Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Frustasi, Cari Solusi Bukan Bunuh Diri
Opini

Frustasi, Cari Solusi Bukan Bunuh Diri

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
15 Jun, 2023 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Safitri,S.Pd.
(Aktivis pendidikan)

TanahRibathMedia.Com—Hidup itu memang banyak masalah. Jangankan orang hidup, orang mati pun punya masalah yaitu masalah bagaimana dia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia.

Setiap orang berbeda-beda dalam menanggapi setiap permasalahan yang dia miliki. Ada yang dengan optimis menanggapi banyaknya masalah yang dihadapi, ada juga yang pesimis dan bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Seperti kasus yang baru-baru ini ditemukan di Kota Banjar Patroaman, Jawa Barat. Seorang pria berinisial R (39) ditemukan tewas dengan kondisi tergantung di dekat kamar mandi, Selasa (6/6/2023). R diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran putus asa karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Ini hanya sekelumit kasus yang terjadi di daerah yang kecil apabila dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Jakarta. Kasus bunuh diri seolah sudah menjadi hal yang biasa terjadi dan seakan bukan hal yang harus diwaspadai. Padahal di dalam Islam nyawa seorang muslim itu sangat penting dan berharga jika dibandingkan dengan hancurnya dunia beserta dengan isinya. Begitu rapuhnya individu di zaman sekarang.

Padahal, seorang hamba bisa belajar dari kisah hidup Nabi Ayyub as..  Nabi Ayyub as. merupakan nabi yang sangat kaya yang dikenal sebagai orang yang baik, bertakwa, dan menyayangi orang miskin. Beliau selalu bersyukur akan segala kenikmatan yang telah Allah berikan, lalu kemudian Allah berikan cobaan yakni berupa penyakit judzam (kusta atau lepra) serta musibah yang membuat hartanya habis dan anaknya pun hilang. Beliau dijauhi oleh semua orang karena penyakitnya. 

Namum, Nabi Ayyub as. justru tak henti berzikir kepada Allah karena beliau menganggap apa yang Allah berikan padanya semuanya adalah suatu tanda bahwa dia adalah hamba yang sangat dicintai oleh Allah, karena semakin Allah menyayangi hambanya maka, Allah akan mengujinya. Cobaan yang Allah berikan kepada beliau bukan dalam waktu yang sebentar melainkan dalam jangka waktu yang sangat lama yakni 18 tahun. 

Berdasarkan surah Al Anbiya ayat 83:
 وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ


Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

Dengan kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Ayyub inilah maka Allah kemudian memberikan kesehatan yang sempurna tanpa rasa sakit lagi.

Inilah salah satu contoh yang bisa dijadikan panutan dalam menjalankan setiap aktivitas. Masalah tentu ada dan pasti ada, maka carilah solusi atau penyelesaian masalah itu dengan lebih mendekatkan kita kepada Sang Pencipta. Jangan sebaliknya, larut dalam masalah hingga akhirnya makin jauh dari Sang Pencipta dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. 

Padahal ketika mengetahui ada kehidupan lagi setelah kehidupan dunia ini yakni kehidupan yang kekal, maka seharusnya mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya agar kehidupan kita kelak akan menjadi lebih bermakna.

Begitulah Islam memandang kehidupan dan arti kehidupan. Islam mengatur semua aspek kehidupan, menentramkan hati, sesuai dengan fitrah manusia, dan memanusiakan manusia. Umat diajarkan untuk senantiasa memandang perbuatan manusia dari dari segi keridaan Allah Swt. semata. Apabila Allah meridai maka perbuatan tersebut pastilah akan mendatangkan kebaikan. Namun, jika Allah Swt. tidak meridai maka pastilah itu akan mendatangkan keburukan.

Allah Swt. itu bagaimana sangkaan hamba-Nya, kalau seorang hamba berprasangka Allah Swt. itu baik maka Allah itu baik. Pun sebaliknya jikasesorang berprasangka bahwa Allah itu jahat, ya Allah akan jahat. Karena sejatinya apa yang diucapkan adalah doa untuk diri sendiri.

Jadikan Allah Swt. sebagai tujuan utama kehidupan dan jangan memandang segala sesuatu hanya berdasarkan materi semata. Mungkin materi bisa membuat bahagia tetapi ketentraman dan kenyamanan seseorang tidaklah bisa diukur dengan hal itu.

Wallahu a’lam bisshawab.[TRM/Nai]
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa

Tanah Ribath Media- Oktober 22, 2025 0
‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa
Oleh: Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi) TanahRibathMedia.Com— Warga dan aktivis melakukan aksi transfer uang ke rekening kas mili…

Most Popular

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025
Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Oktober 18, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025
Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Oktober 18, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us