OPINI
Tragedi Irene Sokoy, Fakta Buruknya Pelayanan Kesehatan
Oleh: Ummu Saibah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Setelah mendapat penolakan dari empat rumah sakit di kabupaten dan kota Jayapura, akhirnya Irene dan bayinya menghembuskan nafas terakhir (17/11). Suami korban, Neil, mengatakan sempat ke RSUD Yowari namun dokternya tidak ada dan dokter pengganti pun tidak ada.
Gubernur Papua, Matius D Fakhiri, menyatakan permintaan maaf, karena tragedi ini terjadi atas kelalaian jajaran pemerintahannya. Ia juga mengungkapkan kekesalannya lantaran banyak peralatan medis rusak dan diabaikan oleh para direktur rumah sakit (detikNews.com, 23-11-2025).
Sungguh menyedihkan kehidupan rakyat dalam kungkungan sistem Kapitalis, keberadaan pemerintah ternyata tidak mampu memberikan perlindungan dan jaminan kesehatan serta keselamatan bagi rakyat. Rakyat bersusah payah berdiri di atas kaki sendiri bertahan hidup dalam situasi yang tidak kondusif.
Mahalnya Kesehatan dalam Sistem Kapitalis
Rakyat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik bahkan gratis dari negara. Karena kewajiban negara adalah mengurus urusan rakyat termasuk menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh rakyat secara merata baik kaya maupun miskin, baik di pelosok maupun diperkotaan.
Namun faktanya tidak demikian, kasus Irene Sokoy, seorang ibu yang meninggal bersama bayinya setelah ditolak oleh empat rumah sakit, membuktikan bahwa negara lalai terhadap kewajibannya memberikan pelayanan kesehatan berkualitas sehingga menyebabkan rakyat meregang nyawa.
Kasus Irene Sokoy bukanlah satu-satunya kasus yang mengakibatkan hilangnya nyawa akibat buruknya pelayanan kesehatan, dalam atmosfer kehidupan sistem kapitalis banyak terjadi kasus serupa. Hal ini terjadi karena penerapan sistem kapitalis itu sendiri, asas kemanfaatan yang mendasari setiap pemikiran dan aktivitas dalam sistem ini memandang bahwa rakyat merupakan konsumen yang memiliki kekuatan beli dan memiliki nilai ekonomi. Sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan oleh negara tidak didasari oleh rasa tanggung jawab melainkan didasari atas kesempatan bisnis untuk mengeruk keuntungan. Oleh karena itu tidak ada pelayanan kesehatan cuma-cuma dalam sistem Kapitalis. Salah satu contoh penerapannya adalah diberlakukan iuran kesehatan yang harus dibayar setiap bulan oleh rakyat, padahal seharusnya negara tidak membebani rakyatnya dengan pembiayaan kesehatan.
Sistem kapitalis juga membuka peluang praktik privatisasi kesehatan yaitu banyaknya fasilitas kesehatan yang dikelola secara privat, fenomena ini menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat, karena mahalnya biaya pengobatan menjadi tolok ukur kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, bahkan menentukan kualitas obat yang diberikan kepada pasien. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan yang berkualitas hanya bisa diakses oleh masyarakat kaya saja, tidak oleh masyarakat miskin. Dewasa ini kita menemukan banyaknya kasus diskriminasi pelayanan terhadap pasien umum/biaya mandiri dan yang _dicover_ BPJS. Padahal seharusnya rakyat mendapatkan pelayanan yang sama.
Selain itu penerapan sistem kapitalis menyebabkan distribusi harta tidak merata akibatnya terjadi kesenjangan pembangunan infrastruktur, dalam konteks fasilitas kesehatan, di daerah pelosok hanya terdapat puskesmas dengan dokter, nakes dan peralatan medis yang sangat terbatas dan rumah sakit besar yang memiliki dokter spesialis , nakes dan peralatan medis lengkap han. Hal ini berakibat fatal bagi penduduk yang tinggal di daerah pelosok, akses transportasi berupa jalan maupun kendaraan tidak memadai untuk menjangkau fasilitas kesehatan tepat waktu. Akibatnya banyak pasien yang tidak terselamatkan.
Pelayanan Kesehatan dalam Pemerintahan yang Berlandaskan Islam
Islam adalah agama yang sempurna, terpancar darinya syariat islam yang berfungsi sebagai peraturan untuk menjalankan kehidupan sehingga manusia hidup aman dan tentram, juga selamat di dunia maupun di akhirat. Kondisi kehidupan sekarang ini yang notabene rusak dalam seluruh sektor kehidupan adalah akibat tidak diterapkannya syariat Islam secara keseluruhan.
Di dalam negara yang mengambil Islam sebagai dasar pemerintahan, menjadikan syariat Islam sebagai dasar dalam membuat undang-undang maupun kebijakan lainnya, sehingga negara menjalankan kewajibannya atas dasar perintah Allah Swt., bukan atas kehendak manusia. Rasulullah saw. bersabda:
"Imam (pemimpin) adalah pengurus dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sehingga negara akan melayani rakyat dengan usaha terbaik karena mereka menganggap bahwa melayani rakyat adalah sebuah kewajiban yang kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Allah Swt. Dalam sektor kesehatan negara memandang bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok rakyat yang harus di penuhi negara dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengabaikannya merupakan kezaliman. Oleh karena itu negara menjamin terpenuhinya kesehatan bagi seluruh rakyat secara perorangan.
Penerapan syariat Islam mewajibkan negara melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan Islam seperti mendistribusikan harta secara merata kepada rakyat, membangun fasilitas kesehatan baik di pelosok maupun di perkotaan, menyediakan peralatan kesehatan termutakhir, menghargai dokter dan nakes dengan gaji yang sebanding dengan kualitas kerja mereka. Selain itu negara juga membangun infrastruktur penunjang seperti jalan yang baik sehingga rakyat mudah mengakses fasilitas kesehatan. Hal ini sangat mungkin dilakukan karena negara memiliki pendapatan yang cukup dari berbagai sumber seperti hasil pengelolaan sumber daya alam, fai, kharaj, ghanimah dan lain-lain.
Pada masa ‘the golden age’ penerapan syariat Islam telah membawa umat Islam pada peradaban yang besar di bangun rumah sakit dengan fasilitas yang memadai pada masa itu, sudah ada klasifikasi pasien berdasarkan jenis penyakit dan juga pemisahan pasien laki-laki dan perempuan. Pelayanan kesehatan yang diberikan pun tidak membedakan kelas sosial maupun agama, semua ditangani dengan cepat. Bahkan bagi pasien yang tidak mampu ada program pengobatan gratis. Pada masa kepemimpinan Sultan Saljuk, untuk menjamin pemerataan pemenuhan kesehatan selain dibangun rumah sakit permanen juga diprogramkan rumah sakit keliling menggunakan unta sebagai alat transportasinya (Hidayatullah.com, 16-8-2025)
Begitulah kepedulian negara terhadap rakyatnya di bawah naungan penerapan syariat Islam. Negara memberikan pelayanan kesehatan terbaik demi kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu kembali kepada syari'at Islam merupakan syarat mutlak terwujudnya kesejahteraan bagi rakyat.
Wallahu a'lam bishawab.
Via
OPINI
Posting Komentar