Motivasi
Pasrah ke Allah, Hati Tetap Ringan
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
TanahRibathMedia.Com—Sob, hidup itu kadang absurd, kadang manis, kadang bikin kita mikir, "Ya Allah, ini nikmat atau ujian ya?"
Tapi kalau mau jujur, hati yang ringan itu bukan datang dari drama atau orang lain, tapi dari kesadaran kita sendiri bahwa semua ada di tangan Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (TQS. At-Thalaq: 3)
Pasrah ke Allah itu bikin hidup lebih simpel, sob. Nggak perlu ribet mikirin masa depan yang belum datang, nggak perlu stres karena hal-hal yang nggak bisa kita kontrol. Kita cukup fokus sama nikmat yang ada, seperti anak-anak sehat, tubuh sehat, ada listrik, ada kuota, ada makanan enak di meja, alhamdulillah.
Rasulullah saw. mencontohkan ketenangan hati dalam kehidupan sehari-hari. Beliau bersabda,
“Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Maknanya? Hati tenang itu bikin kita tetap elegan dan santai, biarpun hidup kadang penuh warna. Kita bisa senyum, ketawa, dan tetap tegar menghadapi semua hal. Ulama kontemporer seperti Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menekankan, tawakal dan kesabaran adalah senjata utama hati yang ingin bahagia dan ringan. Praktiknya sederhana tapi mujarab.
Pertama, fokus ke nikmat kecil. Sarapan enak, matahari pagi, teh hangat, tawa anak-anak. Itu bikin hati nggak kosong. Bahkan hal sekecil aroma kopi pagi bisa bikin hati senyum tipis.
Kedua, jangan terlalu serius sama hal-hal yang nggak penting. Dunia ini cuma sekejap, sob. Drama kecil cukup dijadiin bahan ketawa receh. Misal, tumpukan cucian kayak gunung, tinggal bilang, “Waduh, Gunung Everest versi rumah.”
Ketiga, tertawa itu ibadah, serius. Hati ringan, maka ibadah pun ringan. Ketawa kecil bikin hormon bahagia naik, stres turun. Bonusnya garis senyum makin awet, kulit kendor pun nggak terlalu kerasa.
Keempat, hobi dan aktivitas. Membaca, menulis, jalan santai, atau scroll IG yang bikin senyum. Nikmat itu gratis tapi sering terlewat. Jangan sampai gadget cuma bikin panik dan tantrum, tapi bikin senyum juga bisa.
Hidup itu kayak kue cokelat. Kadang manis, kadang pahit, tapi kalau kita nikmatin potongan demi potongan, rasanya tetap lezat. Hati ringan itu kayak lapisan cokelat lembut, walau ada kacang keras di tengah, tetap bikin senyum.
Dan, inget, pasrah itu bukan berarti pasif. Pasrah itu berarti hati nyaman, pikiran tenang, dan jiwa tetap elegan. Kita fokus sama apa yang bisa kita nikmati sekarang, biar hidup nggak kebanyakan drama.
Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan kita untuk bersyukur, karena nikmat yang kita lihat itu bukti kasih sayang Allah
“Dan Dia memberi rezeki kepada kalian dari apa yang kalian tidak sangka.” (TQS. At-Talaq: 3)
Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa bersyukur atas sedikit, Allah akan menambahinya.” (HR. Ahmad)
Maka, sob, tarik napas dalam, senyum tipis, dan bilang,
“Alhamdulillah, aku pasrah, aku bahagia.”
Nikmat kecil itu bisa bikin hati adem walau dunia lagi ramai dan ribet.
Oleh karena itu, hidup adalah tentang mencatat nikmat, lebih sering bersyukur, ikhtiar maksimal dan serahkan semua pada Allah. Nikmat yang ada di depan mata lebih berharga daripada angan-angan yang belum tentu datang. Jadi lapang dada, sabar, tenang dan tetap tersenyum elegan itulah cara hidup yang pasrah, tapi bahagia.
Via
Motivasi
Posting Komentar