OPINI
Urgensi Jamaah Dakwah Ideologis
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Arus sekularisasi di tengah masyarakat kian tampak dan berdampak. Terlebih dalam tatanan masyarakat yang tidak bisa lepas dari media sosial. Zaman digitalisasi yang terus banjir informasi telah memaksa masyarakat untuk mengikuti arus. Hingga akhirnya masyarakat hilang arah dan melalaikan tugas utamanya, yakni sebagai kekuatan perubahan.
Fakta Pemahaman Batil
Tengok saja berbagai fakta terkait kasus di tengah masyarakat yang bikin geleng kepala. Salah satunya tentang pergaulan. Begitu banyak kasus generasi yang masuk dalam circle "salah gaul" hingga berujung tindak kriminal, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perzinaan, aborsi hingga meningkatnya kasus bunuh diri. Tidak kurang dari 14.000 anak muda rentang usia di bawah 20 tahun menjadi pihak terlapor dalam kasus kriminalitas. Rata-rata terdapat 1.000 kasus per bulan yang melibatkan berbagai kasus kejahatan seperti tawuran, pencurian hingga narkoba (katadata.co.id, 1-9-2025).
Tidak hanya tubuh generasi yang mengalami dampak, kondisi kaum ibu pun kian memprihatinkan. Pergeseran fungsi ibu kian nyata. Ibu yang memiliki peran sebagai manajer rumah tangga sekaligus sekolah pertama untuk anak-anaknya, mengalami degradasi fungsi menjadi pendongkrak sistem ekonomi. Meskipun jumlahnya tidak sama banyak dengan jumlah pekerja laki-laki, namun disebutkan angkanya hampir sepadan. Yakni 59,9 persen jumlah pekerja laki-laki, dan sisanya, 40,1 persen jumlah pekerja perempuan (bps.go.id, 3-8-2025). Akibatnya, kaum ibu memiliki beban ganda yang berat. Yakni sebagai pengatur rumah tangga, sekaligus sebagai pencari penghidupan secara ekonomi. Beban ganda ini pun telah menjadikan ibu semakin tertekan dan tidak mampu optimal membina anak-anak dan keluarga.
Pola pemikiran dan pemahaman yang rusak telah merenggut peran masyarakat dalam menguatkan bangunan bangsa. Keadaan ini bisa dilihat dari keadaan generasi dan kaum ibu yang terus direduksi. Mereka dipaksa untuk mengikuti aliran sistem batil, yakni kapitalisme sekuleristik. Sistem yang mengadopsi pemahaman ala barat dan mendudukkan materi sebagai satu-satunya tujuan. Kepuasan jasadiyah menjadi satu hal yang diutamakan tanpa memandang aturan agama. Halal haram ditepis. Benar salah pun dilupakan. Segala hal dilakukan demi validasi dan kesenangan duniawi.
Betapa rusaknya dampak sistem batil. Digitalisasi yang berada dalam cengkeraman sistem kapitalisme tidak hanya bertujuan demi keuntungan ekonomi. Namun juga menyebarkan ideologi rusak yang menjauhkan umat dari proses berpikir dalam kerangka Islam ideologis.
Sistem rusak kapitalisme sekuleristik telah menciptakan pemikiran liberal yang serba bebas tanpa batas. Generasi muda dan kaum ibu hanya diposisikan sebagai objek komersial yang bernilai materi. Konsep ini telah menghilangkan kemampuan mereka untuk mengindera konsep Islam yang hadir sebagai solusi masalah secara menyeluruh.
Kelompok Jamaah Dakwah Islam Kaffah
Di tengah rusaknya kehidupan yang semakin meningkat, kehadiran jamaah dakwah Islam menjadi satu hal yang mutlak diwujudkan. Tidak hanya sekadar aturan Islam yang menuntun tata cara beribadah, namun Islam hadir sebagai satu-satunya konsep pengaturan kehidupan sekaligus ideologi yang sesuai dengan fitrah manusia.
Urgensi inilah yang membuat kita sebagai kaum muslim wajib bergerak mengemban amar ma'ruf. Sehingga mampu menyadarkan kepada umat terkait peran Islam yang begitu penting sebagai pondasi aturan kehidupan.
Pembinaan generasi dan kaum ibu mutlak diperlukan di tengah umat. Mengingat peran generasi yang begitu strategis sebagai agen perubahan, dan peran kaum ibu sebagai tiang-tiang peradaban. Dengan pemahaman Islam ideologis akan lahir pola sikap dan pola pikir yang senantiasa mengacu pada akidah dan hukum syarak yang Allah SWT. tetapkan atas kaum manusia. Dengan pemahaman yang shahih, kaum muslim memiliki kekuatan sekaligus kesiapan untuk memperjuangkan dan menyongsong kebangkitan Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Ali 'Imran: 104)
Rasulullah saw. telah memberikan teladan terkait dakwah ideologis yang dilakukan secara berjamaah untuk membina umat. Termasuk kaum ibu dan generasi muda. Pembinaan yang intensif akan memudahkan umat untuk memahami urgensi memperjuangkan Islam ideologis. Yakni konsep Islam yang mampu memancarkan berbagai aturan untuk mengatur setiap segi kehidupan manusia.
Pembinaan merupakan tahapan awal metode dakwah Rasulullah di fase Makkah. Kemudian dilanjutkan fase interaksi dengan umat hingga berujung pada istilamul hukmi (penyerahan kekuasaan demi penerapan Islam sebagai ideologi dan sistem kehidupan).
Islam-lah satu-satunya aturan shahih yang menjaga peran kaum muslim. Hingga sistem Islam mampu diterapkan secara menyeluruh dalam wadah institusi khas yang dicontohkan Rasulullah saw. Khilafah ‘ala minhaj an nubuwwah. Dengannya hidup penuh berkah, rahmat Allah Swt. pun tercurah melimpah.
Wallahu'alam bishshowwab.
Via
OPINI
Posting Komentar