SP
Nilai yang Hilang di Balik Kebebasan Digital
TanahRibathMedia.Com—Perkembangan teknologi informasi pada era milenial telah membawa perubahan besar dalam pola interaksi manusia. Dunia digital memberikan ruang luas bagi siapa pun untuk berekspresi, berpendapat, dan berbagi informasi tanpa batasan waktu serta jarak. Namun, kebebasan tersebut sering kali disalahartikan. Banyak individu yang mengabaikan norma kesopanan dan tanggung jawab sosial ketika beraktivitas di dunia maya. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu diikuti dengan kematangan moral, padahal etika digital merupakan fondasi penting dalam menjaga kualitas komunikasi di era modern.
Media sosial yang awalnya dirancang untuk mempererat hubungan kini kerap menjadi ladang konflik dan penyebaran kebencian. Ujaran negatif, fitnah, serta penyebaran informasi palsu (hoaks) menjadi hal yang lumrah dijumpai. Fenomena ini terjadi karena sebagian besar pengguna lebih mengutamakan popularitas dan validasi sosial daripada kebenaran serta empati. Selain itu, budaya instan dan kebutuhan akan pengakuan membuat masyarakat terbiasa bereaksi cepat tanpa menimbang dampak yang mungkin timbul. Padahal, perilaku digital yang tidak beretika dapat merusak citra diri, hubungan sosial, bahkan kestabilan masyarakat secara luas.
Etika digital sejatinya merupakan seperangkat nilai dan norma yang mengatur perilaku individu dalam memanfaatkan teknologi informasi. Prinsip-prinsip seperti menghormati privasi orang lain, tidak menyebarkan informasi palsu, serta menjaga kesopanan dalam berkomentar perlu diterapkan secara konsisten. Kesadaran untuk “berpikir sebelum berbagi” (think before share) dan “menyaring sebelum membagikan” (filter before forward) harus menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri setiap pengguna internet. Melalui penerapan etika digital, kebebasan berekspresi dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab moral dan sosial.
Generasi milenial sebagai kelompok yang paling aktif menggunakan teknologi digital memiliki peran penting dalam menegakkan budaya beretika di dunia maya. Mereka perlu menjadi contoh dalam membangun komunikasi yang santun, kritis, dan berempati. Upaya seperti menolak perundungan siber (cyberbullying), tidak terlibat dalam penyebaran hoaks, serta menggunakan media sosial untuk tujuan edukatif dan inspiratif merupakan bentuk konkret dari etika digital yang baik. Dengan demikian, kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperkuat nilai kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Akhirnya, dunia digital adalah cerminan dari kepribadian manusia itu sendiri. Di balik setiap unggahan, komentar, dan pesan, tersimpan nilai yang mencerminkan karakter penggunanya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa kebebasan digital bukan berarti bebas tanpa batas, melainkan kebebasan yang disertai kesadaran etis. Hanya dengan menegakkan etika digital, masyarakat dapat menciptakan lingkungan daring yang sehat, aman, dan beradab. Teknologi akan benar-benar membawa kemajuan apabila manusia mampu menggunakannya dengan hati, logika, dan moralitas yang seimbang.
M. Fathin
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar