkata kepada Nabi saw.,
"Jika engkau berkenan, ikutilah kami satu tahun dan kami akan kembali kepada agamamu satu tahun." Sebagaimana yang di riwayatkan oleh Abdurrazaq dari  Wahab.
Lalu, Allah Swt. menurunkan firman-Nya, " "Katakanlah (Muhammad). "Wahai orang-orang kafir." sampai akhir ayat surah Al-Kafirun. Ibnul Mundzir juga meriwayatkan hadis serupa dari Ibnu Juraji.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, surat ini menyatakan tentang pembebasan diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. Surah ini juga memerintahkan untuk membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan dengan sebersih-bersihnya.

MUI sendiri juga sudah lama mengharamkan adanya perayaan Natal bagi umat lslam. Untuk membentengi akidah umat, Komisi Fatwa MUI pada 7 Maret 1981 mengeluarkan fatwa tentang haramnya hukum bagi umat Islam untuk melaksanakan dan mengikuti perayaan natal karena termasuk dalam perkara syubhat.

Fatwa di atas ditandatangani oleh Ketua Komisi Fatwa MUI, yaitu K.H.M. Syukri Ghozali dan Sekretaris Drs. H. Masudi. Salah satu pimpinan MUI, K.H Hasan Basri menjelaskan fatwa itu untuk menjaga kerukunan hidup beragama dan sekaligus memurnikan akidah masing-masing agama. (Muhammadiyah.or.id). 

Padahal terkait mu’amalah orang lslam dengan non lslam diperbolehkan misal dalam jual beli, pinjam meminjam, bertetangga, membantu dan lainnya namun dalam ranah akidah jelas dilarang. Inilah akibat di terapkannya sistem sekularisme-liberalis, sistem yang menjadikan manusia tidak terikat dengan aturan agama, hingga berani mengutak-atik dan melanggar syariat menurut nafsunya. Maka lahirlah kebebasan membuat aturannya sendiri.

Di antara kebebasan itu adalah bebas berakidah, manusia merasa bebas mau memeluk agama atau tidak, hari ini lslam besok pindah Nasrani atau sebaliknya bahkan bergonta ganti agama sesuai keinginan adalah hak asasi yang harus dilindungi.

Seruan merayakan Natal bersama sejatinya tindakaan intoleransi, karena prinsip agama yang sudah baku di paksakan atas nama toleransi. Apakah manusia kedudukannya lebih tinggi dari Allah Swt.? Sehingga membuat aturan yang bertentangan dengan kehendak Allah Swt. meskipun ia seorang pejabat? 

Harusnya seorang pemimpin menjelaskan mana yang boleh dan tidak terkait perayaan hari raya antar umat beragama, bukan malah mengaburkan pemahaman agama yang sudah jelas. Sehingga ada kesan yang tidak mau merayakan Natal bertindak intoleransi, sedang yang mau merayakan bersama bersikap toleran. Adakah agenda di balik semua tindakan tersebut?

Firman Allah Swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 120:

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).”...

Saatnya umat lslam cerdas bahwa ada agenda tersembunyi di balik perayaan Natal bersama, yaitu pendangkalan akidah atas nama toleransi. Umat lslam dalam sistem ini senantiasa menjadi korban kebijakan pemimpin yang tidak takut dosa. Padahal menyerukan kesesatan dan diikuti banyak orang maka ia akan mendapatkan dosa investasi selamanya.

Allahu a’lam
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa

Tanah Ribath Media- Oktober 22, 2025 0
‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa
Oleh: Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi) TanahRibathMedia.Com— Warga dan aktivis melakukan aksi transfer uang ke rekening kas mili…

Most Popular

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Kapitalisme Meniscayakan Kerusakan Tata Kelola Tambang

Kapitalisme Meniscayakan Kerusakan Tata Kelola Tambang

Oktober 21, 2025
Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Kapitalisme Meniscayakan Kerusakan Tata Kelola Tambang

Kapitalisme Meniscayakan Kerusakan Tata Kelola Tambang

Oktober 21, 2025
Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us