Pemboikotan Tak Mempan, Bukti Bukan Solusi Palestina

TanahRibathMedia.Com—Umat Islam tidak boleh lepas dari persoalan Palestina. Genosida terhadap Palestina terus berlangsung hingga saat ini. Situasi semakin memburuk setelah sinyal internet dan jaringan telekomunikasi terputus total. Pemadaman total ini memiliki dampak yang sangat besar bagi warga sipil. Pemadaman internet dan jaringan telepon membuat mereka terpisah tanpa kabar. Lembaga kemanusiaan kesulitan dalam memantau korban, rumah sakit pun terhambat untuk mengevakuasi pasien. Bahkan banyak warga yang terpaksa pergi ke tempat tinggi untuk mencari sinyal lewat e-SIM supaya dapat mengirim pesan darurat.

Setelah Israel mengumumkan rencananya untuk menguasai kota Gaza pada 10 Agustus, ratusan ribu warga Gaza dilaporkan telah mengungsi. Kantor PBB mengonfirmasi untuk koordinasi urusan kemanusiaan (OCHA), menyebut bahwa hampir 48.000 masyarakat Palestina telah mengungsi ke selatan dalam 2 hari terakhir. Untuk mempercepat migrasi, Israel mengumumkan pembukaan jalur transportasi sementara melalui jalan salah satu Al-din selama 48 jam (Tribunnews.com 19-09-2025).

Dunia tak tinggal diam. Negara-negara di dunia menyerbu Israel dengan berbagai kecaman. Mereka memutus hubungan perdagangan dengan Israel, memboikot perusahaan Israel, dan berbagai macam kecaman lainnya. Bahkan sekelas Sekjen PBB mengingatkan dunia supaya tidak terintimidasi oleh Israel. Namun Israel tetap pada jalannya. Mereka tetap membombardir Palestina dan terus melakukan genosida terhadap Palestina. Mereka tak peduli dengan kecamatan dunia di luar sana. 

Israel tetap teguh di tengah gelombang boikot, sebab mereka telah menetapkan tujuan akhirnya untuk membangun Israel Raya dengan menjadikan Palestina sebagai pusat kekuasaannya. Tak lupa dengan dukungan negara powerful yakni Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, baik dalam bentuk bantuan militer, ekonomi, maupun diplomasi. Hal ini semakin memperkuat dan mempertahankan penjajahan zionis Yahudi. 

Solusi pemboikotan pada zionis Yahudi hanyalah menjadi lipstik politik. Pemboikotan hanya sebatas formalitas semata supaya tampak negara-negara telah memberikan kecaman yang keras dan serius bagi Israel. Terlebih pada sistem kapitalis saat ini, semua hal dilakukan asal menguntungkan. Maka sangat berkemungkinan di balik pemboikotan, kerjasama antar mereka tetap berjalan. 

Israel kini membabi buta. Serangannya tak akan berhenti hanya dengan solusi kecaman dan pemboikotan. Pembebasan Palestina hanya dapat diletakkan dengan persatuan kaum muslim seluruh dunia, dengan kekuatan politik dan militer yang kuat. Sayangnya, saat ini umat Islam masih terpecah belah karena adanya nation state. Akibatnya, langkah untuk membela Palestina sulit diwujudkan.

Selain itu para penguasa negara muslim juga salah dalam metode pembebasan Palestina. Solusi dua negara yang mereka kerahkan hanyalah solusi yang batil dan tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan, termasuk pemasokan makanan dan alat medis, gencatan senjata, dan lain sebagainya. Mirisnya, para penguasa negeri muslim juga melakukan penghianatan dengan tetap menjalin hubungan diplomatik dengan zionis Yahudi.

Jika kita kembali melihat sejarah, kaum Yahudi adalah kaum yang paling keras permusuhannya terhadap kaum muslimin. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam Q.S Al-Maidah ayat 82. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa solusi yang dibutuhkan untuk menolong saudara-saudara muslim di Palestina adalah bersatunya umat dalam naungan daulah khilafah ala minhaj an-nubuwwah. Sebagai kepemimpinan umum, khilafah bertanggung jawab melindungi umat dari penindasan dan melindungi wilayah kaum muslim dari penjajahan. Keberadaannya menyatukan negeri muslim dan menyatukan kekuatan militer, politik, dan ekonomi umat Islam untuk mengusir penjajahan zionis Yahudi.