IBRAH
Mati Rasa Mati Kata
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Di jalan berdebu, langkah-langkah rapuh terhenti, sorak yang lahir dari dada lapar dan hati tercekik,tertelan oleh raungan mesin baja, yang dingin, tanpa nurani, melindas tubuh yang hanya ingin didengar.
Apakah manusia kini sebatas angka dalam laporan keamanan negara? Apakah darah yang menetes tak lagi merah, melainkan noda yang harus segera dipel?
Mata-mata yang dulu menyalakan api harapan kini mematung, beku, seakan dunia sudah kehilangan bahasa, tak sanggup menyebut: sakit, perih, duka.
Dan kekuasaan berdiri di menara dengan wajah tanpa cermin,tak lagi kenal wajah rakyatnya selain bayangan musuh yang harus dibungkam.
Namun, wahai tanah yang basah oleh air mata, ketahuilah ada jiwa yang tak pernah bisa dilindas, ada suara yang tetap hidup meski lidah-lidah dipatahkan.
Karena dari tubuh yang remuk akan lahir seribu gema, dari satu kata yang dibungkam akan tumbuh sejuta suara: menuntut, menggugat, mengingatkan dunia bahwa kemanusiaan tak boleh mati rasa, tak boleh mati kata.
Kota Angin, 28.08.2025
Via
IBRAH
Posting Komentar