OPINI
Generasi yang Direbut Ruang Digital: Alarm Bahaya bagi Umat
Oleh: Prayudisti SP
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Ruang digital kini telah menjadi “dunia kedua” bagi generasi muda. Namun dunia itu bukan hanya menyimpan peluang, tetapi juga ancaman besar yang dapat merusak karakter, pola pikir, bahkan akidah generasi muslim. Fakta menunjukkan bahwa semakin banyak konten merusak beredar bebas—mulai dari pornografi, judi online, pinjol, konten kekerasan, cyberbullying, hingga propaganda ide moderasi beragama yang mengikis keimanan. Paparan konten seperti ini bukan hanya memengaruhi cara berpikir, tetapi juga memengaruhi cara bersikap dan cara beragama.
Akibatnya lahirlah generasi muslim yang mengalami split personality: tampak religius di permukaan, tetapi nilai hidupnya rapuh, sekuler, dan kehilangan arah. Inilah generasi yang mudah goyah, mudah terprovokasi, dan tidak memiliki ketahanan ideologis.
Teknologi: Kemajuan yang Bisa Berubah Menjadi Petaka
Tidak dapat dimungkiri, kemajuan teknologi membawa kemudahan yang luar biasa. Informasi cepat, akses luas, dan konektivitas tanpa batas telah menjadi ciri zaman. Namun kemudahan ini memiliki sisi gelap. Ketika ruang digital dipenuhi konten negatif, ia menjadi sumber bencana bagi generasi.
Paparan pornografi melemahkan akhlak dan mental. Judi online menghancurkan ekonomi keluarga. Pinjol ilegal menjerat kaum muda dengan utang. Aplikasi dan ruang obrolan anonim menjadi pintu masuk perdagangan manusia dan eksploitasi seksual. Cyberbullying merusak kesehatan mental dan kepercayaan diri. Sementara itu, propaganda moderasi agama mendorong generasi untuk mempertanyakan syariatnya sendiri.
Inilah potret ruang digital hari ini—liar, tanpa pagar, dan dengan akses nyaris tak terbatas bagi siapa pun.
Negara Sekuler Absen sebagai Penjaga Generasi
Sayangnya, negara tidak hadir sebagai pelindung. Negara sekuler memposisikan ruang digital hanya sebagai ruang ekonomi, bukan ruang pendidikan dan pembentukan akhlak. Regulasi bersifat parsial, penindakan reaktif, dan penyaringan konten lemah. Platform digital asing dibiarkan mendominasi tanpa kontrol ideologis.
Ketika motif ekonomi dan kebebasan berekspresi dijadikan prioritas, keselamatan generasi dikorbankan. Negara gagal menciptakan ekosistem digital yang aman—gagal menetapkan standar nilai yang menjaga akhlak—dan gagal menjadi benteng moral bagi masyarakat.
Khilafah: Negara sebagai Rā‘in dan Junnah
Dalam Islam, negara memiliki fungsi tegas: rā‘in (pengurus urusan umat) dan junnah (pelindung). Negara Khilafah memiliki visi besar: menyelamatkan generasi dan menjaga kemurnian akidah. Semua kebijakan diarahkan untuk memastikan perlindungan, bukan hanya di dunia nyata tetapi juga di ruang digital.
Khilafah akan:
Menyaring ketat konten merusak
Negara menggunakan teknologi tercanggih untuk memblokir, menutup, dan mencegah masuknya konten berbahaya. Tidak ada toleransi bagi pornografi, judi online, penipuan, atau konten perusak akidah. Ruang digital dipagari dengan standar syariah, bukan sekadar regulasi teknis.
Menjadikan ruang digital sebagai sarana pendidikan dan dakwah
Konten berbasis ilmu, akhlak, sains, dan dakwah diperbanyak dan difasilitasi. Ruang digital tidak dibiarkan liar, tetapi diarahkan untuk membentuk generasi yang kuat secara intelektual, spiritual, dan moral.
Menutup peluang berkembangnya praktik rusak
Dalam negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, judi, zina, riba, penipuan, dan propaganda sesat diberantas dari akar-akarnya. Ketika praktik-praktik rusak tidak tumbuh di masyarakat, maka ruang digital pun otomatis bersih dari konten terkait.
Penutup: Menjaga Generasi, Menjaga Masa Depan Umat
Generasi adalah aset terbesar umat, tetapi hari ini mereka berada di tengah derasnya arus konten destruktif. Tanpa negara yang memiliki visi penyelamatan generasi, umat hanya akan terus menyaksikan lahirnya generasi rapuh dan sekuler.
Karena itu, perjuangan menegakkan syariat Islam bukan semata wacana politik—melainkan keharusan untuk menyelamatkan masa depan peradaban. Hanya dengan negara yang menjadi pelindung sejati, ruang digital dapat menjadi tempat yang aman, bersih, dan mendidik bagi generasi muslim.
Via
OPINI
Posting Komentar