Opini
Ledakan Bom di Sekolah, Potret Buram Dunia Pendidikan
Oleh: Dewi Noviyanti
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk menuntut ilmu seketika berubah menjadi sebuah neraka kecil. Hal tersebut terjadi akibat hilangnya rasa kepedulian dan kasih sayang dalam ruang lingkup sekolah.
Ledakan yang mengguncang SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara, Jumat (7-11-2025) mengejutkan banyak orang. Akibat ledakan tersebut, 96 orang terluka. Terduga pelaku dari peledakan itu tak lain adalah siswa kelas XII dari sekolah tersebut yg bernama Fadel Nazril (17). Ledakan itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB menjelang dilaksanakannya shalat Jum'at. Aksi tersebut dilakukannya bentuk balas dendam akibat tindakan bullying terhadapnya (Tempo, selasa 11-11-2025).
Sejauh ini polisi telah memeriksa beberapa orang saksi termasuk guru, korban, siswa dan juga pelaku disimpulkan bahwa pelaku juga dikenal pribadi yang tertutup, jarang bergaul dan tertarik pada konten kekerasan yang didapat melalui sosial media. Peristiwa ini merupakan yang pertama kali terjadi di negeri ini seorang anak terlibat aksi peledakan yang menimbulkan korban dalam jumlah banyak.
Melihat dari kasus ini bahwa kejahatan yang dilakukan tidak bisa dianggap sepele. Dampaknya sangat besar yaitu berupa korban jiwa dan juga material. Bahkan pelakunya pun masih anak remaja usia sekolah. Efek korban bullying yang mereka terima berakibat fatal. Selain bunuh diri tindakan kekerasan merupakan cara mereka balas dendam.
Selain efek dari korban bullying di sekolah faktor kenyamanan dalam keluarga pun sangat berpengaruh. Dilihat dari latar belakang keluarganya ternyata kedua orang tua pelaku sudah bercerai. Saat ini pelaku tinggal bersama ayahnya dan dua orang saudaranya di mess yang disediakan oleh tempat dimana ayahnya bekerja sebagai juru masak di warung makan siap saji. Sedangkan ibunya bekerja menjadi TKW di Taiwan.
Melihat kondisi seperti ini dan juga terkait catatan yang ditemukan pihak kepolisian indikasi kesepian dan hampa nya sentuhan hangat perasaan dari orang lain terutama keluarga sangat ia butuhkan. Mungkin ada jeritan hati yang sunyi dan amarah yang terpendam dan rasa sakit akibat perundungan tak dapat dilampiaskan oleh kata kata. Hingga ledakan yang terjadi bukan hanya sekedar ledakkan bom saja tapi juga ledakan pelampiasan emosi yang tak pernah tersampaikan.
Terkadang sekolah hanya mengutamakan fungsinya sebagai tempat menuntut ilmu saja. Namun mengabaikan bahwa sekolah seharusnya juga menjadi ruang tumbuh dan berkembang bagi anak didik secara moril. Sekolah di sistem sekuler hanya di setting untuk mengabdi pada kepentingan bisnis para kapitalis yang hanya sibuk mengurusi angka nilai ujian, ranking, akreditas dan capaian administrasi hingga menghilangkan kepekaan nurani. Sekolah hanya dijadikan sebagai penyedia tenaga kerja terlatih namun berharga murah. Bukan untuk mencetak generasi yang berkepribadian mulia dan siap membangun serta menjadi pemimpin peradaban yang cemerlang.
Sistem pendidikan dalam sistem kapitalis sekuler yang tegak diatas paradigma yang rusak meniadakan peran agama didalam kehidupan. Melalui kurikulumnya mendorong para pelajar agar siap menjadi robot kapitalis yang sekuler liberal, individualis dan materialistis. Sekolah melalui para guru melupakan tugasnya sebagai pembentuk karakter yang akan menghasilkan pelajar yang terdidik beradab dan bermoral, mengabaikan pendidikan yang menyembuhkan (healing education) meski hanya sekedar menjadi pendengar yang baik bagi anak anak yang terluka secara emosional. Senyuman terbaik yang dipersembahkan kepada guru tak pelak hanya untuk menyembunyikan kekecewaan, rasa terasing dan amarah yang tak terlupakan. Sekolah seharusnya menjadi ruang aman bagi setiap anak untuk merasa diterima bukan dihakimi.
Sistem Pendidikan dalam Islam
Sistem pendidikan dalam Islam memiliki tujuan yang mulia. Melalui kurikulum yang berbasis akidah Islam dan merujuk kepada Al Quran dan sunnah serta metode pembelajarannya mampu melahirkan SDM yang siap menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah yaitu menjadi pelaksana hukum yang telah Allah tetapkan. Urgensi kesadaran umat Islam terhadap sistem pendidikan Islam harus segera digerakkan. Dengan kesadaran maka perubahan sistem dari sekularisme menuju kepada sistem kepemimpinan Islam akan lebih mudah dan cepat terealisir. Umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan. Sepanjang sejarah, Islam membuktikan bahwa melalui sistem pendidikan Islam mampu melahirkan ilmuwan yang membawa perubahan dan kemajuan mulai dari bidang akhlak dan moral hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan mampu menghasilkan pemimpin yang merubah peradaban dunia menjadi cemerlang melalui pondasi keimanan.
Perubahan melalui kesadaran umat akan dapat terealisasi melalui dakwah Islam kaffah secara kolektif seperti yang pernah dicontohkan rasulullah saw. Janji Allah akan kembali tegaknya khilafah merupakan asa yang harus kita perjuangkan. Perjuangan yang harus diupayakan merupakan bentuk ketaatan terhadap perintahiNya.Siapkan diri menjadi pejuang bukan sekadar penonton.
Wallahu a'lam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar