Opini
Islam, Sumber Ketenangan Berpikir
Oleh: Nora Ummi Zubair Aqmar
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—“Wakil rakyat seharusnya merakyat.”
Kutipan lagu Iwan Fals yang membekas dalam ingatan kita ketika mengingat kejadian dalam beberapa hari ini di Indonesia. Rakyat memenuhi jalan menuntut hak mereka dan mulai melakukan aspirasi. Bagaimana mungkin ada ketenangan bagi rakyat, ketika di tengah kepahitan yang rakyat terima, DPR selaku wakil rakyat menerima kenaikan tunjangan?
Sedangkan rakyat menerima kabar pahit. Pajak dinaikkan, gaji rakyat tanpa kenaikan. Pengurusan kesehatan dipersulit. Bagaimana mungkin mereka sanggup berpikir menaikkan gaji DPR, di tengah kesulitan rakyat di segala lini?
Telah nyata dijelaskan bahwa anggota DPR dalam masa jabatan 2024-2029 ini mendapat kenaikan tunjangan. Antara lain, tunjangan rumah 50 juta, tunjangan beras 12 juta, tunjangan bensin 7 juta rupiah (Kompas.com, 20-08-2025).
Tak selang beberapa lama setelah banyaknya kerusuhan di berbagai kota, Wakil ketua DPR, Aries Kadir mengklarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar. Tunjangan beras berubah menjadi 200.000 rupiah per bulan dan tunjangan bensin menjadi 3 juta rupiah per bulan. Sungguh ironis.
Penguasa sedang Bermain Api
Aksi demo dan menjarah berbagai kawasan tempat tinggal anggota DPR sudah berlangsung di ibukota negara maupun di beberapa wilayah di Indonesia. Anarkisme mendominasi dalam aksi para pemuda tersebut. Hal ini dipicu oleh titik jenuh rakyat dan rasa muak yang luar biasa terhadap anggota DPR.
Sistem demokrasi sekuler adalah biang utamanya. Aturan hidup anti Tuhan ini mencuci otak sebagian besar pejabat untuk tidak memikirkan kepentingan rakyat. Aturan hidup yang membuat sesak dan rakyat mati rasa terhadap penguasa. Karena penguasa membuat rakyat seperti seonggok manusia tanpa rasa.
Para elit membuat kebijakan di luar nalar yang menghisap darah rakyat. Yang membuat keputusasaan pada diri rakyat semakin tinggi. Seolah tidak ada harapan rakyat untuk bangkit karena setiap mereka bergerak penguasa mengunci mereka dengan pasal-pasal jahat yang berbalik menyerang rakyat. Berbicara sedikit didera pasal, bertindak sedikit didera pasal. Rakyat membisu.
Akan tetapi rakyat bukanlah manusia yang tidak punya ego. Mereka tetap manusia biasa. Ada yang diam namun, juga yang bertindak. Bertindak tanpa berpikir panjang ke depan. Pembakaran, pengrusakan, penjarahan adalah hal biasa yang kini tampak di daerah ibukota negara Indonesia. Api yang timbul akibat kebijakan yang tidak memikirkan rakyat.
Islam Solusi Hakiki dari Ketenangan berpikir
Rakyat marah adalah kewajaran. Rakyat muak adalah kewajaran. Rakyat benci adalah kewajaran. Namun di antara peliknya persoalan hidup kita masih ada Allah yang peduli dengan diri kita. Maka, sambutlah pertolongan Allah bagi diri kita. Dengan berpikir tenang, kita akan menyerahkan keadaan ini harusnya kepada sang Pencipta manusia.
Opini pembubaran DPR sedang ramai digaungkan. Pertanyaannya, lalu apakah pengganti DPR selanjutnya ketika dibubarkan? Apakah rakyat langsung bertindak ikut dalam memutuskan kebijakan di negeri ini, tanpa adanya para pemikir di tataran penguasa?
Fakta salah fungsi DPR saat ini benar adanya. Perlu kita identifikasi sebenarnya hal yang harus diubah. Rakyat seharusnya berupaya untuk tidak berpikir dan bertindak gegabah tanpa arah.
DPR adalah kumpulan para pemikir yang ada di sistem demokrasi jahat saat ini. Mereka bukanlah orang yang tidak punya pandangan sehingga memutuskan kebijakan nyeleneh terhadap rakyat. Sudut pandang mereka dalam membuat kebijakan bukanlah aturan tuhan. Mereka banyak merujuk pada nafsu yang itu lahir dari pemikiran barat. Maka itulah yang harus kita tunjukkan terlebih dahulu.
Negeri di dalam Islam diisi oleh politisi yang mengandalkan Allah dalam membuat kebijakan. Semua bertumpu pada sudut pandang Islam. Karena hanya itu ideologi yang benar di antara 2 ideologi bathil atau rusak di dunia yakni Kapitalisme dan Komunisme.
Sudut pandang Islam merubah persepsi pemimpin bahwa menjadi pemimpin tidak harus memperkaya diri. Menjadi pemimpin di tengah masyarakat harus jadi teladan.
Memberikan keputusan untuk rakyat dengan ketepatan dan kejelian berpikir. Tak kalah penting tidak bisa menyalahi hukum syari'at. Ditambah pula memiliki rasa sayang akan rakyat karena itu adalah amanah di hadapan Allah.
Tak ketinggalan pula, punya jiwa pantang menyerah dan tidak mau tunduk dengan asing ketika bekerja sama dengan mereka. Senantiasa dekat dengan Tuhannya ketika malam-malam hening tiba.
Adakah sosok pemimpin dan pejabat seperti ini bisa terealisasi?
Sulit, jika aturan yang ada hanya disandarkan kepada demokrasi sekuler. Lain hal, jikalau kita menggunakan Islam. Maka berpikirlah seribu kali untuk menolak syariah Islam! Karena dari kejadian yang telah terjadi banyak menyadarkan kita kerapuhan sistem buatan manusia saat ini. Semuanya pasti berbalik kepada maunya Allah dan bukan maunya manusia. Karena dunia dan seisinya mutlak hanyalah milik Allah.
Via
Opini
Posting Komentar